Naskah EksekrasiNaskah Eksekrasi ("Teks Kebencian", Execration Texts), juga disebut sebagai Daftar Proskripsi (Proscription Lists),[1] adalah teks keramat (hieratik) Mesir kuno, memuat daftar musuh-musuh Firaun, yang paling sering adalah musuh negara Mesir atau negara-negara tetangga asing yang merepotkan.[2] Teks-teks ini paling sering tertulis di atas patung orang asing yang terikat, mangkuk, atau blok tanah liat atau blok batu, yang kemudian dihancurkan. Proses seremonial penghancuran nama-nama dan penguburannya dimaksudkan untuk menjadi semacam sihir simpatik yang akan mempengaruhi orang atau entitas yang disebut dalam teks. Fragmen itu biasanya ditempatkan di dekat makam atau tempat ritual. Praktik ini paling umum selama masa konflik dengan negara-negara tetangga Mesir di Asia.[3] Periode sejarah naskah eksekrasiNaskah eksekrasi telah terbukti ada pada zaman akhir Kerajaan Lama Mesir (~ 2686-2160 SM) sampai ke Kerajaan Baru (~ 1550-1069 SM). Naskah eksekrasi paling awal bertarikh dinasti keenam (abad ke-24 sampai ke-22 SM) selama Kerajaan Lama Mesir. Berupa patung-patung yang terbuat dari tanah liat yang belum dibakar dan dibentuk menjadi orang asing terikat dengan label nama yang tertulis di dada mereka, kadang-kadang dengan tinta merah.[4] Lebih dari 400 patung semacam ini digali dari pemakaman di Giza, sementara beberapa yang lain digali dari pemukiman Elefantin dan Balat.[5] Pada zaman Kerajaan Pertengahan Mesir (ca. 2055-1650 SM), Mesir terus menggunakan patung sebagai naskah eksekrasi. Misalnya, sekelompok patung-patung besar dan kecil bertarikh akhir dinasti ke-12 digali di nekropolis Saqqara. Kerajaan Pertengahan Mesir juga mulai menggunakan bejana tembikar untuk naskah eksekrasi, yang dibuktikan dengan penggalian lebih dari 175 bejana di luar benteng Mesir di Mirgissa di Bawah Nubia. Bejana-bejana ini, bertarikh pertengahan dinasti ke-12, ditulisi dengan naskah eksekrasi panjang dan tampaknya telah sengaja dirusak, kemungkinan sebagai bagian dari ritual eksekrasi. Hanya beberapa contoh naskah eksekrasi bertarikh Periode Menengah Kedua Mesir (~ 1700-1550 SM) dan Kerajaan Baru (~ 1550-1069 SM) telah ditemukan.[6] Situs di mana naskah eksekrasi ditemukanSudah ada lebih dari 1.000 deposito naskah eksekrasi ditemukan, pada situs-situs di Semna, Uronarti, Mirgissa, Elefantin, Thebes, Balat, Abydos, Helwan, Saqqara, dan Giza.[7] Karena guci eksekrasi, patung, vas, dan monumen hampir hancur selama ritual, para arkeolog harus menempatkan kembali semua potongan-potongan yang mereka temukan dari lubang eksekrasi untuk mempelajari ritual. Empat deposito telah ditemukan di Giza, yang memuat patung-patung kecil yang dikemas ke dalam guci keramik.[8] Pada benteng Kerajaan Pertengahan Mirgissa, bekas-bekas eksekrasi meliputi 200 vas merah bertulisan yang rusak, lebih dari 400 vas merah rusak yang tidak bertulisan, hampir 350 patung-patung lumpur, empat patung batu gamping, jejak-jejak kecil lilin lebah yang diwarnai merah-mungkin sisa-sisa lelehan patung-patung, dan satu manusia yang kepalanya dipenggal secara ritual.[9][10] Bukti lain pengorbanan manusia dan korban eksekrasi, serta persembahan korban hewan ditemukan di Avaris, mungkin dari Dinasti ke-18. Dua lubang eksekrasi telah ditemukan: satu berisi tengkorak dan jari, sementara yang lain berisi dua kerangka laki-laki penuh. Georges Posener menerbitkan temuannya dari Saqqara pada tahun 1940, yang kemudian dikenal sebagai "Brussels texts". Patung-patung itu memuat nama lebih dari 60 kota, orang, dan suku musuh.[11] Ritual eksekrasiRitual eksekrasi adalah proses dengan mana orang bisa mengusir atau membasmi musuh. Biasanya objek ritual itu diikat (biasanya sebuah patung kecil, tapi kadang-kadang pengorbanan manusia dilakukan), kemudian benda itu dipukul, diinjak, ditusuk, dipotong, ditombak, diludahi, dikunci dalam sebuah kotak, dibakar, direndam dalam air kencing, dan akhirnya dipendam. Tapi tidak setiap eksekrasi atau tindakan kebencian melibatkan semua komponen yang disebutkan sebelumnya itu. Ritus penuh bisa menggunakan salah satu dari tindakan ini berkali-kali untuk banyak tokoh. Salah satu ritual yang tercatat memberi instruksi untuk "meludahinya empat kali...menginjak-injak dia dengan kaki kiri...menghujamnya dengan tombak...menyembelihnya dengan pisau...menempatkan dia di atas api...meludahi dia dalam api berkali-kali"[12] Tempat-tempat yang disebutkanAdanya nama-nama asing kota-kota dan suku-suku yang telah lama menjadi sumber bagi peneliti untuk mempelajari lebih lanjut tentang tanggal dan pengaruh situs-situs tersebut. Dua kelompok pertama naskah eksekrasi yang diterbitkan, "Berlin texts" dan "Brussels texts", menyebut banyak kota-kota Kanaan dan Fenisia. "Berlin texts" dan "Brussels texts" bertarikh kira-kira dari akhir abad ke-20 SM sampai pertengahan abad ke-18 SM. Dari sudut pandang arkeologi, naskah eksekrasi ini berkisar dari MB I sampai MB IIB. Sisa-sisa arkeologi dari periode ini belum ditemukan di semua situs yang disebutkan dalam naskah eksekrasi Mesir.[13] Tempat-tempat yang disebutkan dalam naskah eksekrasi yang tidak ada sisa-sisa arkeologi substansial dari MB IIA:[14] Tempat-tempat yang disebutkan dalam naskah eksekrasi dengan sedikit atau tidak ada sisa-sisa arkeologi dari MB IIA:
Situs Beit She'an mungkin juga telah disebutkan dalam set naskah eksekrasi ini, tetapi situs ini belum diketahui dengan pasti. Byblos disebutkan sebagai nama dari sebuah suku dalam naskah eksekrasi, tetapi tidak sebagai sebuah lokasi atau situs.[15] Sebagian sarjana mengklaim bahwa Šu-tu yang disebutkan dalam naskah eksekrasi dan naskah Mesir lainnya dapat merujuk ke tanah dan suku Moab karena teks dalam Bilangan 24:17 yang mengacu pada "anak-anak Sheth" sebagai orang Moab. Namun, juga mungkin bahwa istilah Šu-tu dapat merujuk pada semua orang yang tinggal di Palestina timur, suatu daerah dari Wadi al-Hassa sampai Nahr ez-Zerqa, bukan secara eksklusif merujuk ke Moab.[16] Kerajaan Kush di Nubia juga disebutkan dalam naskah-naskah eksekrasi. PenelitianNaskah eksekrasi merupakan sumber penting bagi para peneliti di bidang sejarah Timur Dekat kuno abad ke–20 sampai abad ke-18 SM,[17] dan studi Alkitab. Kelompok pertama Naskah Eksekrasi yang diterbitkan oleh Kurt Sethe pada tahun 1926, dikenal sebagai "Berlin texts". Georges Posener menerbitkan kelompok teks kedua pada tahun 1957, yang dikenal sebagai "Brussels texts".[18][19] Koleksi pertama tertulis pada pecahan tembikar, dan berisi nama-nama sekitar 20 tempat di Kanaan dan Phoenicia (Fenisia), serta lebih dari 30 penguasa periode itu. Teks-teks ini berisi apa yang mungkin adalah penyebutan pertama Yerusalem,[20] dari awal milenium kedua SM, pada akhir dinasti ke-11 sampai dinasti ke-12. Kelompok teks kedua tertulis pada patung-patung tahanan terikat yang ditemukan di Saqqara. Kelompok ini berisi nama-nama dari 64 tempat, biasanya mendaftar satu atau dua penguasa. Tujuh negara Asia daoat dikenali dari daftar itu.[21] Kelompok ini bertarikh ke akhir dinasti ke-12. Kelompok tambahan teks, Mirgissa teks, diterbitkan oleh Yvan Koenig pada tahun 1990. Penafsiran SejarahPenafsiran sejarawan mengenai arti Naskah Eksekrasi telah mapan berkat dokumen yang memuat detail ritual penciptaan teks-teks dan cara menghancurkannya[22] dalam rangka untuk menghasilkan suatu bentuk sihir yang melindungi Mesir dan Firaun, dalam kasus-kasus sebelumnya, tetapi terutama dalam periode Ptolemaik mereka mulai dimanfaatkan oleh lebih banyak orang Mesir untuk penggunaan pribadi mereka sendiri.[23] Karena banyak dari Naskah Eksekrasi awal ditemukan pada tembikar, beberapa sejarawan percaya bahwa ritual menghancurkan tokoh-tokoh eksekrasi bermula dari menghancurkan bejana-bejana tanah liat yang digunakan dalam persiapan penguburan sehingga mencegah mereka digunakan untuk keperluan lain dan untuk melepaskan kekuatan magis yang mungkin sudah berada di bejana setelah digunakan untuk pencucian penguburan.[24] Di luar perbatasan MesirNaskah Eksekrasi berkaitan dengan raja-raja dan kota-kota yang dirasa mengancam orang-orang Mesir; beberapa di antaranya tinggal di Kanaan dan tanah Suriah. Naskah Eksekrasi termasuk kelompok Berlin, Brussels, dan Migrissa berisi kutukan yang menargetkan lebih dari 100 raja dan desa Siro-Palestina.[25] Raja-raja Nubia seperti Segersenti disebutkan dalam Naskah Eksekrasi, serta lebih dari 200 raja Nubia lainnya.[26] Koneksi Alkitab ke Naskah Eksekrasi: Sumber-sumber Mesir bernilai penting dalam memahami sejarah Kanaan. Hubungan mereka dengan Firaun Mesir menjadi nyata berkat beberapa Naskah Eksekrasi.[27] Beberapa Naskah Eksekrasi merujuk pada orang-orang yang tinggal di kedua sisi Sungai Yordan sebagai "su-tu". Para sarjana membuat koneksi antara su-tu dan "anak-anak Set (Sheth)" atau "bene-set", disebut dalam kitab Bilangan 24:17 di Alkitab:
Diterima secara luas bahwa "anak-anak Set (Sheth)" adalah orang-orang yang tinggal di Moab, atau orang suku Moab, di perbatasan tanah Ibrani.[28] Dr. A. Bentzen pada tahun 1950-an mengajukan tesis bahwa pasal pertama dan kedua kitab Amos dalam Perjanjian Lama "dimodelkan pada pola ibadat, menyerupai ritual di balik Naskah Eksekrasi Mesir." Banyak orang telah mengambil teori ini dan menafsirkan secara keliru dengan mengatakan ada bukti bahwa perkataan Amos dipengaruhi oleh Naskah Eksekrasi Mesir. Bentzen hanya menyatakan bahwa pengaruh pada perkataan Amos menyerupai (bukan dipengaruhi oleh) Naskah Eksekrasi Mesir. Mirip, tapi tidak ada koneksi. Kitab lain dalam Alkitab juga memiliki kemiripan yang sama; Daniel 11:41; Yesaya 11:14; Yeremia 48-49; Zefanya 2:8–9; Yehezkiel 25:1–14 dan Nehemia 13:1–2:23.[29] Lihat pulaReferensi
Pustaka
Pranala luar |