Mur (resin)Mur (bahasa Inggris: myrrh /ˈmɜːr/; dari bahasa Arab مر, mur) adalah suatu resin aromatik dari sejumlah pohon kecil berduri dari genus Commiphora.[1] Minyak mur digolongkan sebagai oleoresin. Resinmur merupakan gom alamiah. Telah digunakan di sepanjang sejarah sebagai parfum, kemenyan dan obat. Juga dapat dimakan dengan dicampur ke dalam anggur.[2] Ketika suatu pohon terluka sampai menembus kulit kayu dan masuk ke bagian kayu lunak (sapwood), maka pohon itu mengeluarkan resin. Gom mur, sebagaimana kemenyan (frankincense), adalah suatu resin. Sewaktu orang memanen mur, mereka melukai pohon-pohon jenis itu berulang kali untuk mengumpulkan gom. Gom mur bersifat seperti malam, dan menggumpal dengan cepat. Setelah dipanen, gom itu menjadi keras dan mengkilat. Gom itu berwarna agak kekuningan, dapat berupa jernih atau kabur. Seiring dengan waktu, warnanya berubah lebih gelap, dan muncul garis-garis putih.[3] Gom mur biasanya dipanen dari spesies pohon Commiphora myrrha, yang berhabitat alamiah di Yaman, Somalia, Eritrea dan Etiopia timur. Istilah lain yang biasa digunakan, Commiphora molmol,[4] sekarang dianggap sebagai sinonim dari Commiphora myrrha.[5] Jenis yang berhubungan, Commiphora gileadensis, aslinya dari Mediterania Timur dan khususnya di Semenanjung Arabia,[6] dalam Alkitab dikenal dengan nama "Balsam dari Gilead" ("Balm of Gilead"),[7] atau juga disebut "Balsam dari Mekkah". Beberapa spesies lain menghasilkan bdellium dan mur India (Indian myrrh). Resin gom oleo dari sejumlah spesies tumbuhan Commiphora lain juga digunakan sebagai parfum, obat (seperti pembalut luka aromatik), dan bahan kemenyan. Resin yang mirip mur ini dikenal sebagai opopanax, balsam, bdellium, guggul dan bisabol. Wangi-wangian "myrrh beads" dibuat dari biji Detarium microcarpum yang ditumbuk, tidak berhubungan dengan pohon di Afrika Barat. Butiran-butiran ini secara tradisional dikenakan oleh wanita bersuami di Mali dalam bentuk untaian berlipat ganda di sekitar pinggul. Nama mur ("myrrh") juga dipakai untuk menyebut potherb Myrrhis odorata, yang juga dikenal sebagai "cicely" atau "sweet cicely". Mur disebut-sebut dalam Alkitab Kristen sebagai salah satu dari tiga hadiah orang-orang majus dari Timur untuk bayi Yesus[8] dan "minyak mur" disumbangkan oleh Nikodemus pada saat mengapani jenazah Yesus setelah mati disalib, sebelum dimasukkan ke dalam kubur.[9] EtimologiKata "mur" ("myrrh") diturunkan dari bahasa Aram ܡܪܝܪܐ (murr), dan bahasa Arab مر (mur)، artinya "pahit". Nama ini tertulis dalam Alkitab Ibrani maupun Alkitab Kristen. Dalam bahasa Ibrani ditulis sebagai mor, מור, dan kemudian sebagai kata pinjaman Semitik[10] digunakan dalam mitologi Yunani sebagai Myrrha, lalu pada Septuaginta, terjemahan Alkitab Ibrani dalam bahasa Yunani, kata yang berkaitan, μύρον, myron, menjadi istilah umum untuk parfum. Khasiat pengobatanObat Tradisional TionghoaDalam pengobatan tradisional Tionghoa, mur digolongan sebagai bahan pahit dan pedas, dengan suhu netral. Dikatakan mempunyai khasiat khusus terhadap meridian jantung, hati dan limpa, sebagaimana kekuatan "menggerakkan peredaran darah" untuk menggelontorkan darah beku dari rahim. Karenanya dianjurkan untuk pengobatan reumatik, artritis, dan masalah-masalah peredaran darah, juga untuk amenorrhea, dysmenorrhea, menopause, dan tumor rahim. Obat AyurvedaMur digunakan lebih sering pada pengobatan Ayurveda dan Unani, yang mencatat khasiat penyegaran dan pembaharuan resin ini. Bahan resin (daindhava) digunakan dalam banyak formula khusus rasayana pada Ayurveda. Namun mur non-rasayana dikontraindikasikan jika terdapat disfungsi ginjal atau sakit perut, atau ibu-ibu hamil atau penderita pendarahan rahim. Obat BaratDalam apotek, mur digunakan sebagai antiseptik untuk pencuci mulut, obat kumur dan pasta gigi[11] bagi pencegahan dan pengobatan penyakit gusi.[12] Mur sekarang digunakan pada sejumlah salep liniment dan pengobatan yang dibubuhkan pada goresan atau penyakit kulit ringan lainnya. Mur juga dianjurkan sebagai analgesik bagi sakit gigi dan dalam dicampurkan ke dalam liniment untuk luka lecet, sakit nyeri, dan keseleo.[13] Ritual agamaMur telah digunakan oleh orang Mesir kuno, bersama-sama natron, untuk pengawetan mummi.[14] Mur merupakan salah satu bahan Ketoret, yaitu kemenyan kudus pada Bait Salomo dan Bait Suci kedua di Yerusalem, sebagaimana dituliskan pada Alkitab Ibrani dan Talmud. Suatu persembahan yang dibuat dari Ketoret pada suatu mezbah ukupan khusus merupakan suatu komponen penting dalam ibadah di Bait Suci. Mur juga termasuk ke dalam daftar bahan minyak urapan kudus yang digunakan untuk mengurapi Kemah Suci, para imam dan para raja. Minyak mur dicatat penggunaannya dalam Kitab Ester (Ester 2:12) pada ritual pengudusan bagi ratu baru untuk raja Ahasyweros:
Mur diperdagangkan oleh karavan unta melewati daratan dari area produksi di Arab selatan oleh orang Nabath ke ibu kota mereka, Petra, dari mana kemudian disebarkan ke seluruh daerah Mediterania.[7] Menurut ayat Alkitab Matius 2:11, emas, kemenyan dan mur merupakan hadiah-hadiah yang diberikan kepada bayi Yesus oleh orang-orang majus dari Timur.
Minyak mur juga dipakai untuk mengapani jenazah Yesus setelah mati disalib, dibawa oleh Nikodemus, sebelum dimasukkan ke dalam kubur:
Karena disebut dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru, maka mur merupakan suatu kemenyan yang dipersembahkan dalam liturgi sejumlah gereja Kristen pada perayaan tertentu (misalnya Thurible). Mur cair kadang kala ditambahkan kepada tempera telur pada waktu pembuatan ikon. Mur juga digunakan untuk mempersiapkan pengurapan sakramental yang digunakan oleh banyak gereja dari ritus Timur dan Barat.[17][18] Di Timur Tengah, Gereja Ortodoks Timur secara tradisional menggunakan minyak yang dibumbui dengan mur (dan wewangian lainnya) untuk memberikan sakramen pengurapan mur, yang biasanya disebut sebagai "menerima Krisma".[19][20] Dalam IslamMenurut sebuah hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Abu Nuaim dari Abban bin Saleh bin Anas, Nabi Muhammad bersabda: "Asapi rumah-rumah kalian dengan apsintus, mur, dan timi". (Kanz-ul-Ummal).[21] Ensiklopedi Fitoterapi Islam menyebutkan hadis yang sama: "Rasulullah bersabda: "Asapi rumah-rumah kalian dengan ash-shih, murr dan sa'tar". Penulis berpendapat bahwa penggunaan kata "murr" ini merujuk secara khusus pada Commiphora myrrha.[22] Dua lainnya adalah Al-Shih (kemungkinan apsintus) dan Sa'tar (atau Za'atar - thyme). Di Rusia kunoAwalnya, mur datang ke Rusia dari Yunani, melalui koloni Yunani di Tanais (sekarang Rostov on Don), yang disebutkan oleh sejarawan Strabo, yang digunakan oleh suku-suku Slavia Rusia untuk berdagang secara aktif. Mur disebut rendah hati pada zaman kuno oleh orang Rusia.[23] Smyrna sering disebut-sebut dalam banyak upacara, ritual, dan adat istiadat Slavia. Merokok aroma Smyrna tidak kalah luasnya di kalangan orang Slavia.[24] Lihat pula
Referensi
Pustaka
Pustaka tambahan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Myrrh.
|