Nyakan DiwangNyakan Diwang adalah salah satu adat istiadat yang berasal dari Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Tradisi yang dikenal dengan menanak nasi di luar rumah yang sebagai bentuk pembersihan rumah terutama penyepian dapur dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi. ProsesiNyakan Diwang merupakan kegiatan menanak nasi di pinggir jalan desa. Nyakan Diwang berasal dari dua kata, yaitu nyakan yang berarti memasak dan diwang yang berarti di depan rumah.[1] berarti Nyakan Diwang merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi sebagai bentuk pembersihan rumah dan wujud syukur setelah melaksanakan catur brata Nyepi berupa Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Karya (tidak bekerja)[2][3] Nyakan Diwang dimulai dini hari, tepatnya sekitar pukul 2-3 pagi, dimana warga mulai melakukan persiapan ngambak geni (menyalakan api) dan serentak keluar dari rumah tanpa dikomando. Ngambak geni dilakukan dengan menyiapkan tungku api yang terbuat dari batu bata atau batako di depan rumah. Selanjutnya, warga mulai memasak nasi serta lauk-pauk, sambil bercengkrama dengan tetangga. Setelah prosesi masak-masak, warga umumnya menunjungi tetangga sekitar pukul 4 pagi. Kegiatan ini dilakukan disela-sela menanak nasi.[2][3] Nyakan Diwang bermakna sebagai media pembangun kekerabatan dan persahabatan, serta penyucian lingkungan dapur masing-masing keluarga, sehingga kebahagiaan keluarga dapat terjaga.[2][4] Rujukan
|