Artikel ini mendokumentasikan suatu wabah penyakit terkini. Informasi mengenai hal itu dapat berubah dengan cepat jika informasi lebih lanjut tersedia; laporan berita dan sumber-sumber primer lainnya mungkin tidak bisa diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini mengenai wabah penyakit ini untuk semua bidang.
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
‡Kasus yang dicurigai belum dikonfirmasi karena galur ini sedang diteliti di laboratorium. Beberapa galur lain mungkin telah dicegah.
Pandemi koronavirus/COVID-19 di Banyuwangi 2020 pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 29 Maret 2020. Pasien merupakan suspeck covid 19 asal Kecamatan Muncar yang kemudian dikonfirmasi terinfeksi COVID-19 selama menjalani perawatan di RSUD Blambangan.[1]
Penularan covid-19 terbesar di kabupaten banyuwangi berada di kecamatan tegalsari, tepatnya di desa blokagung, setelah ditemukanya klaster pondok pesantren darussalam pada 20 agustus 2020. Klaster ponpes tersebut menyumbang 77 kasus positif baru di kabupaten banyuwangi pada 21 agustus 2020.
Sedangkan total kasus COVID-19 DI INDONESIA positif covid-19: 169,195, sembuh: 122,802, dan yang Meninggal dunia sebanyak: 7,261. sumber: Badan nasional penanggulangan bencana. Indonesia sendiri menjadi negara dengan kasus positif terbanyak ke 23 di dunia dari 216 negara yang mengonfirmasi kasus covid-19, sedangkan di asia tenggara indonesia berada di posisi kedua setelah Filipina.
Hingga saat ini, COVID-19 telah menginfeksi sebanyak 24,955,305 orang, dengan 842,198 kematian, dan 17,338,032 orang sembuh di seluruh dunia.
Pandemi koronavirus pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada 17 November 2019. Pandemi COVID-19 yang disebabkan salah satu jenis koronavirus yang diberi nama SARS-CoV-2[2] ini mengakibatkan pneumonia dan kegagalan multiorgan lainnya.[3] Pengidap infeksi ini akan menunjukkan gejala demam, batuk kering, hingga kesulitan bernafas,[4][5] namun penelitian selanjutnya menemukan adanya kemungkinan pengidap khususnya mereka yang berusia muda tidak menunjukkan gejala klinis apapun yang menjadikannya justru lebih berbahaya dalam hal penyebarannya.[6]Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada 11 Maret 2020.[7][8][9][10]
Kronologi
29 Maret 2020, RSUD Blambangan Banyuwangi mengonfirmasi hasil tes yang menunjukkan positif COVID-19 pada salah satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat di sana sejak 22 Maret. Pasien merupakan perempuan berusia 39 tahun yang diketahui bekerja di Bali, pasien beserta suaminya pulang ke Banyuwangi pada 4 Maret 2020, 6 hari kemudian pasien merasakan gejala flu dan demam, ia sempat dirawat di rumah sakit selama 2 hari dan pulang keesokan harinya, namun setelah sehari di rumah ia kembali mengeluh sakit dan kemudian dirawat lagi dengan status PDP.[11] Pada 29 Maret saat ia dikonfirmasi sebagai kasus pertama di Banyuwangi, pasien dinyatakan telah membaik dan tak lagi memakai alat bantu pernapasan, ia diperbolehkan pulang pada 8 April 2020.[12]
9 April 2020, RSUD Genteng Banyuwangi mengonfirmasi adanya pasien PDP yang meninggal dunia. Pasien merupakan laki-laki berusia 66 tahun yang dirawat di RSUD Genteng sejak 1 April lalu, ia mengeluh flu dan demam setelah pulang dari Lumajang dan Jember. Petugas medis kemudian melakukan rontgen pada paru-parunya dan ditemukan adanya gejala pneumonia dan menaikkan statusnya menjadi PDP. Dinas Kesehatan Banyuwangi kemudian melakukan uji cepat (rapid test) dan uji usap (swab) tenggorokan yang hasilnya menunjukkan pasien reaktif yang menjadi salah satu indikator awal terjangkit virus SARS-CoV-2. Sedangkan uji usapnya masih diproses di Surabaya dan baru dapat diketahui 7 hari kemudian. Meski belum diketahui pastinya, RSUD Genteng telah menerapkan pemulasaraan jenazah mengikuti protokol penanganan jenazah terinfeksi COVID-19.[13][14][15]
10 April 2020, pemerintah melalui Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi mengonfirmasi adanya 2 kasus positif infeksi COVID-19. Satu kasus adalah status Pasien Dalam Pengawasan yang telah meninggal di RSUD Genteng sebelumnya, dan satu kasus dari seorang pasien yang tertular dari klaster Asrama Haji Surabaya. Klaster Asrama Haji Surabaya pada pertengahan Maret lalu telah dipetakan oleh Pemprov Jatim sebagai salah satu klaster penyebaran virus yang saat itu diikuti oleh ratusan peserta se-Jatim. Meski telah ditetapkan positif, pasien terpantau terus membaik, ia juga hanya menunjukkan gejala demam ringan.[16]
6 Mei 2020, Pemerintah melalui jubir gugus tugas percepatan penanganan covid 19 kabupaten banyuwangi mengonfirmasi tambahan 1 pasien positif covid 19. Pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Banyuwangi bertambah 1 orang. Total saat ini sudah ada 4 pasien positif di Banyuwangi, di mana satu di antaranya sembuh dan satu lainnya meninggal. Adapun yang dalam perawatan dua orang Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, mengatakan, pasien terkonfirmasi nomor 04 tersebut adalah perempuan dari Kecamatan Genteng. Dia memiliki kontak dekat dengan pasien 02 Dengan hasil ini, Rio mewanti-wanti seluruh warga untuk terus menerapkan protokol kesehatan menghadapi covid-19. Khususnya pemakaian masker dan physical distancing. "Adanya penularan virus dari kontak dekat keluarga, menunjukkan bahwa Banyuwangi sudah masuk daerah dengan penyebaran lewat transmisi lokal. Tidak lagi dari pendatang dari daerah terjangkit. Untuk itu, kita harus terus waspada, tapi tetap jangan panik," kata dokter lulusan Universitas airlangga tersebut.
17 Mei 2020, Pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Banyuwangi hari ini, Minggu (17/5/2020), bertambah 1 orang sehingga menjadi lima orang. Pasien terbaru atau pasien 05 ini merupakan kontak erat dengan pasien 02. "Ini penyebaran transmisi lokal. Pasien 05 ini adalah anak dari pasien 02 dan 04," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Minggu (17/5/2020). Total saat ini sudah ada 5 pasien positif di Banyuwangi, di mana satu di antaranya sembuh dan satu lainnya meninggal. Adapun yang dalam perawatan tiga orang. "Kami sudah menerima hasilnya dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya tadi sore. Terkonfirmasi satu pasien positif asal Banyuwangi. Dan sudah diumumkan langsung oleh Pemprov Jatim," kata Rio, panggilan akrab Widji Lestariono.
24 Mei 2020, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono menjelaskan, pasien 06 berjenis kelamin pria ini pernah mengikuti rapid test masal yang digelar pada 13 Mei 2020. "Meski KTP Surabaya, karena saat ini dia domisili di Banyuwangi, yang bersangkutan tetap kami catat sebagai pasien asal Banyuwangi," ujarnya. Yang bersangkutan datang dari Surabaya pada 26 April 2020. Beberapa hari kemudian dia ada gejala pilek, sakit tenggorokan, serta gangguan pengecapan dan penciuman. Lalu sempat rapid test di salah satu rumah sakit, hasilnya reaktif. Kemudian kembali ikut rapid test masal yang digelar Dinas Kesehatan pada 13 Mei 2020, hasilnya pun reaktif. “Selama proses itu, yang bersangkutan mengisolasi diri. Kemudian kami uji swab, dan hasilnya keluar hari ini, yaitu positif,” ujar Rio, sapaan akrab Widji Lestariono.“Kondisi umum kesehatannya sejauh ini baik," imbuh Rio.
25 Mei 2020, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan, tambahan satu pasien ini merupakan warga Banyuwangi yang selama ini rutin berobat ke Surabaya karena penyakit tertentu. “Pasien nomor 07 ini mempunyai penyakit yang sejak 2018 mengharuskan yang bersangkutan berobat rutin ke Surabaya. Pasien 07 berjenis kelamin pria 24 tahun, asal Kecamatan Siliragung,” ujar Rio, sapaan akrabnya, Senin (25/5/2020). Rio menjelaskan, sejak 2018, pasien tersebut berobat rutin ke RS Airlangga Surabaya. Pada periode Februari-Maret 2020, yang bersangkutan 3 kali kontrol ke Surabaya. Pada 23 April, pasien sempat dirawat inap di RS Airlangga Surabaya. Pada 18 Mei lalu, lanjut Rio, pasien dibawa ke IGD RSUD dr Soetomo, Surabaya, untuk dilakukan suatu tindakan medis guna penanganan penyakitnya tersebut. Karena masa pandemi, maka prosedurnya dilakukan tes terkait Covid-19. Dilakukanlah uji swab, dan diketahui hasilnya positif. "Pasien 07 tersebut saat ini masih dirawat di RSUD dr. Soetomo Surabaya," jelas dokter lulusan Universitas Airlangga ini. Meski pasien di Surabaya, Gugus Tugas Covid 19 Banyuwangi tetap akan melakukan tracing kepada kontak dekat pasien. "Kami lakukan tracing dan rapid test, juga uji swab sesuai protokol Covid-19," pungkasnya.
28 Mei 2020, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan, pasien 08 merupakan pria warga Kecamatan Tegadlimo yang selama ini bekerja di salah satu kapal penumpang Ketapang-Gilimanuk. "Usianya 25 tahun, saat ini sedang isolasi mandiri di rumahnya dengan pantauan Puskesmas. Kondisinya baik dan tidak ada gejala klinis berarti," jelasnya, Kamis (28/5/2020). Rio, sapaan akrab Widji Lestariono, menjelaskan kronologis pasien 08. Pada 10 Mei, pasien mengalami demam, batuk, dan nafsu makan turun. "Lalu dibawa ke RS Fatimah. Di sana lalu di-rapid test, hasilnya reaktif, dan foto thorax menunjukkan adanya pneumonia. Sehingga ditetapkan sebagai PDP. Lalu dilakukan tes swab, dan hasilnya dinyatakan positif. Yang bersangkutan proses dibawa ke salah satu rumah sakit rujukan, untuk pengawasan lebih lanjut," imbuhnya.
30 Mei 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi melaporkan adanya tambahan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona. Satu orang, yaitu Pasien 07 yang merupakan warga Kecamatan Siliragung, dinyatakan sembuh. “Pasien tersebut sudah dilakukan uji swab yang kedua dan ketiga, hasilnya negatif semua. Dengan demikian, jumlah pasien yang sembuh di Banyuwangi ada dua orang dari total 9 kasus positif saat ini. Ada satu meninggal, dan enam lainnya dalam perawatan,” papar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Sabtu (30/5/2020). Rio, sapaan akrabnya, menambahkan, pada hari ini juga bertambah satu pasien positif terinfeksi virus corona. “Selain ada tambahan satu pasien sembuh, ada satu lagi yang positif. Sehingga total ada 9 pasien positif,” ujarnya. Dia menjelaskan, pasien terbaru atau pasien 09. Pasien tersebut adalah seorang tenaga kesehatan. Dilanjutkan Rio, pasien 09 ini adalah salah seorang tenaga kesehatan yang mengikuti rapid test massal untuk tenaga kesehatan pada 19 Mei 2020. Pasien tersebut adalah satu dari 23 tenaga kesehatan yang saat itu hasil rapid test-nya reaktif. "Kepada 23 tenaga medis ini, saat itu kita ambil swab untuk diuji di Surabaya. Hasilnya, ada satu yang dinyatakan positif sebagai pasien 09. Sedangkan 22 orang lainnya negatif," kata Rio. Rio menambahkan, kondisi pasien 09 secara klinis baik, sehingga yang bersangkutan bisa dikatakan sebagai OTG (orang tanpa gejala).
05 Juni 2020, Pasien sembuh dari infeksi virus corona (Covid-19) di Banyuwangi per hari ini, Jumat (5/6/2020), bertambah satu orang. Sehingga total pasien yang sembuh mencapai 3 orang dari 10 kasus positif yang ada. ”Hasilnya sudah keluar, pasien 04, warga Kecamatan Genteng, telah dinyatakan negatif. Dan juga sudah diumumkan oleh Pemprov Jawa Timur,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono. Rio, sapaan akrabnya, mengatakan, dengan tambahan satu orang yang sembuh, maka recovery rate atau tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Banyuwangi sebesar 30 persen. ”Recovery rate cukup baik, dan kita terus berdoa dan bekerja semoga pasien yang sembuh terus bertambah. Treatment dilakukan dengan terus menambah asupan vitamin, menjaga psikologi pasien, dan langkah-langkah medis lainnya,” ujar dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tersebut. Pada saat yang sama, sambung Rio, Gugus Tugas Banyuwangi juga mengumumkan penambahan satu pasien positif, sehingga menjadi 10 orang terinfeksi Covid-19, di mana 3 orang sembuh, 6 orang perawatan, dan 1 orang meninggal. "Hasil swab pasien 10 sudah keluar, dan dinyatakan positif. Pasien langsung kami rawat di RSUD Blambangan,” ujarnya. Pasien 10 tersebut, lanjut Rio, sebelumnya melakukan rapid test pada 30 Mei lalu, dan diketahui hasilnya reaktif. Sesuai prosedur, warga tersebut langsung dilakukan tes swab alias uji usap tenggorokan, dan hasilnya terbit hari ini. ”Kondisi pasien 10 saat ini secara klinis sangat baik, sehingga yang bersangkutan bisa dikatakan sebagai OTG atau orang tanpa gejala. Tapi tetap kami isolasi di RSUD Blambangan. Kemudian akan terus dilakukan treatment, dan dalam waktu dekat kita uji swab lagi," kata Rio.
08 Juni 2020, Kabupaten Banyuwangi kembali mencatatkan pasien sembuh dari virus corona (Covid-19). Kini, ada empat dari 10 pasien positif corona di Banyuwangi yang dinyatakan sembuh. Dengan demikian, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Banyuwangi mencapai 40 persen. Satu tambahan pasien sembuh adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berprofesi sebagai perawat asal Kecamatan Cluring. Dia sembuh usai menjalani perawatan selama dua pekan. Juru Bicara Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr. Widji Lestariono mengatakan, pasien dinyatakan sembuh menyusul hasil swab ulang yang keluar akhir pekan lalu. “Pasien sudah dua kali swab dinyatakan negatif. Pada 5 Juni dinyatakan negatif, dan akhir pekan lalu hasil swab juga negatif,” ungkapnya, Senin (8/6/2020). Sekadar diketahui, pasien tersebut adalah salah seorang tenaga kesehatan yang mengikuti rapid test massal untuk tenaga kesehatan pada 19 Mei 2020. Pasien tersebut adalah satu dari 23 tenaga kesehatan yang saat itu hasil rapid test-nya reaktif. Kepada 23 tenaga medis tersebut lalu diambil swab untuk diuji di Surabaya. Hasilnya, ada satu yang dinyatakan positif. Sedangkan 22 orang lainnya negatif. Saat ini, jumlah pasien positif di Banyuwangi sebanyak 10 orang, di mana 4 orang dinyatakan sembuh, 5 orang perawatan, dan 1 orang meninggal.
08 Juni 2020, Pada hari ini, kami mengumumkan adanya pasien sembuh dari covid 19, sekaliguas ada penambahan kasus konfirmasi virus corona yang tercatat sebagai pasien 11," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Senin (8/6/2020). Pasien konfirmasi positif covid hari ini, lanjut dia, adalah seorang pria (44 tahun), asal Kecamatan Srono, Banyuwangi. Pasien nomor 11 ini bekerja di Balikpapan, Kalimantan. "Sebenarnya pasien ini, sejak bulan November 2019 sudah menetap kembali di Banyuwangi. Dia berencana kembali ke Kalimantan, dan membutuhkan surat keterangan non reaktif dari rapid diagnose test (RDT). Lalu, pria tersebut melakukan RDT mandiri di salah satu rumah sakit swasta di Banyuwangi secara mandiri pada 2 Juni 2020. Berbekal hasil non reaktif, dia berangkat ke Surabaya," papar Rio, sapaan akrabnya. Saat tiba di Surabaya, kata Rio, dia bertemu rekan kerjanya dari Surabaya yang juga akan ke Kalimantan. Bersama, mereka melakukan tes swab mandiri di Surabaya pada 4 Juni 2020. "Dan hasilnya, kedua pria ini dinyatakan positif corona. Pasien 11 ini pun langsung kembali ke Banyuwangi," jelas Rio. Rio menambahkan bahwa kondisi klinis pasien 11 secara umum sehat, tidak ada gejala kesakitan. Saat ini, pasien 11 telah menjalani isolasi di RSUD Genteng Banyuwangi. "Bisa dikatakan, pasien adalah OTG (orang tanpa gejala). Namun, yang bersangkutan tetap akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Kami juga sudah melakukan tracing ke kontak erat pasien. Segera kami lakukan rapid test, dan khusus kontak dekat juga akan dilakukan tes swab pula" kata dokter lulusan Universitas Airlangga tersebut.
13 Juni 2020, "Hari ini ada hasil 16 swab yang dikirim ke Kabupaten Banyuwangi. Hasilnya 7 dinyatakan positif COVID-19 dan 9 dinyatakan negatif hasil uji swab-nya," kata Juru Bicara Penanganan Covid 19 Banyuwangi dr. Widji Lestariono, Sabtu malam (13//6/2020). "Dengan hasil tersebut, secara kumulatif kasus positif Covid-19 di Banyuwangi ada 20 pasien," imbuh Rio, panggilan akrab Widji Lestariono. Dijelaskan Rio, enam orang yang hari ini positif terinfeksi corona merupakan hasil dari pelaksanaan rapid test massal yang digelar PT Pelindo III di Banyuwangi pada 2- 5 Juni 2020. Rapid test gratis tersebut diikuti 3.000 warga Banyuwangi, termasuk ABK, nelayan, dan peserta umum yang akan berangkat ke Bali. "Pada saat hari ketiga pelaksanaan yang diikuti 2.300 orang lebih, saat itu ditemukan lima orang yang hasilnya reaktif. Hari berikutnya juga ditemukan warga yang reaktif. Lalu kepada mereka kami uji swab. Dan hasilnya, hari ini dinyatakan enam orang yang pernah mengikuti rapid test oleh Pelindo dinyatakan positif," beber Rio. Rio lalu merinci pasien positif terbaru. Yakni empat orang ABK dari KMP yang beroperasi di Selat Bali, dan tiga orang karyawan. "ABK ini bekerja di satu kapal penumpang yang sama. Mereka ada yang berasal dari kecamatan Banyuwangi, Wongsorejo, dan Kalipuro," kata Rio. "Berikut tiga lainnya karyawati PT. Pupuk Kaltim yang tercatat sebagai warga Kecamatan kota sebagai pasien 18, lalu karyawan swasta asal Srono sebagai pasien 19. Sementara pasien 20 adalah karyawan Akademi Penerbangan Indonesia ber-KTP Tangerang. Selama di Banyuwangi tinggal di Sukowidi Ketapang," imbuhnya. Rio mengungkapkan bahwa ketujuh orang tersebut kondisi umumnya secara klinis bisa dibilang baik. Sehingga mereka dapat dikatakan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). "Sudah ada yang dirawat di rumah sakit. Sementara yang masih menjalani isolasi mandiri di rumah, akan segera kami isolasi di rumah sakit untuk dirawat lebih lanjut, dan segera diambil swabnya untuk melihat perkembangannya," jelasnya.
21 Juni 2020, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Minggu (21/6/2020) mengungkapkan bahwa pasien yang dinyatakan sembuh tersebut adalah pasien 10 dan pasien 12. Hasil uji swab terakhir menyatakan keduanya negatif virus corona baru. "Dengan demikian, total ada tujuh pasien yang semula positif Corona Covid-19 di Banyuwangi dan kini dinyatakan sudah sembuh," kata Rio, sapaan akrab Widji Lestariono. Rio mengungkapkan bahwa pasien 10 adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Glagah. Dia dinyatakan positif terinfeksi corona pada 5 Juni 2020 lalu. Sementara pasien 12 adalah pria yang tinggal di Ketapang Kalipuro, dan dikonfirmasi positif sejak 11 Juni 2020 lalu. "Keduanya, saat itu adalah OTG. Selain menjalani perawatan di rumah sakit, yang bersangkutan juga melakukan isolasi mandiri di rumah. Meski di rumah, namun mereka tetap dalam pantauan petugas kesehatan. Dan, alhamdulillah dengan disiplin yang ketat, mereka berdua dinyatakan sembuh," kata Rio. "Meski sudah sembuh, tetap kami minta menerapkan protokol kesehatan layaknya warga lain. Seperti menggunakan masker dan melakukan physical distancing," imbuhnya. Rio juga menambahkan bahwa pada hari ini pihaknya juga menerima hasil uji swab yang telah dikirim dari Banyuwangi. Dari hasil tersebut, 43 orang dinyatakan negatif covid 19. "Ada 43 yang hasilnya dinyatakan negatif, mereka ada yang dari ODP, PDP, maupun yang merupakan hasil tracing dari kasus covid 19. Selain itu, gugus tugas covid juga menerima pemberitahuan 7 pasien positif dalam perawatan masih menunjukkan hasil positif," pungkas Rio.
26 Juni 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan adanya penambahan dua pasien Covid-19 yang sembuh. Sehingga, saat ini, total ada 9 orang sembuh dari 27 pasien positif Covid-19. ”Ada tambahan dua pasien sembuh, yaitu pasien nomor 11, yang dinyatakan positif pada 6 Juni lalu. Serta Pasien 19 yang dinyatakan positif pada 13 Juni lalu. Setelah menjalani perawatan, keduanya sudah dua kali swab dan semua negatif,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Jumat (26/6/2020). Selain itu, Gugus Tugas mengumumkan ada tambahan satu kasus positif di Banyuwangi, yaitu pasien nomor 27. Pasien ini adalah seorang perempuan berusia 68 tahun asal Kecamatan Bangorejo yang telah menetap di Surabaya sejak tahun 2019. “Yang bersangkutan pulang ke Banyuwangi pada 15 Juni, karena kangen dengan anaknya, diantar oleh kerabat,” ujar dr. Rio, sapaan akrabnya. Dalam perjalanan pulang ke Banyuwangi, kondisi pasien sudah mengalami gejala batuk, mual dan sesak. Sehingga langsung dibawa ke UGD RSUD Genteng. “Ternyata pasien ini sejak tanggal 12 Juni di Surabaya sudah mengalami gejala batuk, mual dan sesak. Jadi saat pulang ke Banyuwangi tanggal 15 Juni langsung dibawa ke rumah sakit,” terang Rio. Selanjutnya brdasarkan kondisi klinis pasien, pihak RSUD Genteng melakukan sejumlah pemeriksaan laboratorium. Hasilnya rapid tes menunjukkan reaktif, dan hasil lab thorax menunjukkan terdapat pneumonia. “Selanjutnya dilakukan uji swab terhadap yang bersangkutan. Pasien ini juga memiliki penyakit penyerta yaitu diabetes melitus dan maag,” urai Rio. Hasil uji swab pun keluar pada hari ini Jumat 26 Juni 2020 yang menyaatakan pasien terkonfirmasi positif Covid 19. “Pasien kini dirawat di ruang isolasi RSUD Genteng. Sedangkan untuk kontak erat, tengah ditelusuri oleh gugus tugas daerah,” pungkas Rio.
02 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan adanya penambahan satu pasien positif infeksi virus corona (Covid-19), sehingga menjadi 28 orang. Pasien yang terkonfirmasi positif adalah anak buah kapal (ABK) di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. "Pasien 28 ini adalah seorang pria yang tinggal di Kecamatan Kalipuro. Dia ABK di salah satu kapal," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Kamis (2/7/2020). Rio menjelaskan kondisi klinis pasien. Awalnya, pada 11 Juni pasien mengalami keluhan batuk, pilek dan panas. “Lalu pada 19 Juni, yang bersangkutan berobat di rumah sakit. Saat itu, didiagnosa gejala demam berdarah,” terang rio. Beberapa hari kondisi pasien belum membaik, yang bersangkutan lalu berobat ulang ke rumah sakit. "Maka dilakukan pemeriksaan ulang. Dari situ, hasilnya menunjukkan foto thorax terdapat pneumonia. Di rapid test, dan hasilnya reaktif saat itu. Lalu dirujuk ke RSUD Blambangan dan ditetapkan sebagai PDP per 22 Juni," kata Rio. Setelah masuk ruang isolasi RSUD Blambangan, lanjut Rio, RS melakukan tindakan tes swab pertama pada pasien. Kemudian diulangi kembali pada 29 Juni. Kedua tes swab ini telah dikirimkan ke BBTKL Surabaya, namun hasil belum juga keluar. “Oleh karena itu pada tanggal 1 Juli, dilakuan tes swab ulang dan diperiksa menggunakan mesin TCM di laboratorum RSUD Blambangan, dan hasilnya positif terjangkit virus Covid 19. Kami lapor ke Gugus Tugas Provinsi Jatim, dan pasien ditetapkan sebagai pasien 28. Saat ini, masih dirawat intensif di RSUD Blambangan,” terang Rio. “Mesin TCM sendiri merupakan mesin untuk memeriksa virus TBC yang selama ini sudah dimiliki oleh Banyuwangi. Kini telah ditingkatkan fungsinya untuk bisa memeriksa Covid-19 dengan cartridge khusus yang dikirim dari Kementerian Kesehatan. Jadi, RSUD Blambangan saat ini sudah bisa melakukan pemeriksaan swab,” imbuhnya. Dengan demikian kini, di Banyuwangi total ada 28 pasien positif terinfeksi corona. Di mana 9 orang sembuh, 18 orang dalam perawatan, dan 1 orang meninggal. “Gugus Tugas sudah melakukan tracing dan menjalankan protokol kesehatan lebih lanjut,” pungkas Rio.
03 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan penambahan pasien positif infeksi virus corona menjadi 29 orang. Kali ini, pasien yang terkonfirmasi positif adalah pria paruh baya warga Kecamatan Kabat. "Pasien 29 ini adalah seorang pria berumur 60 tahun. Sehari-hari dia adalah seorang petani, juga menjadi distributor gas LPG untuk lingkungan sekitarnya," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono yang akrab disapa Rio, Jumat (3/7/2020). Rio membeberkan bahwa pasien 29 tersebut awalnya pada 21 Juni merasakan gejala lemah, sakit kepala dan mual. Lalu dua hari berikutnya periksa ke dokter. Karena keadaan belum membaik, maka pada 26 Juni pasien berobat di salah satu rumah sakit di Banyuwangi. "Di situ, dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif. Besoknya dirujuk ke RSUD Genteng dan ditetapkan sebagai PDP, sekaligus diambil swabnya untuk diuji. Dan hasil uji swabnya keluar hari ini, pasien dinyatakan positif terinfeksi corona sebagai pasien 29. Masih dirawat intensif di RSUD Genteng," kata Rio. Saat ini, lanjut Rio, gugus tugas tengah melakukan tracing terhadap kontak dekat pasien. "Tracing terus kami lakukan ke kontak erat. Yang serumah ada satu orang, yang tidak serumah 25 orang," pungkas Rio. Kini, di Banyuwangi total ada 29 pasien positif terinfeksi corona. Di mana 9 orang sembuh, 19 orang dalam perawatan, dan 1 orang meninggal.
04 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan adanya penambahan lima pasien Covid-19 yang sembuh. Sehingga, saat ini, total ada 14 orang sembuh dari 33 pasien positif Covid-19. Ini berarti tingkat kesembuhan atau recovery rate di Banyuwangi mencapai lebih dari 42 persen. ”Kami bersyukur setelah menjalani perawatan selama beberapa waktu, ada lima pasien positif yang telah sembuh. Kelimanya adalah pasien nomor 18, 21, 22, 23 dan 25. Tingkat kesembuhan di Banyuwangi saat ini 42,4 persen, masih lebih baik dibanding rata-rata di Jatim. Kami berharap ini bisa terus naik angka kesembuhannya, dengan treatment yang dilakukan teman-teman medis dan kesehatan,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Sabtu (4/7/2020). “Kelima pasien yang dinyatakan sembuh hari ini sudah menjalani dua kali tes swab dengan hasil negative. Kini semua pasien telah dipulangkan. Namun tetap dipantau untuk menjalani iolasi mandiri selama 14 hari di rumah,” imbuh dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu. Dalam kesempatan itu, Gugus Tugas Banyuwangi juga mengumumkan ada tambahan empat kasus positif di Banyuwangi, yaitu pasien nomor 30, 31, 32 dan 33. Sehingga saat ini jumlah positif Covid 19 Banyuwangi menjadi 33 kasus. “Adanya penambahan pasien ini menjadi sebuah peringatan bagi kita semua bahwa saat ini masih terjadi penularan virus Covid 19. Maka disiplin terhadap protokol kesehatan wajib dilakukan oleh kita semua,” ujar Rio, sapaan akrab Widji Lestariono. Rio pun menjelaskan keempat pasien positif tersebut. Untuk pasien konfirmasi 30 dan 31 keduanya merupakan rekan kerja sebuah yayasan dana sosial keagamaan di Banyuwangi. Masing-masing berusia 28 tahun dan 21 tahun, berasal dari Kecamatan Srono dan Muncar. “Keduanya sempat melakukan survei penyaluran hewan kurban ke Jember dan Bondowoo. Kedua pasien ini melakukan survei bersama lima rekannya dari Surabaya,” terang Rio. Kemudian, mereka mendengar kabar bahwa rekannya dari Surabaya yang ditemui di Jember dan Bondowoso terkonfirmasi positif Covid-19. Lalu dilakukan tes swab di RSUD Genteng. Hasilnya keluar pada 3 Juli, positif Covid-19. ”Saat ini keduanya dirawat intensif di RSUD Genteng,” urainya. Selanjutnya pasien konfirmasi 32 merupakan pria asal Kecamatan Bangorejo, 24 tahun. Yang bersangkutan di-swab dan diperiksa dengan mesin TCM RSUD Blambangan, lalu dinyatakan positif. Sedangkan pasien konfirmasi positif 33 merupakan seorang pria usia 60 tahun asal Kecamatan Bangorejo. "Pasien 32 adalah pramusaji di salah satu cafe di Kecamatan Gambiran. Sementara pasien 33 adalah seorang pedagang," tambah Rio. “Gugus Tugas telah melakukan tracing terhadap kontak erat keempat pasien positif terbaru ini untuk dilanjutkan dengan tindakan sesuai protokol kesehatan,” pungkas Rio.
05 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi kembali mengumumkan adanya penambahan pasien positif infeksi virus corona menjadi 34 orang. "Pasien 34 ini adalah seorang anak dari salah seorang karyawan BUMN pupuk yang tinggal di Kecamatan Banyuwangi. Orangtuanya adalah pasien 22 yang sudah dinyatakan sembuh, namun sebelumnya tertular ke anaknya. Di perusahaan pupuk itu sendiri memang ada empat orang yang positif Covid-19," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Minggu (5/7/2020). Dia mengatakan, ketika dinyatakan positif pada pasien 22, Gugus Tugas melakukan penelusuran ke 7 orang terdekat yang berhubungan. Tujuh orang itu telah diuji usap (swab), dan hasilnya enam negatif serta satu positif, yakni anaknya. Ditambahkan Rio, saat ini kondisi pasien 34 secara klinis dinyatakan baik, sehingga bisa dikategorikan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). "Meski begitu, pasien 34 ini sedang dirawat intensif oleh RSUD Blambangan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," pungkas Rio. Kini, di Banyuwangi total ada 34 pasien positif terinfeksi corona. Di mana 14 orang sembuh, 19 orang dalam perawatan, dan 1 orang meninggal.
09 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi kembali melaporkan tambahan pasien sembuh sebanyak enam orang. Sehingga total kasus sembuh Covid-19 per 9 Juli di Banyuwangi ada 20 pasien. ”Kami bersyukur setelah menjalani perawatan, ada enam pasien positif yang dinyatakan sembuh. Keenamnya adalah pasien nomor 3, 8, 20, 24, 26 dan 34. Saat ini, dari 36 kasus infeksi corona di Banyuwangi, 20 orang telah sembuh,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Kamis (9/7/2020). “Angka kesembuhan pasien terus meningkat. Jika dihitung, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 Banyuwangi mencapai 55,5 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Semoga kesembuhan ke depan terus meningkat, dan penambahan kasus baru bisa kita tekan,” imbuh Rio, sapaan akrabnya. Selanjutnya, secara khusus Rio bersyukur atas sembuhnya pasien konfirmasi nomor tiga yang merupakan seorang perawat. Sebab, pasien tersebut telah menjalani perawatan hampir empat bulan. "Sejak Maret hingga saat ini, pasien 03 telah menjalani swab sebanyak 11 kali hingga akhirnya dinyatakan sembuh. Yang bersangkutan merupakan pasien orang tanpa gejala (OTG),” terang dr. Rio. Gugus Tugas juga melaporkan adanya pasien 34 yang dinyatakan sembuh. “Dia adalah seorang balita, anak dari pasien 22 yang juga sudah dinyatakan sembuh sebelumnya. Atas hasil ini, kami merasa sangat bersyukur, akhirnya balita perempuan ini sudah dinyatakan sembuh,” ujar Rio. Dalam kesempatan itu, Gugus Tugas Banyuwangi juga mengumumkan ada tambahan dua kasus positif di Banyuwangi, yaitu pasien nomor 35 dan 36. Pasien 35 saat ini sedang dirawat intensif di RSUD Blambangan, sementara pasien 36 telah meninggal dunia. “Adanya penambahan pasien ini menjadi sebuah peringatan bagi kita semua bahwa saat ini masih terjadi penularan Covid 19. Maka disiplin terhadap protokol kesehatan wajib dilakukan oleh kita semua,” ujar Rio. Rio menjelaskan dua pasien positif tersebut. Pasien 35 adalah pria warga Surabaya (35 tahun), karyawan perusahaan migas. Sebelumnya, pria ini ada riwayat perjalanan dari Banten, Purwokerto, dan Surabaya. “Yang bersangkutan lalu melakukan perjalanan bisnis ke Banyuwangi pada 26 Juni. Pada 2 Juli melakukan pemeriksaan ke RSUD Blambangan karena ada gejala flu, setelah diperiksa akhirnya dilakukan tes swab. Dan hasilnya dinyatakan positif. Yang bersangkutan kini dirawat intensif di RSUD Blambangan,” jelasnya. Sementara untuk pasien 36, adalah seorang pria (36 tahun) dan lama tinggal di Papua sebagai pedagang. Dia pulang ke Banyuwangi pada akhir Juni lalu. Pada 7 Juli, pasien tersebut dibawa ke salah satu rumah sakit di Banyuwangi karena tidak sadarkan diri, yang sebelumnya disertai gejala batuk, sesak nafas, dan lemah. Oleh RS langsung diambil swabnya untuk diuji. “Namun, malamnya dia meninggal dunia dalam status sebagai PDP dan telah dimakamkan sesuai standar Covid-19. Lalu 9 Juli, hasil swab keluar dan dinyatakan positif. Saat ini kami telah melakukan tracing dengan kontak erat pasien dan melakukan langkah lanjutan sesuai protokol,” pungkas Rio.
12 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan adanya penambahan tiga pasien Covid-19 yang sembuh. Sehingga, saat ini, total ada 23 orang sembuh dari 38 pasien positif Covid-19. ”Pada hari ini kami mengumumkan adanya tiga pasien sembuh selama dua hari terakhir. Ketiga pasien sembuh itu adalah pasien 14, 16, 33. Ini berarti tingkat kesembuhan atau recovery rate di Banyuwangi mencapai lebih dari 60 persen. Ini lebih tinggi daripada rata-rata nasional dan Jatim. Kami berharap ini bisa terus naik angka kesembuhannya, dengan treatment yang dilakukan teman-teman medis dan kesehatan,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Minggu (12/7/2020). Ketiga pasien yang dinyatakan sembuh tersebut adalah dua ABK yang bekerja di KMP di perairan Selat Bali. Sementara pasien 33 yang sudah sembuh adalah seorang pria usia 60 tahun asal Kecamatan Bangorejo. “Ketiga pasien yang dinyatakan sembuh hari ini sudah menjalani dua kali tes swab dengan hasil negatif. Meski sudah sembuh, mereka kami minta untuk tetap menjalankan aturan protokol covid 19. Harus jaga jarak, pakai masker, dan menjaga daya tahan tubuh," imbuh Rio, panggilan akrab Widji Lestariono. Dalam kesempatan itu, Gugus Tugas Banyuwangi juga mengumumkan ada tambahan dua kasus positif di Banyuwangi, yaitu pasien nomor 37 & 38. Sehingga saat ini jumlah positif Covid 19 Banyuwangi menjadi 38 kasus. Rio lalu menjelaskan dua pasien positif tersebut. Untuk pasien konfirmasi 37 adalah pria (24) yang sehari-harinya bekerja sebagai ojek online. Dia tinggal di Kecamatan Banyuwangi. "Yang bersangkutan tergolong OTG, karena tidak ada keluhan klinis. Awalnya dia akan berangkat ke Bali dan melakukan rapid test, hasilnya reaktif. Lalu ditindaklanjuti oleh puskesmas dan RSUD dan diambil swabnya. Setelah diuji, hasilnya keluar positif," ujar Rio, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi. Untuk pasien 38, adalah pria (21) asal Kecamatan Srono yang bekerja sebagai karyawan. Dia, kata Rio, ada riwayat perjalanan dari Bali. "Usai pulang dari Bali, pasien 38 ini mengaku ada keluhan demam, batuk, pilek lalu berobat ke salah satu fasilitas kesehatan. Dilakukan rapid test hasilnya reaktif, lalu diambil swab oleh RSUD Genteng, dan hasilnya dinyatakan konfirm terinfeksi virus corona," beber Rio. Ditambahkan Rio, kedua pasien saat ini tengah dalam penanganan RSUD Blambangan. Gugus tugas juga melakukan tracing kepada kontak erat kedua pasien tersebut.
14 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan adanya penambahan satu pasien positif infeksi virus corona (Covid-19). Dengan demikian, ada 39 kasus positif Covid-19 di Banyuwangi, di mana 23 di antaranya telah sembuh, 2 meninggal, dan 14 dalam perawatan. Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Banyuwangi sebesar 58,9 persen. "Pasien 39 ini adalah seorang perempuan 57 tahun asal Kecamatan Siliragung. Sehari-hari yang bersangkutan adalah pedagang di Bali. Dia sering melakukan perjalanan di wilayah Lombok dan Bali,”kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Selasa (14/7/2020). Rio, sapaan akrab Widji Lestariono, menceritakan kronologis pasien 39. Pada 26 Juni lalu, pasien 39 ini melakukan perjalanan dari Sumbawa ke Bali. Lalu pada 30 Juni, yang bersangkutan pulang ke Banyuwangi. “Setiba di Banyuwangi, dia langsung rapid test dan hasilnya reaktif,” jelas Rio. Pasien tersebut langsung mendapat pantauan dari puskesmas. Lalu, pada 2 Juli, pasien tersebut diambil swab-nya oleh RSUD Genteng untuk diuji. "Dan hasil uji swabnya keluar positif sore tadi,” beber Rio.
16 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan ada penambahan pasien sembuh dari covid-19 pada 16 Juli 2020 sebanyak 10 orang. Sehingga total ada 33 pasien yang telah dinyatakan sembuh dari 41 kasus konfirmasi Covid-19. Dengan demikian, tingkat kesembuhan pasien positif sebesar 80 persen. "Alhamdulillah, selama dua hari terakhir ada sepuluh pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh. Ini merupakan angka sembuh tertinggi yang berhasil dicatat Banyuwangi," kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Jumat (17/7/2020). Kini, angka pasien konfirmasi covid-19 di Banyuwangi tercatat 41 orang, di mana 33 sudah sembuh, 6 dalam perawatan, dan dua meninggal. "Ini berkat kerja sama yang baik antara pasien yang disiplin menjalankan treatment, dengan tenaga kesehatan yang terus mendampingi dan merawat mereka," kata Rio, panggilan akrab Widji Lestariono. Rio menambahkan, kini Banyuwangi telah masuk dalam daerah zona kuning dalam status penanganan covid-19. Yang artinya, daerah dengan risiko rendah penularan. "Tapi jangan sampai lengah. Makanya kemarin Pemkab Banyuwangi membagikan 484 unit sprayer disinfektan ke seluruh desa dan 217.000 masker. Supaya ini kita terus semangat terapkan protokol kesehatan," kata Rio yang juga Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi. "Menjaga jarak, pakai masker, sering cuci tangan adalah kunci dari pengendalian covid-19," imbau Rio. Sementara itu, Gugus Tugas Banyuwangi juga mengumumkan ada tambahan dua kasus konfirmasi covid di Banyuwangi, yaitu pasien nomor 40 dan 41. Pasien konfirmasi 40 adalah seorang ibu (60) merupakan kontak erat dari pasien 30. Pasien 40 yang asal Kecamatan Srono ini tergolong OTG. "Untuk pasien konfirmasi 41 adalah warga Bangorejo berusia 24 tahun. Dia ada kontak erat dengan pasien 32. Gugus Tugas telah melakukan tracing kontak erat kedua pasien tersebut," pungkas Rio.
17 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan penambahan kasus konfirmasi terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19) hingga kini total pasien positif menjadi 46 orang. Adapun yang telah sembuh 33 orang, dan meninggal dua orang. Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, mengatakan, ada penambahan 5 pasien Covid-19 yang merupakan pasien konfirmasi 42, 43, 44, 45 dan 46. “Penambahan ini menjadi peringatan pada kita semua bahwa masih terjadi penularan virus di luar sana. Maka disiplin terhadap protokol kesehatan harus tetap dipatuhi dalam beraktivitS,” imbau Rio. Rio pun menerangkan riwayat penularan kelima pasien tersebut. Untuk pasien konfirmasi 42 dan 43 merupakan hasil tracing kontak erat dari pasien konfirmasi 29. “Pasien 42 merupakan perempuan berusia 49 tahun asal Kecamatan Kabat, statusnya adalah orang tanpa gejala (OTG). Sedangkan pasien 43 juga perempuan berusia 22 tahun, mengalami gejala batuk dan pilek. Keduanya kini dirawat di ruang isolasi RSUD Blambangan,” terang dr Rio. Selanjutnya untuk pasien konfirmasi 44 dan 45 merupakan pria berusia 28 tahun (Kecamatan Purwoharjo) dan 45 tahun (Kecamatan Srono). Keduanya adalah driver angkutan logistik dengan rute Bali. Keduanya mengikuti program rapid test gratis di Puskesmas yang difasilitasi Pemkab Banyuwangi. “Dua orang pasien ini merupakan sopir logistik dengan rute Bali. Setelah rapid test reaktif, Dilakukan tes swab pada 13 Juli, dan hasilnya terkonfirmasi positif pada 17 Juli. Kini dirawat di RSUD Genteng,” ujar Rio. Selanjutnya konfirmasi 46 merupakan Perempuan berusia 36 asal Kecamatan Tegalsari. Dia merupakan pedagang di Bali yang melakukan rapid test dengan hasil reaktif. Selanjutnya dirujuk untuk melakukan swab dan hasilnya dinyatakan positif pada 17 Juli. “Pasien 46 sedang dirawat di RSUD Genteng. Saat ini Gugus Tugas telah melakukan tracing kepada kontak erat pasien,” pungkas Rio.
21 Juli 2020, Tingkat kesembuhan pasien konfirmasi covid 19 di Banyuwangi terus meningkat. Pada hari ini, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi kembali melaporkan adanya tambahan pasien sembuh sebanyak 4 orang. Saat ini, dari 46 kasus konfirmasi, ada 38 pasien yang dinyatakan sembuh. "Alhamdulillah, pasien sembuh Covid-19 Banyuwangi terus bertambah. Yang terakhir, pada hari ini ada 4 orang dinyatakan sembuh. Total dari 46 kasus positif, sebanyak 38 sudah sembuh, 6 masih perawatan, dan 2 meninggal. Sehingga, angka kesembuhan mencapai 82 persen,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Selasa (21/7/2020). Mereka yang dinyatakan sembuh adalah pasien 30, 32, 40 dan 41. “Keempat pasien ini menjalani perawatan kurang lebih selama dua minggu hingga akhirnya dinyatakan sembuh,” kata Rio, sapaan akrabnya. Meski angka kesembuhan semakin meningkat, Rio tetap mengingatkan seluruh pihak agar tetap waspada dan selalu menaati protokol kesehatan. ”Aktivitas produktif yang semakin tinggi, harus diimbangi dengan kepatuhan pada protokol kesehatan,” tegas dokter alumnus Universitas Airlangga tersebut. Rio juga mengingatkan kepada semua pihak untuk menciptakan susasana aman dari covid-19, terutama di perkantoran. Menggunakan masker, menjaga jarak, menjaga stamina tubuh, hingga mengatur sirkulasi udara di ruangan adalah hal yang disarankan untuk mencegah penyebaran covid 19. “Tempat bekerja kantor atau industri atau pabrik, kami mohon untuk betul-betul bisa menciptakan suasana kerja yang aman dari Covid-19. Bagaimanapun juga protokol ini adalah satu-satunya pegangan kita untuk kita patuhi agar kita bisa aman dari kemungkinan penularan Covid-19. Mari patuhi ini dengan komitmen yang kuat, tidak terhenti, terus-menerus kita pasti bisa menangani ini,” pungkas Rio.
22 Juli 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi mengumumkan kembali penambahan kasus konfirmasi Covid-19. Pada hari ini, Rabu (22/7/2020) ada penambahan 2 pasien Covid-19 Banyuwangi. Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono, mengatakan, dengan adanya penambahan dua pasien, jumlah kasus konfirmasi covid 19 di Banyuwangi menjadi 48. Dari jumlah tersebut, 38 pasien telah dinyatakan sembuh, 8 perawatan, dan dua meninggal. “Sekali lagi, ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa masih terjadi penularan virus di luar sana. Maka disiplin terhadap protokol kesehatan harus tetap dipatuhi dalam beraktivitas,” imbau Rio, sapaan Widji Lestariono. Rio pun menerangkan dua kasus baru pasien konfirmasi Covid 19. Untuk pasien konfirmasi 47, adalah pria berusia 29 tahun, asal Kecamatan Genteng. Pria ini karyawan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Sidoarjo. “Saat masih di Sidoarjo, pasien ini sudah mengalami keluhan demam, pilek, sesak napas, lemah mual dan nyeri abdomen. Lalu pada 3 Juli pulang ke Banyuwangi dengan kendaraan pribadi,” ujar Rio. Lalu, pada tanggal 4 Juli yang bersangkutan berobat ke UGD salah satu rumah sakit swasta dan sempat dirawat inap selama tiga hari. Setelah pulang, pada 15 Juli kembali ke rumah sakit karena keadaan memburuk hingga selanjutnya ditetapkan sebagai suspek pneumonia. “Kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pada hari itu juga ditetapkan sebagai PDP. Pada tanggal 16 dilakukan uji swab, hasilnya keluar pada 21 Juli terkonfirmasi positif Covid 19. Saat ini kontak erat pasien telah terlacak dan diadvokasi untuk isolasi mandiri dengan pemantauan oleh puskesmas setempat” terang Rio. “Yang bersangkutan, juga sudah dirawat di salah satu rumah sakit rujukan di Banyuwangi,” imbuh Rio. Selanjutnya untuk pasien konfirmasi 48 adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun asal Kecamatan Bangorejo. Pasien ini merupakan seorang petani sekaligus pedagang obat pertanian. “Pasien ini sehari-hari sebenarnya hanya beraktivitas di sawah, dan tidak ada riwayat perjalanan keluar kota, namun hasilnya menyatakan konfirmasi covid 19. Untuk itu, sekali lagi ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk tetap waspada dan patuh pada protokol kesehatan di manapun berada,” imbau Rio. Ditambahkan Rio, pasien 48 ini tengah dirawat di RS Al Huda, salah satu rumah sakit rujukan di Banyuwangi. Ada 4 kontak erat dari pasien 48, yang saat ini semua kondisinya sehat. “Kepada mereka yang kontak erat, juga langsung kami edukasi untuk isolasi mandiri dan sekarang dalam pantauan puskesmas setempat untuk menentukan tindak lanjut perawatannya,” pungkas Rio.
(8/6/2020).
Respon
Semenjak ditetapkan menjadi zona merah setelah konfirmasi kasus COVID-19 pertama, pemerintah Kabupaten Banyuwangi kemudian bergerak dengan mengimbau warga menjaga jarak fisik, beberapa ruas jalan ditutup pada waktu-waktu tertentu untuk membatasi gerak warga. Pemerintah juga menambah kapasitas ruang isolasi di beberapa rumah sakit rujukan dan ruang isolasi darurat lainnya dengan total lebih dari 350 ranjang. Penyemprotan disinfektan dilakukan hampir setiap hari di sejumlah ruang publik.[17]
Pemerintah juga menyatakan telah merelokasi anggaran APBD 2020 sebesar 21 miliar rupiah yang ditujukan untuk penambahan tempat isolasi, alat tes cepat, pengadaan alat pelindung diri, hingga penambahan ventilator dan respirator sebagai alat bantu pernapasan pasien.[18]
Untuk menjaga konsumsi makanan bagi pekerja informal seperti pengemudi ojek, becak, PKL, ultramikro, dan pengemudi angkutan kota yang terdampak kebijakan jaga jarak fisik, pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga membagikan kupon makan gratis kepada kelompok tersebut. Bahan makanan yang disebarkan juga diambil dari pemilik-pemilik warung makan kecil yang juga turut terdampak pandemi.[19]
Pengaruh
Sebagai kota yang dikenal dengan atraksi pariwisata alam, budaya, dan festival, pemerintah Kabupaten Banyuwangi memutuskan untuk menunda seluruh acara festival yang seharusnya dilakukan bulan Maret-April, festival lain di bulan-bulan selanjutnya juga diprediksi akan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Diantara agenda festival besar yang akan tertunda selama bulan Maret-April tersebut adalah Wongsorejo Corn Festival, Banyuwangi Art Week, Banyuwangi Fashion Festival, International BMX Competition, Bangsring Underwater Festival, Banyuwangi Fishing Week, Festival Lembah Ijen, Muncar Food Festival[20].