Mugeni
Dr. H. Mugeni, S.H., M.H. (lahir 4 Juli 1959) adalah seorang tokoh literasi di Kalimantan Tengah, dan dahulu pernah menjadi seorang birokrat. Jabatan yang pernah ia emban salah satunya adalah sebagai Penjabat Bupati Barito Selatan pada 2016–2017.[1] Kehidupan awalMasa kecilMugeni dilahirkan di Mendawai,[2] sebuah perkampungan yang kini menjadi kelurahan di kawasan kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, dengan nama Abdul Gafar dan berketurunan Dayak Bakumpai. Namun, karena sering sakit, kakeknya berinisiatif mengganti namanya. Digulunglah beberapa kertas yang masing-masing di dalamnya ditulisi nama. Abdul Gafar disuruh mengambil salah satu gulungan dan membukanya. Nama yang tertulis di gulungan kertas itu nanti yang menjadi nama barunya. Anak yang sering sakit-sakitan itu mengambil gulungan pertama, dan membukanya: Mugeni. Ia masih tidak puas, lalu mengambil gulungan kedua. Sampai ketiga kali, tetap saja nama itu yang terambil. Maka Mugeni menjadi nama barunya. Anehnya, setelah mendapat nama baru, ia tidak pernah sakit-sakitan lagi.[3] PendidikanMugeni menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah atas di Pangkalan Bun. Selanjutnya, ia meninggalkan tanah kelahiran untuk kuliah ke Banjarmasin yang pada 1980-an sulit untuk dicapai. Dengan latar belakang keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan, ia pamit kepada orang tua yang pada saat itu bekerja di ladang. Dengan modal nekat, berhari-hari ia berlayar mengarungi laut untuk sampai di Banjarmasin. Ia diterima kuliah pada Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Ia kuliah sambil bekerja serabutan di sebuah kantor pengacara. Ia juga mencari pendapatan lain dengan menulis artikel yang dimuat koran lokal di Banjarmasin. Awal 1987, Mugeni menuntaskan pendidikan Sarjana Hukum. Pada 2002, ia menyelesaikan pendidikan S-2 Hukum dengan konsentrasi Hukum Tata Negara di Fakultas yang sama. Pada 2019, Mugeni menyelesaikan Program Doktor ilmu hukum pada Universitas Jayabaya, Jakarta dan lulus dengan pujian.[3] KeorganisasianSaat kuliah, Mugeni aktif di Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Univeritas Lambung Mangkurat. Selepas menuntaskan kuliah, ia sempat menjadi asisten advokat dan pengacara praktik/penasihat hukum di Banjarmasin. Kemudian, pada 1989 memulai karier sebagai pegawai negeri sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan dan sempat menjabat sebagai Kepala Bagian Hukum dan Asisten Bidang Pemerintahan. Pada awal tahun 2004, ia diangkat menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah hingga tahun 2008. Tahun 2008–2010, ia tercatat menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah Bidang Pemerintahan. Dan mulai September 2010 hingga 2014 ia menjabat sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Kalimantan Tengah. Awal 2014–2015 menjadi Kepala Badan Diklat Provinsi Kalimantan Tengah. Hingga pertengahan Agustus 2016, ia menjabat staf ahli bidang hukum dan politik, dan pelaksana tugas asisten I bidang pemerintahan Pemprov Kalteng. Dua hari setelah peringatan 17 Agustus 2016, ia dialihtugaskan ke tempat yang baru. Mugeni diamanahkan sebagai Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah. Sejak 6 Oktober 2016, ia ditunjuk sebagai Penjabat Bupati Barito Selatan untuk mengisi kekosongan jabatan bupati kabupaten tersebut hingga 22 Mei 2017. Jabatan terakhirnya sebagai pegawai negeri sipil adalah menjadi Penjabat Sekretaris Daerah Kalimantan tengah (2017–2018).[2] Di bidang organisasi, ia juga aktif di KNPI Kader Desa di Pangkalan Bun (1980), Sekretaris Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kotawaringin Barat Banjarmasin (1984), Ikatan Sarjana Kosgoro Kabupaten Tapin (1996), Ketua Komisi Hukum dan Peraturan Daerah MUI Kabupaten Tapin (2003). Ia juga tercatat sebagai Ketua Umum Pengcab PRSI Kabupaten Tapin (2002), Ketua Pengcab Persatuan Golf Indonesia Kabupaten Tapin (2003), Ketua Lembaga Seni Qasidah Indonesia (Lasqi) Sukamara (2005), Ketua Harian KONI Kabupaten Sukamara (2006). Ia juga pernah menjadi pengurus Ikatan Penulis Kalsel (1988). Sejak 27 Juli 2016, ia diangkat sebagai Ketua Komunitas Penulis Lembaga Literasi Dayak (LLD) Kalimantan Tengah.[4] Kegiatan literasiSemasa menjadi mahasiswa, ia telah menulis dan menerbitkan puluhan artikel, cerpen, dan puisi yang dimuat koran lokal di Banjarmasin. Namun pada 2014, ia berkesempatan untuk menerbitkan buku yang diberi judul Berbagi dengan Sesama: Memberi dan Menerima. Buku setebal 202 halaman ini adalah kristalisasi pemikirannya seputar banyak hal. Judul awal buku ini sebenarnya adalah Hanya Orang Gila yang Baca Buku Ini. Ada pun judul buku lain yang ia tulis antara lain:
Sebagai pegiat dan pelaku literasi di Kalimantan Tengah, Mugeni mensponsori riset dan penulisan hingga penerbitan buku Tanjung Puting dalam Cerpen yang diberi kata pengantar oleh sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda. Kumpulan cerpen itu ditulis oleh 15 cerpenis yang semuanya dari etnis Dayak. Dalam proses menulis cerpen itu, Mugeni mensponsori riset 15 cerpenis ke lokasi latar cerita, yakni Taman Nasional Tanjung Puting agar penulis menghayati latar cerita yang akan dituangkan ke dalam cerpen. Mugeni juga mensponsori sayembara dan penerbitan buku Cerita Rakyat Kalimantan Tengah yang pesertanya adalah para guru. Mugeni adalah juga Ketua Komunitas Penulis Literasi Dayak, sebuah kelompok yang menghimpun penulis-penulis muda berbakat di Kalimatan Tengah dalam sebuah kelompok diskusi penggiat literasi. Referensi
|