New Development Bank
New Development Bank (NDB, terj. har. 'Bank Pembangunan Baru'), sebelumnya bernama BRICS Development Bank,[1] adalah bank pembangunan multilateral yang rencananya dioperasikan oleh negara-negara BRICS (singkatan bahasa Inggris untuk Brasil, Rusia, India, Tiongkok (China), dan Afrika Selatan (South Africa)) sebagai alternatif bagi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.[2] Bank ini didirikan untuk mendorong kerja sama keuangan dan pembangunan di antara kelima negara berkembang ini. Bank ini berkantor pusat di Shanghai, Tiongkok[3] dan CEO pertamanya berkebangsaan India.[3] SejarahNew Development Bank disepakati oleh para anggota BRICS di KTT BRICS ke-5 yang diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan, pada 27 Maret 2013.[2] Tanggal 15 Juli 2014, hari pertama KTT BRICS ke-6 di Fortaleza, Brasil, negara-negara anggota BRICS menandatangani dokumen pembentukan BRICS Development Bank senilai $100 miliar dan cadangan mata uang tambahan senilai $100 miliar.[4] Keduanya akan membendung pengaruh bank pinjaman Barat dan mata uang dolar. Dokumen kerja sama antara lembaga kredit ekspor BRICS dan perjanjian kerja sama inovasi juga ditandatangani.[5] Shanghai dipilih sebagai lokasi kantor pusat bank ini, mengalahkan New Delhi dan Johannesburg. Presiden pertamanya berasal dari India,[6] ketua dewan direktur pertamanya berasal dari Brasil,[7] dan ketua dewan gubernur pertamanya berasal dari Rusia.[7] TujuanSalah satu tujuan bank ini adalah mendanai proyek-proyek infrastruktur dan menciptakan "Kesepakatan Cadangan Mata Uang" senilai US$100 miliar yang akan membantu negara anggota menghadapi gejolak finansial masa depan.[8] Bank ini juga akan memberi bantuan ke negara-negara lain yang mengalami volatilitas ekonomi setelah Amerika Serikat menghentikan kebijakan moneter ekspansionernya.[9] Dana ini terdiri dari $10 miliar modal patungan ($2 miliar dari setiap anggota selama tujuh tahun) dan $40 miliar tambahan yang dibayarkan jika diminta.[10] Dari modal awal senilai $100 miliar, Tiongkok menyumbang $41 miliar, Brasil, Rusia, dan India masing-masing menyumbang $18 miliar, dan Afrika Selatan menyumbang $5 miliar.[11] Bank ini dijadwalkan memberi pinjaman pertamanya pada tahun 2016 dan keanggotaannya terbuka bagi negara-negara lain, tetapi pangsa modal BRICS tidak boleh di bawah 55 persen.[12] Lihat pulaCatatan kaki
Pranala luar |