Nursalim Yadi AnugerahNursalim Yadi Anugerah adalah musikus dan komponis asal Pontianak, Indonesia. Ia dikenal memiliki pendekatan kekaryaan melalui gagasan-gagasan tentang Kalimantan dan kaitannya dengan permasalahan sosial-budaya secara global. Nursalim juga merupakan salah satu pendiri dan direktur Balaan Tumaan, sebuah lembaga seni yang berfokus pada penelitian, pengarsipan dan eksperimentasi artistik dari kebudayaan di Kalimantan Barat.[1][2] Karir dan KekaryaanNursalim Yadi Anugerah lahir di Pontianak, Kalimantan Barat. Sebagai komponis ia memproduksi karya-karya pribadi dengan ciri multi gaya dan berkolaborasi dengan beberapa seniman, baik dari Indonesia, maupun luar Indonesia. Ia dikenal pertama melalui produksi opera kamar pertamanya berjudul HNNUNG [3] di Pontianak pada tahun 2017, sebagai peraih Hibah Karya Inovatif dari Yayasan Kelola. Karya ini kemudian dirilis dalam rilisan fisik berupa cassette tape dan dijital oleh label Hasana Edition dan mendapat sorotan sebagai salah satu album rilisan terbaik versi The Jakarta Post pada tahun 2018[4]. Nursalim meraih penghargaan internasional sebagai pemenang dalam ajang 24th International Young Composers Meeting (YCM) tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Orkest de Ereprijs di Apeldoorn, Belanda dan mendapat komisi untuk menulis karya baru berjudul Risalah Waktu. Melalui karyanya berjudul Doa dari Tanah, Nursalim kemudian bekerjasama dengan Ernest Zacharevic pada tahun 2019 memproduksi sebuah karya film pendek berjudul Rewild yang diproduksi oleh Studio Birthplace sebagai bagian kampanye mengenai upaya reforestasi ekosistem Leuser di Sumatera. Pada tahun 2020, ia mendapat komisi untuk menulis karya baru dari Komunitas Salihara berjudul Lawing dengan menggunakan enam buah kadedek (mouth-organ suku dayak di Kalimantan, dikenal juga dengan nama keluri) yang diolah secara kinetik dan dijital oleh Nursalim dan Balaan Tumaan. Nursalim menulis opera lintas budaya berjudul Ine Aya' (2021) [5] bekerjasama dengan Sutradara opera Miranda Lakerveld, dan tokoh-tokoh budaya dari Masyarakat Kayaan Mendalam, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Karya tersebut perdana di Holland Festival 2021 di Amsterdam, Belanda.[6] Setahun kemudian karya tersebut menjalani tur di Kalimantan Barat dan Jakarta. Karya terbaru Nursalim berjudul Hogespanning (2022) telah diperdanakan oleh Black Pencil Ensemble di November Music 2022 di Belanda.[7][8] Kolaborasi di karya pertunjukan juga dilakukan Nursalim bersama Garin Nugroho dalam karya The Planet sebagai tim komponis. Karya tersebut telah dipentaskan dibeberapa festival seperti AsiaTOPA (Melbourne), Holland Festival (Belanda), dan Theater der Welt (Jerman). Nursalim juga menulis musik untuk film eksperimental bersama Riar Rizaldi lewat film Tellurian Drama.[9] Penghargaan
Karya
Diskografi
Referensi
Pranala Lain
|