Pandemi Covid-19 di Kalimantan Selatan
Pandemi COVID-19 di Kalimantan Selatan diawali dengan temuan kasus positif pertama penyakit koronavirus 2019 di Banjarmasin pada tanggal 22 Maret 2020.[2] Setelahnya jumlah kasus melonjak pesat, sebagian besar terkait dengan peserta Ijtima Ulama Dunia 2020.[3] Pada tanggal 7 Mei 2020, pandemi sudah menyebar ke 13 kabupaten dan kota dengan Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah Bumbu, dan Kabupaten Banjar sebagai daerah paling terpapar COVID-19 di Kalimantan Selatan.[4] Sampai dengan 5 Mei 2021, terdapat 33.148 kasus di Kalimantan Selatan, dengan 1.922 kasus di antaranya sedang dirawat, dan 30.270 kasus sembuh, serta 956 kasus lainnya meninggal dunia. Statistik
TanggapanPada tanggal 19 April 2020, Kementerian Kesehatan menyetujui pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk Kota Banjarmasin yang diterapkan mulai awal Ramadan 1441 H atau 24 April 2020.[5] Pada hari Sabtu, 16 Mei 2020. Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Barito Kuala juga menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara serentak mulai pukul 00.01 WITA setelah disetujui oleh Kementerian Kesehatan RI pada 11 Mei 2020.[6] DampakSebagai respons terhadap penyebaran COVID-19 di Kalimantan Selatan, pusat perbelanjaan terbesar di Kalimantan Selatan mendadak sepi. BRT Banjarbakula pun membatasi jumlah penumpang dan mengurangi jadwal keberangkatan. Sejumlah sekolah dan perguruan tinggi di Kalimantan Selatan memilih untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Selain itu kegiatan kampus seperti wisuda dan pertemuan pun dibatalkan.[7] Dampak dari pandemi COVID-19 membuat gelaran yang biasanya dihadiri jutaan jemaah, yaitu Haul Guru Sekumpul tahun 2021 ditiadakan. Banyak majelis taklim meliburkan sementara kegiatan. Masjid Raya Sabilal Muhtadin memutuskan untuk meniadakan kegiatan salat tarawih dan buka bersama selama bulan Ramadan 1441 H sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.[8] Referensi
|