Pantenan, Panceng, Gresik
Sejarah dari desa pantenan Alkisah desa pantenan, dahulu kala desa pantenan terletak di sebelah barat desa. Desa pantenan yang sekarang ini berdekatan dengan ds. Bluri Kec. Paciran Kab. Lamongan. Terbukti hingga sekarang masih ada peninggalan berupa sendang, yang disebut warga sekitar sendang desa pantenan. Disebelah barat jalan sendang ada tanah kosong seperti pundang yang katanya bekas masjid. Pada waktu dulu di pantenan dipimpin oleh seseorang yang dinamakan penggedi pantenan, beliau hendak menyunting putri kabunan yang terletak di desa sidokilar atau klayar Kec. Paciran Kab. Lamongan. Tetapi sialnya beliau belum tercapai, dia terkena panah musuh hingga tewas dan dikubur di desa klayar. Beliau mempunyai kendaraan berupa kuda sembrani, Adapun senjatanya berupa tumbak dan dimakamkan, hingga sekarang disebut makam kamdowo. Sepatunya juga dikubur hingga sekarang disebut makam pendek (kamdig). Setelah pimpinan desa meninggal, penduduk desa pantenan sering sekali mungsakan dengan masyarakat desa bluri. Karena sering kalinya tawuran sehingga masyarakat desa pantenan menjadi resah. Pada kala itu ada salah satu penduduk desa pantenan berjalan-jalan ke sebelah timur desa. Dia menengok ada burung kuntul hinggap di pohon beringin yang begitu besar. Rasa penasaran mulai muncul dikepala orang tersebut, akhirnya burung itu didekatinya. Setelah didekatinya orang itu melihat di bawah pohon beringin ada sumur besar dengan sumber yang deras sehingga orang itu memberi nama sumur gede. Melihat sumur itu orang tersebut mau meminumnya. Lalu berpikirlah bagaimana caranya saya bisa menggambil air ini?, ujar orang itu. Lalu orang itu menggambil kayu dan dibuatlah senggotan. Daripada masyarakat desa pantenan hidup disana (desa yang dulu) tidak tentram alangkah baiknya diajak pindah kesini saja toh ya udah ada sumurnya yang sudah aku beri nama desa senggot, pikir orang tersebut. Lalu pulanglah orang itu, terus memberi tau kepada masyarakat desa pantenan, bahwa disana ada sumur besar dengan sumber yang deras dan sudah saya beri senggotan, ujar orang itu. Kemudian orang tersebut mengajak pindah ke desa senggot. Lalu semua masyarakat menyetujui tawarannya. Masyarakat berbondong-bondong pindah ke desa itu. ReferensiTemplat:Https://pantenan.000webhostapp.com/
|