Museum Bengkulu
Museum Bengkulu atau Museum Negeri Bengkulu merupakan tempat penyimpanan koleksi benda-benda bersejarah dan adat budaya masing-masing suku yang terdapat di Bengkulu.[1][2] Diantaranya adalah koleksi pakaian pengantin dan pakaian adat, alat-alat rumah tangga, senjata tradisional, bentuk-bentuk rumah adat, tulisan huruf Ka ga nga dan peninggalan-peninggalan masa prasejarah mulai dari masa peradaban batu sampai perunggu.[1][2] Selain itu, ada peninggalan kerajinan kain tenun yang terdiri dari kain tenun masyarakat Enggano dan aneka jenis motif kain besurek.[1][2] SejarahMuseum Bengkulu mulai dibangun pada tahun 1978.[3] Namun, museum yang diresmikan oleh Drs. GBPH Poeger baru difungsikan pada tanggal 3 Mei 1980.[3] Pada awalnya, Museum Bengkulu berlokasi di Benteng Marlborough.[3] Akan tetapi, pada 3 Januari 1983 museum ini menempati gedung baru di Jalan Pembangunan nomor 8 Padang Harapan.[3] Museum buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 15.00. kecuali sabtu dan minggu.[4] KoleksiMuseum ini memiliki 126 koleksi naskah kuno yang hingga kini tidak diketahui identitas penulisnya.[1][5] Saat ini, sepuluh di antaranya sudah berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia.[1][5] Koleksi naskah kuno yang berisi pantun, sejarah dan wejangan ini berumur puluhan bahkan ratusan tahun.[1][5] Selain naskah kuno, museum yang berdiri di atas lahan seluas 9.974 m2 ini juga memiliki koleksi kain tradisional.[1][5] Salah satunya adalah Kain Besurek, yakni kain yang terbuat dari bahan katun (teknik pembuatannya seperti kain batik).[1][5] Kain Besurek memiliki motif seperti huruf kaligrafi Arab.[1][5] Namun, motif-motif ini tidak menjalin kata sehingga tidak dapat dibaca.[1][5] Salah satu koleksi yang menarik dari museum ini adalah keberadaan mesin cetak Drukkey Populair dengan merek Golden Press.[1][5] Mesin cetak buatan Amerika Serikat ini dibuat pada tahun 1930.[1][5] Drukkey Populair inilah yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencetak uang merah.[1][5] Uang merah merupakan sejenis Oeang Republik Indonesia (ORI) yang difungsikan sebagai alat tukar menukar yang sah, khusus di wilayah Bengkulu.[1][5] Museum Bengkulu memiliki 6000 koleksi yang diperoleh dari berbagai daerah baik di Bengkulu maupun di luar Bengkulu.[6] Koleksi tersebut dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:[5]
Referensi
|