Ni Made SuciarmiNi Made Suciarmi adalah salah satu juru sangging wanita dari Kamasan. Perempuan yang lahir di desa Kamasan, Klungkung pada tanggal 10 Oktober 1932 ini telah giat melukis sejak berumur 16 tahun, dimana ia memulainya dengan menggambar wayang yang bersumber dari kisah Mahabharata.[1] Menurun dari bakat ayahnya, Ketut Sulaya, yang juga merupakan seorang pelukis, guru dan handal dalam menulis lontar, Suciarmi menjadi lebih mudah dalam memperdalam pengetahuannya tentang seni dan budaya tradisional Bali. Sejak kecil, Suciarmi senang memperhatikan para pelukis yang melukis menggunakan batang daun kelapa. Kebiasaannya inilah yang menjadi cikal bakal keinginannya untuk melukis, dan mulai belajar melukis dengan ayah dan salah satu guru lukis dari tempatnya berasal.[2] Tidak banyak perempuan Bali terdahulu yang memilih untuk menjadi seorang pelukis ataupun seniman, karena adanya peran-peran perempuan dalam tradisi Bali yang terkonstruksi dalam lingkungan masyarakat Bali, dimana melukis adalah pekerjaan laki-laki sedangkan pekerjaan perempuan adalah menyulam pakaian. Tetapi, konstruksi ini tidak mematahkan ambisi Suciarmi untuk menjadi seorang pelukis.[2] Karier SenimanPerjalanan Suciarmi dalam dunia seni mulai dikenalkan ke publik sejak pameran pertamanya di Art Centre Denpasar, Bali tahun 1975. Saat itu, tidak banyak seniman perempuan Bali, dan Suciarmi merupakan salah satu dari sedikit seniman perempuan Bali yang bisa menarik perhatian orang banyak. Kesuksesannya sebagai seorang seniman semakin berkembang sejak ia mulai mengadakan pameran di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Australia, dan Singapura. Meskipun karya-karya Suciarmi banyak dikagumi oleh orang berkunjung ke Desa Kamasan, tetapi keahliannya dalam melukis sering kali tidak dihargai oleh para seniman lokal dan media.[2] Salah satu penggemar karya Suciarmi adalah Mary Northmore MBE, seorang guru seni dari Hong Kong. Mary berusaha untuk mempublikasikan Suciarmi dan seniman perempuan Bali lainnya agar lebih banyak dikenal oleh orang banyak, dengan membuka banyak peluang pameran, pengembangan dan membantu dalam pemasaran yang kemudian pada tahun 1991 didirikan Seniwati Art Gallery di Ubud. Galeri tersebut didedikasikan untuk pelatihan serta mempromosikan seniman perempuan yang tinggal dan bekerja di Bali.[2] Referensi
|