Panciro, Bajeng, Gowa
TradisiUpacara Gaukang tu BajengUpacara Gaukang tu Bajeng adalah tradisi masyarakat di wilayah Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Kegiatannya meliputi penghormatan terhadap benda-benda peninggalan Kerajaan Bajeng. Pelaksanaan upacara diadakan di Balla Lompoa Bajeng yang didirikan pada tahun 1906 oleh Batang Banoa Limbung. Balla Lompoa Bajeng dahulu digunakan sebagai istana bagi raja Kerajaan Bajeng. Tujuan dari upacara ini hanya untuk mengingatkan kepada para generasi muda bahwa di dalam Balla Lompoa Bajeng terdapat benda-benda peninggalan Kerajaan Bajeng. Dalam upacara ini, benda-benda yang ditampilkan dianggap sakral dan keramat oleh masyarakat. Sehingga hanya dapat dipegang dan dibawa oleh keturunan raja dari Kerajaan Bajeng. Mereka dikenal sebagai Paerang yang jumlahnya 10-12 orang. Salah satu dari Paerang berasal dari Desa Panciro. Mereka mengambil benda-benda suci dari dalam kotak yang disebut Gaukang. Sebelum mengambilnya, mereka berwudu terelebih dahulu bersama dengan semua hadirin dalam upacara ini.[1] KeagamaanDi Desa Panciro terdapat sebuah lembaga dakwah bernama Lembaga Dakwah Ukhuwatul Islamiyah. Pada awal dimulainya, pusat kegiatan dakwah diadakan di wilayah Kelurahan Malino. Namun kemudian dipindahkan ke Desa Panciro dengan pertimbangan lokasi Kelurahan Malino yang sulit dijangkau oleh para pengurus dakwah. Setiap tahunnya Lembaga Dakwah Ukhuwatul Islamiyah memberikan pelatihan kepada para da'i mengenai cara berdakwah yang bersifat keberterimaan di masyarakat.[2] Referensi
|