Orkestra gulintangan

Orkestra Gulintangan adalah seni musik tradisional jenis Kulintang yang berasal dari Brunei Darussalam. Pada bahasa Melayu Brunei, gulintang mempunyai dua arti; pertama adalah orkes yang didalamnya terdiri dari beberapa alat musik bunyi-bunyian, seperti satu gong besar, canang (gong yang berjumlah tiga buah), tawak-tawak (gong yang berjumlah dua buah), gandang labik (gendang kembar) dan gulintangan (gong kecil-kecil yang berjumlah delapan buah). Kedua, alat musik tradisional khas Brunei Darussalam yang terdiri atas beberapa gong kecil (delapan buah) yang ketika disusun di atas tali.

Penamaan orkestra gulintangan diambil dari salah satu alat musik orkestra ini yaitu gulintangan. Namun demikian, pada saat orkestra ini tampil seluruh alat musik ini harus ada karena saling melengkapi satu sama lain pada saat dimainkan. Pada kebudayaan Melayu Brunei, gulintang dipercayai sebagai ajaran dari nenek moyang terdahulu dan merupakan hasil karya seni leluhur Brunei Darussalam sebagai penyuka seni. Orkestra ini digunakan sebagai media dalam menuangkan pantun menjadi lagu.

Orkestra gulintangan pada masa kini dimainkan pada kelompok-kelompok musik tradisional dalam rangka mempertahankan identitas kebudayaan dan melestarikan kebudayaan, serta tradisi melayu secara umum dengan menghormati warisan kebudayaan tersebut dengan cara melestarikannya.

Alat Musik

Gulintangan, terdiri dari delapan gong kecil dengan disusun secara berjajar, berfungsi sebagai pembuka untuk memulai memainkan sebuah musik. Gulintangan merupakan alat musik utama di dalam orkestra gulintangan.

Canang, tiga gong yang digantung menggunakan tali pada sebuah tiang kayu dan dimainkan secara berurutan. Berfungsi sebagai pelengkap yang mengiringi orkestra gulintangan.

Tawak-tawak, memiliki bentuk seperti gong tetapi berukuran lebih kecil dari gong dan berukuran lebih besar dibanding dengan canang.

Gong, alat musik pukul tradisional yang dikenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong digunakan untuk mengiringi musik tradisional.

Gandang labik, memiliki fungsi yang sama dengan gulintangan yaitu sebagai penanda untuk memulai dan mengakhiri permainan musik.

Waktu dan tempat pelaksanaan

Orkestra gulintangan dimainkan pada acara-acara adat kebudayaan Brunei Darussalam, seperti penyambutan pejabat-pejabat negara Brunei Darussalam, hari jadi kota, festival budaya, atau pesta perkawinan. Pada perayaan festival budaya atau hari jadi kota, orkestra gulintangan dimainkan dengan irama-irama rancak dan nyanyian gembira. Tujuannya untuk mengajak penonton agar turut menari atau menyanyi. Orkestra gulintangan pada pementasan pesta perkawinan menampilkan tarian dan nyanyian yang di dalamnya berisi tentang kisah percintaan muda-mudi.

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya