Novena Tiga Salam Maria

Novena Tiga Salam Maria adalah novena yang merupakan salah satu wujud perkembangan dari praktik devosional pendarasan Tiga Salam Maria dalam tradisi Gereja Katolik Roma. Praktik pendarasan Tiga Salam Maria dikatakan bersumber dari Santa Mechtildis dari Hackeborn (1241-1298) dan Santo Antonius dari Padua (1195-1231), berkembang luas karena pewartaan Santo Leonardus dari Porto Mauritio dan Santo Alfonsus Liguori. Di antara wujud-wujud perkembangan yang lain, seperti misalnya Doa Malaikat Tuhan,[1] devosi Tiga Salam Maria tersebut berkembang menjadi Novena Tiga Salam Maria yang didoakan selama kurun waktu sembilan hari berturut-turut.

Terdapat tradisi mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan Bunda Maria apabila permohonan seseorang terkabulkan melalui Novena Tiga Salam Maria ini dengan cara mengumumkannya secara terbuka.

Praktik

Novena Tiga Salam Maria umum dilakukan oleh orang yang mengalami "kesesakan besar" ataupun oleh orang yang menginginkan "anugerah besar" dari Allah, mengikuti teladan para Rasul dan Maria yang selama sembilan hari menantikan pencurahan Roh Kudus.[2] Diharapkan bahwa orang tersebut membuka hatinya untuk menyambut anugerah Allah seturut kehendak-Nya, terlepas dari apa yang ia kehendaki. Dalam buku Puji Syukur tertulis:[2]

Doa Novena sebaiknya dikuatkan dengan penerimaan Sakramen Pengampunan dan Sakramen Ekaristi, dengan berpantang dan berpuasa, dan minta umat lain ikut mendukung, menurut nasihat yang diberikan oleh Tuhan (Mat 18:19) dan yang diberikan oleh Rasul Paulus (lihat Ef 4:3).

RD Gregorius Suprayitno menganjurkan agar Novena Tiga Salam Maria dilakukan dalam rangkaian urutan berikut:[3]

  1. Doa Pembukaan
  2. Pemeriksaan batin - Doa "Saya Mengaku"
  3. Bacaan Injil: Lukas 1:26-38
  4. Renungan pribadi (berdasar pada bacaan Kitab Suci yang baru saja dibaca)
  5. Novena "Tiga Salam Maria"
  6. Doa Penutup

Teks doa

Versi bahasa Indonesia

Teks resmi doa Novena Tiga Salam Maria versi bahasa Indonesia berdasarkan buku Puji Syukur no. 215:[2]

Bunda Maria, Perawan yang kuasa, bagimu tidak ada sesuatu yang mustahil, karena kekuasaan yang dianugerahkan Tuhan yang mahakuasa kepadamu. Maka dengan sangat aku mohon bantuanmu dalam kesulitanku. Janganlah kiranya engkau meninggalkan daku, sebab engkau pasti dapat menolong, meski dalam perkara sulit yang tak ada harapannya sekali pun, engkau tetap menjadi penolong.

Baik keluhuran Tuhan, kehormatan namamu maupun keselamatan jiwaku akan bertambah, jika engkau sudi mengabulkan permohonan ini. Oleh karena itu kalau permohonan ini benar-benar selaras dengan kehendak Tuhan yang mahakasih dan mahasuci, aku mohon dengan sangat, ya Bunda yang kuasa dalam permohonan, sudilah kiranya Bunda meneruskan permohonanku ini ke hadirat putramu, Yesus, yang pasti takkan menolakmu.

Pengharapanku yang besar ini berdasarkan kekuasaan tak terbatas, yang dianugerahkan Allah Bapa kepadamu. Dan untuk menghormati kekuasaanmu aku berdoa bersama Santa Mechtildis, yang kau beritahu tentang latihan kebaktian 'Tiga Salam Maria' yang sangat besar manfaatnya.

Salam Maria ... . Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.

Perawan suci, Takhta kebijaksanaan, berkat sabda Allah kebijaksanaan ilahi telah tinggal di dalam dirimu. Engkau telah dianugerahi pengetahuan ilahi tak terhingga oleh putramu, karena sebagai makhluk paling sempurna engkau dapat menerimanya. Engkau tahu betapa besar kesulitan yang kuhadapi, betapa besar pertolongan yang kuharapkan darimu.

Dengan penuh kepercayaan akan tingginya kebijaksanaanmu, aku menyerahkan diri seutuhnya kepadamu, supaya engkau dapat mengatur berkat segala kesanggupan dan kedermawanan budimu demi keluhuran Tuhan dan keselamatan jiwaku. Sudilah kiranya Bunda menolong dengan segala cara yang paling tepat, agar tercapailah maksudku itu.

Bunda Maria, Bunda kebijaksanaan ilahi, berkenankanlah mengabulkan permohonanku yang penting ini. Aku mohon ini berdasarkan kebijaksanaanmu yang tiada bandingnya, yang dikaruniakan kepadamu oleh Sabda Ilahi, putramu.

Bersama Santo Antonius dari Padua dan Santo Leonardus dari Porto Mauritio, pewarta kebaktian "Tiga Salam Maria" yang rajin, aku berdoa untuk menghormati kebijaksanaamu yang tiada taranya.

Salam Maria ... . Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.

Bunda yang baik dan lembut hati, Bunda kerahiman sejati, yang akhir-akhir ini disebut sebagai 'Bunda yang penuh belas kasih', aku datang kepadamu, dan mohon dengan sangat, sudilah kiranya Bunda memperlihatkan belas kasihmu kepadaku.

Aku tahu bahwa aku tak pantas mendapat kurnia itu, sebab kerap kali aku menyedihkan hatimu dengan menghina Yesus, putramu.

Betapa pun besar kesalahanku, aku sangat menyesal karena telah melukai Hati Kudus Yesus dan hati kudusmu.

Engkau telah memperkenalkan diri sebagai 'Bunda para pendosa yang bertobat' kepada Santa Brigita. Maka, ampunilah kiranya segala tidak-tahu-terima-kasihku yang sudah-sudah. Ingatlah saja akan keluhuran Tuhan serta kerahiman dan kebaikan hatimu, yang akan terpancar dengan mengabulkan anugerah permohonan ini dengan perantaraanmu.

Bunda Perawan yang penuh kebaikan, lembut hati dan manis, belum pernah engkau membiarkan yang datang mohon pertolonganmu.

Atas kerahiman dan kebaikanmu, dan lewat doamu aku mengharap dengan sangat anugerah Roh Kudus. Dan demi keluhuran namamu, bersama Santo Alfonsus Maria de Liguori, rasul kerahimanmu serta guru kebaktian 'Tiga Salam Maria' ini, aku berdoa untuk menghormat kerahiman dan kebaikanmu.

Salam Maria ... . Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.

Versi bahasa Inggris

Bahasa yang digunakan dalam versi bahasa Inggris agak berbeda, terjemahan bebasnya dari teks yang tercantum dalam laman situs EWTN sebagai berikut:[4]

Ya, Maria yang Tak Bernoda, Perawan yang kuat kuasa. Aku memohon kepadamu, melalui kuasa yang sangat besar yang telah engkau terima dari Bapa yang Kekal, supaya aku beroleh kemurnian hati, kekuatan untuk mengalahkan semua musuh jiwaku, dan pertolongan khusus yang kumohonkan dalam kebutuhanku saat ini.

(Sebutkan permohonan)

Bunda yang termurni, jangan tinggalkan aku, jangan abaikan doaku. Bermurah hatilah mendengarkanku demi kemuliaan Allah, kehormatanmu, dan keselamatan jiwaku.

Untuk memperoleh pertolongan ini, aku menghormat kuasamu dengan mendaraskan:

Salam Maria ... .

Ya Perawan Maria, Bundaku, melalui kebijaksanaan tak terkira yang dianugerahkan padamu oleh Firman Allah yang Menjelma, kumohon dengan rendah hati kepadamu supaya aku beroleh kelemahlembutan dan kerendahan hati, pengetahuan sempurna akan Kehendak Ilahi, dan kekuatan untuk mewujudkannya selalu.

Ya Maria, Takhta kebijaksanaan, sebagai seorang Bunda yang lemah lembut, tuntunlah aku di jalan kesempurnaan dan keutamaan Kristiani; supaya aku diberikan penerangan serta dimampukan untuk melakukan apa yang paling menyenangkan Putra terkasihmu, dan supaya permohonanku dikabulkan.

Untuk memperoleh rahmat ini, aku menghormat kebijaksanaanmu dengan mendaraskan:

Salam Maria ... .

Ya, Bunda Kerahiman, Bunda para pendosa yang bertobat, aku berdiri di hadapanmu dalam keadaan penuh dosa dan nestapa. Aku memohon melalui kasih yang sangat besar yang diberikan oleh Roh Kudus kepadamu bagi kami para pendosa yang malang, supaya aku beroleh penyesalan sempurna dan sejati atas dosa-dosaku, yang membuatku jijik dan kubenci dengan segenap hatiku karena aku mengasihi Allah.

Bunda yang penuh belas kasih, tolonglah aku dalam kebutuhanku saat ini.

Sudilah memalingkan mata belas kasihmu kepada kami, ya Perawan Maria yang penuh kemurahan, kasih sayang, dan manis.

Untuk memperoleh anugerah berharga ini, aku menghormat belas kasih kerahimanmu dengan mendaraskan:

Salam Maria ... .

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Inggris) Thurston, Herbert. "Angelus." The Catholic Encyclopedia. Vol. 1. New York: Robert Appleton Company, 1907. 9 May 2013
  2. ^ a b c Komisi Liturgi KWI, Puji Syukur: Buku Doa dan Nyanyian Gerejawi (edisi ke-2010), Penerbit OBOR, hlm. 266–270, ISBN 978-979-565-009-6 
  3. ^ Romo Gregorius Suprayitno, Pr., Aneka Ibadat Novena (edisi ke-2005), Yayasan Pustaka Nusatama 
  4. ^ (Inggris) Efficacious Novena of the Three Hail Marys, EWTN Global Catholic Network 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya