NASAMS (Norwegian Advanced Surface-to-Air Missile System, disebut juga National Advanced Surface-to-Air Missile System[5]) merupakan sistem pertahanan udara di darat yang saling terintergrasi dengan jangkauan dekat hingga menengah dan dikembangkan oleh Kongsberg Defence & Aerospace (KDA) dan Raytheon Missile & Defense.[6][7] Sistem ini mampu menghadapi pesawat nirawak (PTTA/UAV), helikopter, rudal jelajah, pesawat tempur nirawak (UCAV), dan pesawat sayap tetap lainnya.[6]
NASAMS menjadi model penerapan pertama penggunaan rudal AIM-120 AMRAAM dari darat. NASAMS 2 merupakan varian lanjut yang mampu menggunakan Link 16 dan telah beroperasi semenjak tahun 2007. Hingga 2022, NASAMS 3 merupakan varian mutakhir. Mulai digunakan aktif pada tahun 2019, dengan kemampuan dapat menembakkan rudal AIM-9X Sidewinder, IRIS-T SL, AMRAAM-ER, serta memperkenalkan peluncur fleksibel yang dapat diangkut melalui jalur udara. NASAMS telah memiliki interoperabilitas dengan sistem pertahanan udara dengan jangkauan lebih jauh layaknya MIM-104 Patriot.[8]
Spesifikasi
Sistem penembakan NASAMS terdiri dari satu peleton berjumlah 22 prajurit, dilengkapi: pusat kendali penembakan, radar tiga dimensi, serta tiga peluncur rudal mobil. NASAMS merupakan kombinasi dari Radar 3D AN/TPQ-36A atau AN/MPQ-64 dengan rudal AIM-120 AMRAAM. Rudal AMRAAM menggunakan active radar homing artinya panduan radar eksternal tidak lagi diperlukan ketika target yang datang, karena telah terpindai penjejak internal rudal AMRAAM. Sistem ini memberi kesempatan bagi radar untuk terus menerus memindai udara sambil berbagi beban dengan penjejak internal rudal dalam menghadapi berbagai ancaman.
Integrasi ini dikembangkan oleh Kongsberg melalui sistem BMC4I yang juga disebut Fire Distribution Center (FDC). FDC terhubung ke radar AN/TPQ-36A melalui modul “Acquisition Radar and Control System” (ARCS). Selain berfungsi sebagai evaluator ancaman dan weapon assignment, sistem ARCS juga berfungsi melindungi pesawat teman.
Jangkauan sistem NASAMS 3 adalah 40–50 km, lebih rendah dari Aster 30 yang mencapai jarak 100 km.
NASAMS lebih berfungsi sebagai pelapis sistem pertahanan yang luas karena mudah diintegrasikan lewat radio data link. NASAMS yang mobile untuk meng-cover wilayah lembah yang tidak terjangkau dengan baik oleh radar utama. NASAMS menghadirkan gambar udara real-time yang dapat dibagikan dengan sistem lainnya.
Kelebihan lain dari NASAMS, rudal ini dapat diluncurkan meski radarnya telah dihancurkan musuh karena NASAMS juga menggunakan sumber data eksternal untuk mengunci atau melacak posisi target.
Deskripsi
Sistem ini mengintegrasikan radar pertahanan udara MPQ-64 Sentinel buatan AS dan rudal AIM-120 AMRAAM dengan sistem Manajemen Pertempuran C4I yang dikembangkan secara asli yang disebut FDC, kependekan dari Fire Distribution Center. FDC yang terhubung ke radar MPQ-64 membentuk sebuah "Acquisition Radar and Control System" (ARCS). Rudalnya memiliki jangkauan horisontal hingga 25 km.[9] Sumber lain menyebutkan kisaran 'lebih dari 15 km'[10] tetapi ini tergantung pada versi rudal yang digunakan.
Perhatikan bahwa jarak untuk AAM diperkirakan untuk pertemuan langsung pesawat yang bergerak cepat di ketinggian, dan jarak tersebut secara signifikan menjadi lebih pendek ketika rudal yang sama diluncurkan dari platform darat yang tidak bergerak. Dimensi lebih lanjut untuk sistem rudal darat yang diluncurkan adalah jangkauan ketinggian maksimumnya, yang menurut aturan praktis adalah sepertiga dari jangkauan horizontal maksimumnya.
Australia – Kontrak senilai A$2,5 milyar untuk NASAMS 3 ditandatangani pada Maret 2017.[13] Dirakit secara lokal oleh Raytheon Australia dan akan menggantikan sistem RBS-70 yang aktif di lapangan.[14] Australia menerima sistem pertama di tahun 2022.[15]
Belanda – Dua sistem di tahun 2006, terdiri dari 1 pusat kendali tembak, 1 radar AN/MPQ-64M2, dan 3 peluncur, serta juga radar pencarian Hensoldt TRLM-3D/32.[16][17]
Hungaria – Telah dipesan pada November 2020 dengan kontrak senilai US$1 milyar, dengan kontrak tambahan 60 unit rudal AMRAAM C7/C8 senilai US$230 juta.[20][21][22] Dua sistem pertama diterima di tahun 2023, dimana sisanya akan diterima pada pertengahan tahun 2024.[23]
Indonesia – Dua sistem NASAMS 2 diterima dan aktif digunakan mulai tahun 2020.[24]
Lituania – Dua sistem NASAMS 3 diterima di tahun 2020,[25] masing-masing dengan empat peluncur sebagai bagian dari kontrak senilai US$128 juta.[26] Pesanan tambahan senilai €200 juta pada Desember 2023.[27]
Oman – Telah dipesan pada Januari 2014 dengan kontrak senilai US$1,28 milyar.[28][29][30]
Spanyol – Empat sistem NASAMS 2 telah diterima pada tahun 2003.[12][31]
Ukraina – Menerima NASAMS dari Amerika Serikat pada November 2022 dan melalui pembelian oleh Kanada di Januari 2023.[32][33] Pada Maret 2023, Nowergia berencana akan mengirimkan dua sistemnya ke Ukraina.[34]Pada Mei 2023, Amerika Serikat menyetujui permohonan penjualan sistem NASAMS dengan kontrak senilai US$285 juta.[35] Lituania melakukan pembelian dua peluncur NASAMS (bukan sistem lengkap) untuk Ukraina.[36] Amerika Serikat berencana melakukan pembelian empat tambahan NASAMS untuk Ukraina.[37]
Pengguna mendatang
Kuwait – Mengajukan permohonan pembelian 63 unit AIM-120C-8 AMRAAAM, 63 unit AIM-9X Sidewinder Blok II, 12 unit MIDS LVT Blok 2, dan 12 unit MIDS LVT Cryptographic Modules. Disetujui oleh Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat melalui Foreign Military Sale (FMS) pada Oktober 2022.[38]
Qatar – Telah dipesan pada Juli 2019.[39] Dimana Qatar merupakan negara pertama yang mengakuisisi AMRAAM-ER.[40]
Taiwan – Menindaklanjuti persetujuan dari Amerika Serikat, Taiwan berencana mengakuisisi "lebih dari empat" sistem NASAMS. Akan tetapi rencana tersebut belum terlaksana akibat kemampuan produksi yang difokuskan untuk Ukraina.[41][42]
^"NASAMS III lands in Lithuania". Shephard Media. 30 October 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 June 2022. Diakses tanggal 27 June 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)