Noam Chomsky
Avram Noam Chomsky (lahir 7 Desember 1928) adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Kepakarannya di bidang linguistik ini mengantarkannya merambah ke studi politik. Chomsky telah menulis lebih dari 30 buku politik, dengan beragam tema. Sejak 1965 hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang paling kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau ditampilkan media AS. Selama lima dasawarsa ini, Chomsky menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia dan menulis lebih dari 30 buku bertema politik. Baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik, politik, hingga kumpulan kuliah, wawancara dan esai. Teori Chomsky[22]
Perjalanan hidup dan kariernyaNoam Chomsky lahir pada 7 Desember 1928 di Pennsylvania, Amerika Serikat. Dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr William Zev Chomsky dan Elsie Simonofsky. Ayahnya dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani, yang disebut harian New York Times sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani terkemuka yang menulis sejumlah karya gramatika bahasa itu. Pada usia 12 tahun, Chomsky sudah membaca salah satu karya berat ayahnya tentang tata bahasa Ibrani abad ke-13. Selain memperkenalkan bahasa dan warisan budaya leluhurnya, Yahudi, ayah Chomsky juga memperkenalkan tradisi intelektual yang kelak melekat dalam diri Chomsky. Sementara ayahnya mewarisi tradisi kebebasan intelektual, ibunya yang memiliki kecenderungan kekiri-kirian (antikemapanan) menekankannya pentingnya keseimbangan untuk bertindak sebagai pemikir yang sekaligus aktivis. Sang paman, suami kakak ibunya, ikut memengaruhi arah watak intelektual Chomsky dengan memperkenalkannya tokoh-tokoh pemikiran terkemuka, Sigmund Freud dan berbagai aliran Komunis seperti Karl Marx, Stalinis, Trotskys, Leninisme dan yang lain-lainnya. Toko Pamannya, yang menjual berbagai koran dan majalah di New York, menjadi tempat berkumpulnya para intelektual Yahudi di New York. "Kelas pekerja Yahudi di New York memang berbeda. Intelektualitas mereka sangat tinggi, sekalipun sangat miskin. Banyak di antara mereka yang tidak memiliki pekerjaan . Tapi mereka hidup di tengah lingkungan yang kaya secara intelektual. Saya pikir ini merupakan masa yang paling berpengaruh pada masa usia remaja saya." kenang Chomsky. Noam Chomsky yang kemudian sering disebut Chomsky dikenal sebagai tokoh intelektual yang berani "melawan arus" mapan (atau istilah populernya sebagai antikemapanan), baik terhadap kalangan kolega yang disebut-sebutnya sebagai "pembebek garis resmi kebijakan Amerika Serikat" ataupun para elite pemerintahan di Amerika Serikat. Tulisan dan artikelnya serta pendapatnya yang sering menyentakkan publik dan elite pemerintahan Amerika Serikat terutama dalam perspektifnya yang berbeda seputar peran Amerika Serikat di berbagai tempat di dunia mulai dari Nikaragua, Amerika Tengah, Vietnam hingga Timur Tengah. Pendapatnya yang sering berbeda dengan opini umum dan memberikan persfektif dan arti baru berbagai istilah dan peristiwa, mengundang serangan dari kalangan tertentu, dan pemahaman baru terhadap hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya pada kalangan lainnya. Semua gagasannya yang mengundang kalangan penentang dan pendukung selalu ditampilkan secara berbobot. Masalah antara jarak dan realitas dan pemaknaan media besar dalam berbagai kasus seperti "Perang Dingin", Tatanan Dunia Baru,Demokrasi dan lainnya merupakan objek utama Chomsky. Ia terjun dalam berbagai opini yang selalu bertentangan dan berbeda, lalu mencari makna sebenarnya dalam gagasan yang saling bertentangan dan berbeda dan bahkan saling bertabrakan itu. Menurut guru besar linguistik MIT ini, pandangan monolitik media-media besar yang tampil secara konsisten harus dicurigai sebagai upaya untuk mempertahankan status quo yang ada. Yang mula-mula menjadi inspirasi terbesar Chomsky untuk terjun ke lapangan ini adalah George Orwell dengan karya-karyanya yang memukau Chomsky sejak remaja. Novel "Animal Farm, 1984", esai semacam "Language in the Service of Propaganda" atau "Homage to Catalonia", merupakan sedikit dari deretan karya Orwell yang memengaruhi Chomsky. Chomsky bahkan gemar membandingkan dirinya dengan novelis itu. Untuk mencari kebenaran sejati, Orwell berkelana dari satu tempat ke tempat lain demi memperoleh informasi dari tangan pertama. Sedangkan Chomsky mengeksplorasi kebenaran itu dari buku dan khasanah teks yang ia baca. Hal ini dibarengi dengan kegemarannya di masa kecil, membaca seri ensiklopedi Compton. Seperti halnya ditulis dalam buku Noam Chomsky, "A Life of Dissent" yang ditulis oleh Robert F. Barsky, asisten guru besar Sastra Inggris di Universitas Western Ontario Kanada, yang disebut-sebut sebagai buku biografi intelektual dan politik Chomsky, Chomsky sempat bersentuhan dengan kelompok-kelompok yang mendorong beremigrasinya kaum Yahudi Amerika ke negeri harapan yang baru dibentuk, Israel. Ia memang tidak secara resmi terdaftar sebagai organisasi Yahudi berhaluan kiri seperti Avukah yang mendorong berdirinya negeri "binasional" (Arab-Yahudi) di Palestina. Tapi karena persentuhannya dengan kelompok-kelompok tersebut, keinginan untuk tinggal di Israel sempat terlintas di benaknya. Pada saat tercatat sebagai anggota Harvard's Society Fellow, berdua dengan istrinya, Carol, ia mengunjungi negeri itu pada tahun 1953. Mereka tinggal di kibbutz, pemukiman baru Yahudi di Palestina selama kira-kira enam minggu. Dia menggambarkan lingkungannya itu sebagai suatu tempat yang miskin, hanya sedikit makanan dan yang lebih penting lagi: "Benar-benar sesuai dengan lingkungan ideologis". Yang terakhir itulah yang kemudian merisaukannya. Bagi Chomsky, adalah tidak mudah menerima lingkungan yang dia sebut sebagai eksklusif dan rasis tersebut. Ketika ia berada di sana, Chomsky melihat bagaimana masyarakat non-Yahudi terpinggirkan, terancam dan mengalami ketakutan. Pengalaman inilah, yang menunjukkan standar ganda keadilan, membuat Chomsky merasa ragu akan perlunya membentuk negara Yudaisme untuk etnik Yahudi. Pada masa berikutnya, Chomsky malah dikenal sebagai salah satu intelektual Amerika Serikat yang berani berkonfrontasi secara langsung, menentang pencaplokan Israel atas tanah Palestina. "Satu tanah dengan dua negara, ini merupakan esensi utama masalah Israel-Palestina" katanya dalam buku The Chomsky Reader. Watak kritis ini sebagai ahli linguistik yang banyak menulis soal-soal politik internasional, selain dibentuk oleh banyak gagasan yang memengaruhinya, juga dibentuk dari bidang yang ditekuninya,Cartesian Linguistics. Menurut Chomsky, sekali ia menerima perspektif Cartesian dalam bahasa, pada tahap berikutnya ia harus mendukung hak alami manusia dan melawan segala macam bentuk otoritarianisme yang menindas manusia. Keterlibatannya dalam aktivisme politik merembet tidak cuma sebatas menulis artikel. Ia pun mengirim petisi dan memprotes berbagai kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dianggapnya menindas negara lain. "Saya menyadari bahwa mengirim petisi, menumbang uang, mengadakan pertemuan itu tak cukup. Saya berpikiradalah penting jika kita ikut ambil bagian secara lebih aktif....dan saya sadar benar apa akibatnya," kata Chomsky. Oleh karena gagasan-gagasannya yang radikal mengenai berbagai soal kebijakan luar negeri Amerika Serikat itu, namanya sempat masuk dalam daftar musuh Gedung Putih pada masa pemerintahan Richard Nixon. Ia pun pernah ditangkap dan diinterogasi petugas keamanan karena gagasan-gagasannya itu, yang kemudian pernah membuatnya bertanya-tanya, apakah dia tinggal di Amerika atau di negeri lainnya. Namun demikian, ia terbilang tidak kenal jera. Ia bahkan menyebutnya sebagai akibat tanggung jawabnya sebagai intelektual. "Bertrand Russell dan Albert Einstein sama-sama dikenal sebagai intelektual hebat. Keduanya sepakat bahwa bahaya tengah mengancam umat manusia. Tapi mereka memilih jalan yang berbeda untuk meresponsnya. Einstein hidup dengan enak di Princeton dan mengabdikan dirinya semata-mata untuk riset seraya sesekali menyampaikan orasi ilmiah, sementara Russell memilih melakukan demonstrasi di jalan," kata Chomsky yang memasang foto Russell di ruang kerjanya di MIT. "Ingin tahu hasilnya? Russell dikutuk sementara Einstein dipuji selangit seperti laiknya malaikat. Apakah itu semua mengejutkan kita? Tidak," kata Chomsky yang sadar benar akibat dari pilihannya. Pandangan politikChomsky telah menyatakan bahwa "pandangan personalnya adalah merupakan anarkis tradisional, yang berasal dari Masa Pencerahan dan liberalisme klasik" dan dia memuji sosialisme libertarian. Dia merupakan simpatisan anarko-sindikalisme dan anggota serikat IWW. Dia telah menerbitkan sebuah buku tentang anarkisme berjudul Chomsky on Anarchism yang diterbitkan oleh kolektif buku anarkis AK Press pada 2006. Ia telah terlibat dalam aktivisme politik sejak menginjak usia dewasa dan mengeluarkan berbagai opininya mengenai politik dan berbagai peristiwa dunia yang dikutip secara luas, dipublikasikan dan didiskusikan. Menanggapi hal tersebut, Chomsky berargumen bahwa pandangan-pandangannya merupakan hal yang tidak ingin didengar oleh mereka yang berkuasa, dan untuk alasan inilah Chomsky dianggap sebagai seorang disiden politik Amerika. Beberapa garis besar pandangan politiknya adalah:
Buku-buku dan artikel tentang Noam ChomskyNoam Chomsky juga disebut-sebut sebagai Galilleo Galillei atau Rene Descartes masa depan.[butuh rujukan] Empat ribu penghargaan atas karyanya muncul dalam daftar Arts and Humanites Citation Indeks, dari 1980-1992. Menurut Science Citation Index, sepanjang 1974 hingga 1992, namanya memperoleh penghargaan sebanyak 1619 kali. Termasuk di antaranya adalah Kyoto Prize, semacam hadiah Nobel yang diberikan di Jepang, pada tahun 1988. Sejarah penerbitanProses penerbitan buku-buku Chomsky cukup menarik perhatian, mengingat dia jarang sekali berupaya untuk mempublikasikan karya-karyanya. Tampaknya penggemar Chomsky selayaknya berterima kasih kepada editor atau aktivis yang tertarik pada tulisannya, kuliahnya, wawancaranya. Karena melalui antusiasme merekalah, karya-karya Chomsky dapat dibaca oleh audiens yang lebih luas dan tidak hanya dinikmati oleh sekelompok akademisi saja. Ketika pertama kali menjalin kerja sama penerbitan, Chomsky memilih penerbit kecil daripada penerbit sekelas Random House. Andre Schiffrir, mantan Direktur Pelaksana di Pantheon yang menerbitkan buku-buku awal Chomsky tentang politik selama tahun 1970-1980, mengenang, "Dia memberikan bukunya untuk kelangsungan hidup penerbit-penerbit kecil." Meskipun Chomsky mulai membangun reputasinya dan menarik sekelompok kecil penggemar pada era 1970-an dan 1980-an dengan buku-buku linguistik dan sejumlah buku politik, tetapi sebenarnya, buku tipis bersampul lunak dan enak dibaca yang diterbitkan oleh penerbit pada era akhir 1990-an yang memperluas penyebarannya baik di toko besar maupun kios-kios buku. Pada awal 1990-an, Arthur Naiman, saat itu pemilik penerbitan buku-buku komputer, mendengar Chomsky berbicara di radio dan tertarik untuk menerbitkan karyanya. Naiman pun membuka penerbitan baru untuk menampung buku-buku tipis tentang politik dan dicetak dalam jumlah besar. Di bawah nama penerbit Odonian Press, dia menerbitkan empat buku tipis Chomsky antara tahun 1992 dan 1998 dalam seri Real Story. Hingga akhir tahun 2002, masing-masing telah terjual, rata-rata 118.000 salinan. Greeg Ruggiero, aktivis yang terlibat dalam penerbitan Open Media Pamphlet Series pada era 1990-an, adalah orang yang berperan dalam memperluas audiens pembaca karya-karya Chomsky. Dia kerap menerbitkan pamflet yang mudah difotokopi dari kuliah-kuliah Chomsky dan menjualnya di pojok-pojok jalan di kota New York. Setelah terbukti diminati, dia kemudian mengontak kios-kios buku di seluruh negara bagian dan menjual 10 ribu salinan dengan cara itu. Pada 1995, Ruggiero menawarkan serial ini ke Seven Stories Press. Pada Oktober 2003, Metropolitan Book menerbitkan buku Chomsky yang lain yang berjudul Hegemony of Survival: America's Quest for Global Domination. Buku ini merupakan bagian dari American Empire Project yang menerbitkan buku-buku tipis namun berdasarkan argumentasi yang kukuh dari para penulis dan pemikir terkemuka. Terlepas apakah buku tersebut memuat kritik barunya atau tidak, Sara Berstel, wakil dari penerbit ini, yakin bahwa buku ini akan terjual dengan baik. "Dia selalu memiliki sesuatu [yang baru] untuk disampaikan yang tidak dapat diperoleh pembaca di tempat lain," kata Bersthel. Seputar 11 SeptemberMenurut Publishers Weekly, setelah peristiwa 11 September, Chomsky telah menghasilkan dua buku laris yang terjual jutaan eksemplar. Dia juga dinobatkan sebagai penulis buku terlaris bertema politik yang belum tertandingi oleh penulis bertema sama yang ada di AS saat ini. Di luar bencana yang ditimbulkan oleh serangan 11 September terhadap gedung WTC New York, peristiwa ini juga meroketkan popularitas buku-buku Chomsky. Ketika banyak orang merasa muak dengan sumber-sumber bacaan yang menjadi propaganda pemerintah AS, buku-buku politik Chomsky yang kontroversial seperti 9-11 (Seven Stories, 2001) dan Power and Terror: Post 9-11 (Seven Stories, 2003) menjadi buku laris. Karena tidak terlalu peduli dengan kegiatan promosi buku-bukunya, Publishers Weekly menjuluki Chomsky sebagai The Accidental Best Seller, penulis terlaris yang sama sekali keluar dari pakem atau praktik-praktik para pengarang best seller modern. Bibliografi dan filmografiBuku di IndonesiaDi Indonesia pun, buku Pirates and Emperors: International Terrorism in the Real World (Amana Bookss, Inc., 1986) yang pernah diterbitkan Penerbit Mizan dengan judul Menguak Tabir Terorisme Internasional pada tahun 1991, diterbitkan ulang pada tahun 2001 dengan judul baru: Maling Teriak Maling: Amerika Sang Teroris? - ISBN 979-433-288-7. Selain itu, penerbit Bentang Pustaka menerjemahkan 2 buku chomsky, How the World Works pada tahun 2015 yang merupakan kolaborasi dari empat seri "Real Story": Apa yang Sesungguhnya Diinginkan Paman Sam; Yang Kaya Sedikit dan yang Gelisah Banyak; Rahasia, Kebohongan dan Demokrasi; serta Kebaikan Umum, dan Who Rules the Worlds? pada tahun 2017 yang berisi investigasi intelektual dari Chomsky. ReferensiWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Noam Chomsky. Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Pranala luar
|