Orang Indonesia di Kaledonia BaruOrang Indonesia di Kaledonia Baru yang anggotanya sebagian besar dari pulau Jawa, umumnya disebut orang Jawa, adalah salah satu populasi Asia tertua dan terbesar di Kaledonia Baru. Masyarakat keturunan Indonesia di sini berjumlah 7.000 orang dari total 220 ribu jumlah penduduk Kaledonia Baru. SejarahBermula dari aturan "Koeli Ordonantie" pada 1880 yang mengatur hubungan kerja antara buruh dan majikan untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja di perkebunan Belanda di Sumatra, Prancis kemudian meminta buruh untuk pertambangan nikel dan perkebunan di Kaledonia Baru, maka dikirimlah 170 pekerja dari Pulau Jawa dan tiba di Kaledonia Baru pada 16 Februari 1896. Gelombang Kedatangan Pekerja JawaAda tiga gelombang kedatangan masyarakat Jawa Indonesia ke New Caledonia.
Orang Indonesia bekerja di sana bersama dengan orang Vietnam dan Jepang yang postur tubuhnya dianggap ideal untuk masuk ke terowongan bawah tanah tambang krom Masyarakat IndonesiaBerdasarkan data KJRI Noumea, masyarakat Indonesia yang masih memegang kewarganegaraan Indonesia (WNI) sebanyak 355 orang. Sementara data PMIK menyebutkan jumlah anggota komunitas Indonesia di NC, baik WNI maupun sudah menjadi Warga Negara Prancis saat ini sebanyak 7.000 orang. Mereka tersebar merata di seluruh pelosok Kaledonia Baru mulai dari Provinsi Sud hingga ke Provinsi Nord dan kepulauan luar yang banyak dihuni penduduk asli Kanak, keturunan orang-orang Austronesia yang tiba di wilayah Kaledonia Baru pada 1.500 SM. Warga Indonesia dan keturunannya memiliki beragam jenis pekerjaan mulai dari pekerja tambang nikel, pekerja swasta, ibu rumah tangga yang bekerja paruh waktu sebagai penata laksana rumah tangga (femme de menas) atau pengusaha restoran. Beberapa keturunan Indonesia yang sudah menjadi WN Prancis ada yang menduduki jabatan penting seperti Roesmaeni Sanmohammad yang menjadi anggota parlemen dan aktif melestarikan seni tari Jawa kreasi baru serta pernah belajar tari Jawa di Padepokan Bagong Kusudihardjo, Yogyakarta. Terdapat juga Corine Voisin yang sekarang menjabat sebagai Wali kota La Foa, salah satu wilayah di Provinsi Selatan dan Mohamed Raden Kasim (alm) yang namanya diabadikan sebagai nama taman didaerah Sixeme Km, Noumea karena pada masanya menjadi satu-satunya orang yang pandai memainkan alat musik gitar Hawai. Tidak ketinggalan Emmanuelle Darman yang pernah menjadi Miss Kaledonia Baru pada 2005 dan setidaknya 25 warga keturunan Indonesia yang ikut serta dalam tim NC dalam Pacific Games periode 1963-2007. Masyarakat keturunan Indonesia di sini 7.000 orang dari total 220 ribu jumlah penduduk NC, jadi satu atau dua kursi parlemen bisa didapat. Pemerintah setempat menaruh perhatian kepada masyarakat Indonesia karena tidak menjadi anggota masyarakat yang rewel, tetapi bekerja dengan semboyan "untuk mendapat sesuatu lebih, kita harus bekerja lebih". BudayaAsosiasi Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru (INAC) didirikan pada 1984 untuk menjaga ikatan solidaritas dan praktik budaya dalam populasi ini. Asosiasi ini dibuka pada 1975 dan terletak di kawasan Robinson di Mont-Dore, pinggiran Noumea . Menawarkan kursus pengantar beberapa kebudayaan Jawa: dari bahasa dan tari, serta demonstrasi atau pertunjukan khusus untuk komunitas (termasuk hari kehadiran Indonesia di Kaledonia Baru setiap 16 Februari dan untuk hari raya dengan kemerdekaan dari Indonesia ditambah dengan hari semua anak Indonesia 17 Agustus ). Pada kesempatan perayaan seratus tahun kedatangan Indonesia di Kaledonia Baru, pada 16 Februari 1996, sebuah batu peringatan acara ini diresmikan di distrik dari Panti Asuhan di Noumea . Konsulat Jenderal Indonesia, yang terletak di daerah yang sama seperti pada tahun 1951, merupakan tempat berkumpul budaya bagi masyarakat. Banyak praktik-praktik budaya Jawa yang diadopsi oleh seluruh penduduk Kaledonia Baru. Sebagai contoh, pada kuliner yaitu Bakmi (diucapkan dan umumnya ditulis secara lokal "Bakmi") telah menjadi salah satu hidangan yang paling populer di kaledonia Baru. Dalam Caledonian berbicara beberapa kata asal beberapa bahasa Indonesia atau Jawa bertemu: "cacane" (kadang-kadang merendahkan, yang bahasa Indonesia Kakang yang berarti "kakak", "tua"). Pada tingkat agama, keturunan Jawa sebagian besar adalah Muslim Sunni, tetapi dengan sangat praktis dan dekat dengan apa yang antropolog Clifford Geertz disebut Islam abangan . Asosiasi Muslim Kaledonia Baru dan jumlah 3000 orang percaya, 80% penduduk Indonesia, termasuk 200 sampai 300 praktisi 7 . Komunitas ini diperoleh pada tahun 1978 sebuah vila bergaya kolonial di Lembah Para kolonis, di sebelah timur dari pusat kota dari Noumea, dan mengubahnya menjadi ruang doa sebelum Anda membangun di darat, di 1986, Islamic Center dari Noumea . Ini termasuk ruang doa, perpustakaan, dua ruang kelas, dua kamar mandi, sebuah ruang untuk makan, tiga studio .[2] Selain menjadi pusat kegiatan agama, konsultasi dari perpustakaan atau doa-doa, Islamic Center menyelenggarakan acara liburan dalam kalender Islam, bahkan jika beberapa acara juga diadakan di Konsulat Jenderal Indonesia, seperti tarawih ketika Ramadhan . Masih ada Sunatan, pernikahan atau upacara kematian ala Suku Jawa yang tetap dilakukan hingga saat ini. Kategori Masyarakat Indonesia di Kaledonia BaruSetidaknya terdapat tiga kategori masyarakat Indonesia dan keturunannya yang tinggal di Kaledonia Baru yaitu golongan niaouli, wong baleh dan wong jukuan.
Catatan Kaki
|