OsteodermOsteoderm adalah deposit bertulang yang membentuk sisik, plat, atau struktur lainnya yang berbasis di dermis. Osteoderm ditemukan di banyak kelompok reptil dan amfibi hidup maupun punah, termasuk kadal, buaya, katak, temnospondyli (sejenis amfibi punah), beragam kelompok dinosaurus (terkhususnya ankylosauria dan stegosauria), phytosaurus, aetosaurus, placodontia dan hupehsuchia (reptil laut dengan kemungkinan afinitas ichthyosaurus). Osteoderm jarang ditemukan di mamalia, meski mereka telah dijumpai di banyak xenarthra (armadilo, dan glyptodont serta kungkang darat mylodontid yang telah punah). Osteoderm bertulang berevolusi secara independen pada banyal garis keturunan hewan.[1] Osteoderm pada armadilo diyakini berkembang di jaringan dermal subkutan.[2] Struktur yang beragam ini harusnya dianggap sebagai analogi, bukan sebagai homologi. Dengan demikian, hewan-hewan yang memiliki osteoderm tidak mesti termasuk dalam monofili. Meski begitu, struktur ini merupakan derivat dari skat, yang sering dijumpai pada semua kelas amniota, dan merupakan contoh sesuatu yang dikenal sebagai homologi dalam (deep homology).[3] Pada banyak kasus, osteoderm dapat berfungsi sebagai zirah pelindung. Osteodem terdiri dari jaringan tulang, dan merupakan derivat dari populasi sel puncak saraf skleroblas pada perkembangan embrio. Sel puncak saraf skleroblas memiliki beberapa karakteristik homolog yang dihubungkan dengan dermis.[4] Populasi sel ini, melalui transisi epitelial-ke-mesenkimal, dianggap berkontribusi pada perkembangan osteoderm.[2] Referensi
|