Objektivitas (filsafat)
Objektivitas berdasarkan pemaknaan filosofi berarti doktrin di mana pengetahuan berdasarkan kenyataan objektif (berdiri sendiri). Istilah ini mulai digunakan pada tahun 1854.[butuh rujukan] Objektivitas bermula dari istilah filosofis yang dikenal pada tahun 1620 dan memiliki arti "pertimbangan antara hubungan sesuatu dengan obyeknya" (sebagai lawan kata dari subjektif), terbentuk dari pola istilah bahasa Latin diabad pertengahan yaitu objectivus, berasal dari objectum "object" yang berarti "tidak bias, berdiri sendiri (tanpa keterlibatan pribadi)" yang pertama ditemukan pada tahun 1855 dan mendapatkan pengaruh bahasa Jerman objektiv [1] Objektif sebagai kata benda merupakan serapan dari bahasa Inggris yang berarti "tujuan, sasaran" . Kata ini pertama kali diformulasikan pada tahun 1738 sebagai istilah militer dalam perang saudara Amerika Serikat dan dimaknai sebagai "obyektif dari suatu pikiran;" yang juga berarti "arahan" dan berasal dari bahasa Prancis. Kata ini lalu digunakan secara luas pada awal 1881 [2] Kenyataan obyektif adalah sesuatu yang memiliki obyektif di mana nilai sesuatu diwakilkan oleh hal nyata lainnya. Descartes menggunakan kenyataan obyektif untuk pemikiran-pemikiran dan tidak menyatakan apakah barang-barang seperti, lukisan, memiliki kenyataan obyektif. Jumlah kenyataan obyektif dari sebuah pemikiran ditentukan oleh apakah dalam kenyataan formalnya pemikiran tersebut memiliki "barang"/ hal yang mewakilkannya.
Pemikiran tentang warna merah memiliki kenyataan modal obyektif.[3] Descartes menggunakan argumentasi kenyataan obyektif sebagai inti dari argumentasi keberadaan Tuhan. Catatan kaki
Bacaan lebih lanjut
Pranala luarWikiversity memiliki bahan belajar tentang Historical Introduction to Philosophy/Truth, Objectivity, and Relativism
|