Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Paradigma Faktor Lin adalah teori yang ditemukan oleh Carolyn A. Lin tentang faktor-faktor yang membantu pemberian keputusan dalam penerapan berbagai jenis teknologi komunikasi.[1] Faktor ini mempelajari dampak dari sebuah penerapan teknologi pada sistem sosial, audiens, dan pola penggunaan.[2]
Budaya teknologi: pembentuk kepercayaan, gagasan dan penerimaan pasar terkait inovasi teknologi.
Tren teknologi: pencegahan, percepatan, penghentian inovasi teknologi dan kompetisi pasar.
Kompetisi pasar: pembentukan dan penataan ulang inovasi teknologi, tren, difusi, adopsi.
Faktor Sosial
Sifat inovatif: berani, suka tantangan, sedikit risiko.
Kebutuhan inovatif: kebutuhan untuk aktualisasi diri ke arah inovatif.
Efektivitas: pemahaman tingkat kemampuan dan kepercayaan diri.
Orientasi kognitif: kepercayaan, sikap, kontrol diri, intensi perilaku terkait dengan penerapan.
Faktor Audiens
Pemuka pendapat: memiliki pengaruh yang kuat dalam sebuah inovasi, penyebaran dan penerapan di seluruh aspek sosial.
Massa yang kritis: kelompok awal memiliki peranan penting dalam pemerataan penerapan.
Sistem media: media, media hiburan, budaya pop yang dapat membantu pertumbuhan budaya teknologi dan menambahkan kata baru ke dalam aspek sosial.
Faktor Teknologi
Sifat inovatif: derajat teknologi, kompleksitas, keuntungan relatif, kecocokan dan observasi.
Keberadaan sosial: kemampuan teknologi untuk membangun kesadaran dalam realisme interaksi sosial.
Kesempurnaan media: kemampuan teknologi untuk menyampaikan isyarat petunjuk verbal maupun nonverball dalam menyediakan umpan balik secara langsung.
Kelancaran teknologi: kemampuan teknologi dalam menyediakan tatap muka antara modalitas multifungsi dengan transmutasi untuk memberikan pengalaman berkomunikasi dan berinteraksi dengan lancar.
Faktor Adopsi
Non-adopsi: menunjukkan hilangnya atau negatifnya tautan antara sistem, audiens, sosial, teknologi.
Penghentian: mengarah ke interaksi negatif yang melibatkan sistem, audiens, sosial, teknologi.
Kecenderungan penerapan: mencerminkan penerapan adopsi yang tertunda karena halangan intrinsik atau ekstrinsik.
Penerapan: mengadopsi teknologi untuk mempertemukan kebutuhan yang berbeda antara individu atau institusi.
Penemuan ulang: menemukan cara baru dalam penginovasian teknologi.
Faktor Penggunaan
Arus komunikasi: kepuasan terhadap pemahaman kendali diri, perhatian, keingintahuan, ketertarikan melalui dorongan teknologi.
Angka harapan: kepuasan terhadap pemahaman tingkat nilai yang melampaui biaya yang diharapkan.
Manfaat dan kepuasan: kepuasan terhadap kebutuhan informasi rapat (kerja), stimulasi (permainan), pendidikan (pembelajaran), media sosial (koneksi).
Referensi
^Ess, Charles. Culture, Technology, CommunicationTowards an Intercultural Village. New York: State of University New York Press
^Lin, C.A. & Atkin, D.J. (2002) Communication Technology and Society, Cresskill, NJ: Hampton Press, Inc