Operasi Trisula

Operasi Trisula

Monumen Trisula, 2010
Tanggal1 Juni – 7 September 1968
(3 bulan, 1 minggu)
LokasiBlitar, Jawa Timur, Indonesia
Hasil Pemberontakan berhasil di tumpas
Pihak terlibat

Pemerintah Indonesia

Partai Komunis Indonesia
Tokoh dan pemimpin
Soeharto
Abdul Haris Nasution
Witarmin
Kartomo 
B.O. Hutapea 
Sukatno Hoeseni  Menyerah
Kekuatan
5,000 Tentara
bantuan udara :
2 A-26
3 P-51
1 C-130
3 T-6
4 Mil Mi-4
Tidak diketahui
Korban
18 Prajurit Tewas 33 Militan Tewas
850 Tertangkap

Operasi Trisula merupakan operasi yang dilaksanakan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam rangka menumpas sisa-sisa Gerakan 30 September yang melarikan diri di daerah Blitar Selatan. Daerah Blitar Selatan ini sangat strategis sebagai tempat persembunyian dan berkumpulnya gembong-gembong PKI, karena daerah tersebut berupa tebing-tebing yang curam dan perbukitan yang sulit untuk dijangkau oleh pasukan darat. Untuk melaksanakan operasi tersebut Panglima Komando Daerah Militer VIII/Brawijaya membentuk Komando Satuan Tugas Operasi yang bernama Satgas Trisula pada tanggal 25 Mei 1968 dengan daerah operasi Blitar Selatan, Malang Selatan dan Tulungagung dengan tujuan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan G30S/PKI.[1]

Pada tanggal 15 April 1968, tim intel Yonif 511/Dibyatara Yudha menangkap Letkol Inf Pratomo, mantan Dandim 0601/Pandegelang periode 1964-1965 di daerah Bakung, Kabupaten Blitar. Dari keterangannya diperoleh informasi-informasi mengenai Ruba (Ruang Bawah Tanah) di Blitar Selatan dan bentuk-bentuk organisasi PKI maupun komposisi personalia.

Dari beberapa hasil yang diperoleh tim intelejen, informasi tersebut sangat berharga bagi peningkatan evaluasi maupun perkiraan intel untuk kepentingan operasi selanjutnya. Sebagai tindak lanjut dari langkah pertama ABRI, hasil perumusan Kodam VIII/Brawijaya atas evaluasi pelaksanaan PRINOP 01/02/1968 dituangkan dalam konsep operasi menjadi PRINOP 02/05/1968 Danrem 081/Dhirotsaha Jaya, yang intinya sebagai berikut :

  • Sasaran khusus penghancuran proyek basis PKI Blitar Selatan.
  • Menggunakan dua Kompi Intai BRIGIF LINUD untuk operasi penjajagan sebagai tahap pertama di daerah segitiga SMN (Suruhwadang - Maron - Ngeni) yang merupakan desa-desa proyek mutlak PKI.
  • Menggunakan satuan-satuan tempur Infanteri, Yonif 511/Dibyatara Yudha, Yonif 521/Dadaha Yudha dan bantuan hansip/wanra Blitar Selatan dan Tulungagung sebagai pasukan penutup.
  • Mengembalikan/mengamankan kewibawaan pemerintah dengan cara menempatkan care taker pamong desa ABRI di Blitar Selatan.
  • Pos komando operasi bertempat di Kademangan.

Pelaksanaan Operasi Trisula

Pada hakekatnya daerah Operasi Trisula meliputi seluruh wilayah Jawa Timur yaitu wilayah Kodam VIII/Brawijaya, akan tetapi rencana tersebut berubah dan hanya dipusatkan di Blitar Selatan. Melalui operasi intelejen yang dilaksanakan jauh hari sebelum Operasi Trisula, dapat diketahui bahwa Blitar Selatan merupakan sebuah compro pusat pemulihan PKI. Para tokoh-tokoh komunis yang menjadi target penangkapan ABRI di Jakarta, menjadikan Blitar Selatan sebagai wilayah basispembangunan kembali PKI di seluruh Indonesia. Pelaksanaan Operasi Trisula didahului oleh pergeseran pasukan ke sektor-sektor yang telah ditentukan, seluruh daerah operasi ditutup mulai tanggal 5 Juni 1968. Batas-batas penutupan dimulai dari tiga arah:

  • Sebelah Barat : Campur Darat, Tulungagung Selatan.
  • Sebelah Utara : sepanjang jalan raya Tulungagung tepi Sungai Brantas hingga Kalipare, Blitar Selatan.
  • Sebelah Timur : Kalipare lurus ke Selatan melalui Sumbermanjing Kulon sampai garis pantai Samudera Hindia.

Tenaga bantuan dalam penutupan daerah operasi melibatkan Hansip, Wanra beserta rakyat yang melakukan ronda kampung. Maksud penutupan adalah agar tokoh-tokoh sisa G.30.S/PKI tidak lolos dari wilayah basis. Selain itu, penutupan juga diharapkan agar wilayah Selatan terisolir dan tidak memungkinkan adanya bantuan-bantuan dari luar untuk PKI yang berada di Blitar Selatan. Garis penutupan ini juga berfungsi sebagai Garis Straggler bagi satuan-satuan operasionil. Daerah operasi ditutup rapat siang dan malam dan hanya ada beberapa koridor akses dibuat, tetapi tetap dalam pengawasan ketat para petugas.

Pada tanggal 26 Mei 1968, Mayor Inf Soekotjo selaku Komandan Yonif 531/Para dan Mayor Inf Djasripan sebagai Perwira Seksi I Brigif Linud 18/Trisula mengadakan penyelidikan dan pengintaian untuk memperoleh informasi terbaru dari wilayah operasi. Hasil penyelidikan diserahkan kepada Komandan Satgas Trisula pada tanggal 28 Mei 1968 untuk dibahas dan sebagai petunjuk dalam mengambil tindakan operasional dilapangan.

Dengan terbentuknya susunan SATGAS dan rencana operasi, maka seluruh komponen untuk menggelar Operasi Trisula telah selesai. Kodam VIII/Brawijaya sebagai pelaksana memiliki wewenang penuh untuk mengkoordinir seluruh kesatuan-kesatuan infanteri reguler dalam melaksanakan tugas pokok operasi. Oleh karena itu dalam rangka persiapan penumpasan sisa-sisa gerombolan PKI di Blitar Selatan, batalyon-batalyon yang di bentuk sebagai SATGAS Trisula adalah batalyon dibawah garis struktural Kodam VIII/Brawijaya Jawa Timur. Unsur bantuan tempur lain yang tergabung dalam batalyon pelaksana berasal dari kesatuan Kostrad dan Corps Intel.

Satgas Trisula

Penyusunan SATGAS Trisula dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 1968 bertempat di Aula Staf Kodam VIII/Brawijaya, Mayjen TNI M. Jasin yang didampingi Panglima Komando Wilayah Udara IV dan Panglima Kepolisian X Jawa Timur melantik Komando SATGAS Trisula dengan susunan sebagai berikut:

  • Unsur Pimpinan
    • Komandan: Kolonel Inf Witarmin
    • Wakil Komandan: Letkol Inf B. Sasmito.
    • Kepala Staf: Letkol Inf Soegondho.
  • Unsur Staf Operasi
    • Kepala Staf : Letkol Inf Soegondho.
    • Perwira Seksi I sampai Seksi V beserta wakilnya.
  • Unsur Staf Lainnya
    • Team Intelejen Staf Kodam VIII/Brawijaya
    • Team Combat Intelejen Dinas Pusat Intelejen Angkatan Darat.
    • Kompi Combat Intelejen Brigif Linud 18/Trisula
  • Tim Operasi Teritorial Sipil di bawah Pimpinan Bupati Kepala Daerah Blitar.
  • Unsur Bantuan Tempur dan Administrasi
    • Markas dan Kompi Markas.
    • Team Perhubungan.
    • Kompi Polisi Militer.
    • Peleton Zeni Tempur.
    • Kompi Polisi Militer.
    • Team Peralatan.
    • Team Angkutan.
    • Team Penerangan.
    • Team Pemeliharaan Rohani.
    • Team Intendan.
    • Team BRDM dan Zeni Amphibi.
  • Unsur Operasional dan Pelaksana
    • Batalyon Infanteri 531/Para.
    • Batalyon Infanteri 511.
    • Batalyon Infanteri 513.
    • Batalyon Infanteri 521.
    • Batalyon Infanteri 527.
    • Kodim 0807/Tulungagung.
    • Kodim 0808/Blitar.
    • Kodim 0818/Malang
    • Koramil 0818/10 Pagak.
    • Koramil 0818/11 Donomulyo.
    • Koramil 0818/13 Kalipare.
    • Koramil 0809/9 Sutojayan.
    • Koramil 0808/10 Kademangan.
    • Koramil 0808/11 Binangun.
    • Koramil 0807/6 Rejotangan.
    • Koramil 0807/8 Kalidawir.
  • Perkuatan dari Angkatan Udara Taktis
    • Satu Kompi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat).
    • Satu Squadron terdiri atas: 2 helikopter, 2 B-25, 3 Mustang, 3 Harvard.

Referensi

  1. ^ Media, Kompas Cyber (2022-01-05). "Operasi Trisula, Penumpasan Sisa-sisa PKI di Blitar Selatan". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-10-01. 
Kembali kehalaman sebelumnya