Paradoks hedonismeParadoks hedonisme, juga disebut paradoks kesenangan, mengacu pada kesulitan praktis yang dihadapi dalam mengejar kesenangan. Bagi kaum hedonis, pencarian kesenangan terus-menerus justru tidak menghasilkan kesenangan atau kebahagiaan yang nyata dalam jangka panjang—atau bahkan dalam jangka pendek. Ketika hasrat mereka untuk mengejar kesenangan justru membuat mereka tidak bisa merasakan kesenangan yang sesungguhnya. Filsuf utilitarian Henry Sidgwick pertama kali mengungkapkan istilah ini dalam The Methods of Ethics, ia menyatakan bahwa paradoks hedonisme menunjukkan bahwa kesenangan tidak dapat diperoleh secara langsung.[1] Variasi dan kajian lain tentang paradoks hedonisme juga dibahas pada ranah etika, filsafat, psikologi, dan ekonomi. Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
|