Museum Anatomi Universitas Katolik AtmajayaMuseum Anatomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Pluit Raya Nomor 2, Gedung Klara Asisi Lantai 2, Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya, Jakarta Utara. Fungsi museum ini secara khusus adalah untuk menyajikan benda-benda yang berkaitan dengan anatomi.[1] Museum ini merupakan museum pertama di Indonesia milik Perguruan Tinggi yang terbuka untuk umum.[2] Museum ini diresmikan pada 5 Juni 1995 oleh Ketua Yayasan Atma Jaya, H. E. Harimurti Kridalaksana bersamaan dengan Lustrum ke-35 Universitas Katolik Atma Jaya. Acara peresmian disertai dengan pemberkatan oleh Romo bernama F.X. Krismanto.[1] SejarahGagasan awal untuk membangun Museum Anatomi Universitas Katolik Atma Jaya diutarakan oleh Liliana Sugiharto. Inspirasinya datang dari Museum Anatomi Katholieke Universiteit Nijmegen yang dikelola oleh L.M.G. Geeraedts.[1] Pada tahun 2014, Museum Anatomi Universitas Katolik Atmajaya direnovasi. Pemberkatan ulang dilakukan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Atma Jaya sekaligus Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo.[1] PengelolaanMuseum Anatomi Unika Atma Jaya didirikan oleh Liliana Sugiharto. Ia adalah salah satu alumnus pertama Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Pembangunan museum ini didanai oleh sebuah organisasi di Belanda bernama Benovalencia. Museum dikelola sebagai tempat belajar tentang anatomi dan kesehatan manusia. Teknologi yang dipakai ialah citra tubuh manusia dalam bentuk foto radiologi. Melalui teknik ini, anatomi manusia juga dapat diperlihatkan pada manusia yang masih hidup. Pengelolaan museum juga dilakukan dengan menampilkan video mengenai penjelasan sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi. Fasilitas umum yang disediakan ialah perpustakaan. Seluruh bagian gedungnya diberi warna cerah.[1] KoleksiMuseum Anatomi Unika Atma Jaya memiliki sekitar 150 koleksi organ tubuh manusia mulai dari otak, otot, hati, jantung, hingga tengkorak. Selain anatomi dan potongan organ tubuh, Museum ini juga dilengkapi dengan citra tubuh manusia dalam bentuk foto radiologi dengan harapan struktur anatomi manusia dapat dipelajari dalam keadaan hidup. Museum ini juga memutar video mengenai penjelasan sistem pernafasan, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi.[3] Terdapat juga jenis-jenis gigi dalam bentuk cetakan, berbagai alat peraga dan koleksi contoh penyakit yang dipajang.[2] Museum ini juga memajang koleksi organ tubuh manusia seperti kantong gestasi (kehamilan tak ada janinnya), kehamilan yang tak berkembang, plastinasi dan koleksi berbagai macam bagian tubuh manusia lainnya yang disimpan dalam toples berpengawet.[4] Awalnya, museum ini hanya berisi lukisan dan kadaver yang digunakan untuk pembelajaran anatomi tubuh[5] dan didapatkan dari rumah sakit serta orang-orang yang merelakan mayat keluarganya dipakai untuk kepentingan ilmu pengetahuan.[6] Namun setelah renovasi pada tahun 2014, desain interior dan koleksi museum diperbaharui menyesuaikan dengan perkembangan zaman.[5] Selain itu, museum ini juga memiliki fasilitas penunjang berupa perpustakaan.[3] Akses dan lokasiLokasinya berada di titik koordinat 6°07’30.4” Lintang Selatan dan 106°47’36.3” Bujur Timur. Museum dapat dicapai dari arah Bandar Udara Soekarno-Hatta (19,5 km), Bandar Udara Halim Perdanakusuma (30 km), Stasiun Gambir (11 km), Stasiun Senen (14,1 km), Terminal Kampung Rambutan (29,4 km), dan Terminal Rawamangun (22,3 km).[7] Museum Anatomi ini hanya dibuka tiap hari Senin sampai Jumat pukul 08.00–15.00 WIB dengan biaya masuk Rp.25.000 per orang namun gratis pada hari Sabtu, Minggu dan tanggal Merah.[8] Pada tahun 2014, jumlah pengunjung rata-rata harian sebanyak 200 orang yang didominasi oleh kalangan pelajar SD hingga SMA.[4] PenghargaanPada tahun 2011, Museum Anatomi mendapatkan penghargaan Museum Inovatif dan Kreatif dari pemerintah DKI Jakarta. Sedangkan pada tahun 2012, museum ini menjadi nominator kategori kreativitas dan inovasi layanan dari Komunitas Jelajah, dan pada tahun 2014 menjadi nominator kategori museum swasta terbaik di DKI Jakarta dan terbaik dari Museum Awards.[5] Selanjutnya pada tahun 2015, Museum Anatomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya juga mendapat penghargaan Anugerah Purwakalagrha dari Museum Awards dalam kategori Perguruan Tinggi Peduli Museum dan menjadi nominator untuk Museum Pintar karena aspek kognisi dan psikomotorik termasuk program edukatif yang kreatif dan inovatif dari pihak museum.[5] Pranala luarReferensi
|