Misraim

Identifikasi geografis Keturunan Nuh oleh Flavius Yosefus, sekitar 100 M; "Mesraim" (warna biru) = "Misraim". Ditulisnya: Mesraim: Mesir, yang disebut Mestre di negerinya..

Misraim (bahasa Ibrani: מִצְרַיִם / מִצְרָיִם, Standar Mitzráyim Tiberias Miṣrāyim / Miṣráyim; bahasa Arab: مصر, Misr) (/mɪtsrai:m/) adalah nama bahasa Ibrani dan bahasa Aram untuk tanah Mesir, dengan akhiran ganda -āyim, mungkin mengacu pada "dua Mesir": Mesir Hulu dan Mesir Hilir.

Identifikasi

Teks Neo-Babilonia menggunakan istilah Misraim (Mizraim) untuk Mesir.[1] Nama itu misalnya tertulis dalam Gerbang Ishtar Babilonia yang terkenal. Prasasti Ugarit merujuk ke Mesir sebagai Mṣrm,[2] dalam Surat Amarna itu disebut Misri,[3] dan catatan Asyur menyebut Mesir Mu-ṣur.[4] Kata Arab untuk Mesir Misr (diucapkan Maṣr dalam bahasa Arab sehari-hari di Mesir), dan nama resmi Mesir adalah Gumhuriyyat Misr al-'Arabīyyah (Republik Arab Mesir).

Menurut Daftar keturunan Nuh dalam Kejadian 10, Misraim (putra dari Ham) adalah adik dari Kush, juga kakak dari Put dan Kanaan, yang seluruh keluarganya bersama-sama merupakan cabang Hamit dari keturunan Nuh.

Anak-anak Misraim adalah:

  • orang Ludim,
  • orang Anamim,
  • orang Lehabim,
  • orang Naftuhim,
  • orang Patrusim,
  • orang Kasluhim, dan
  • orang Kaftorim (dari mereka inilah berasal orang Filistin).[5]

Menurut catatan Eusebius (Chronicon), Manetho menyatakan bahwa usia panjang orang-orang zaman dahulu yang kemudian dibesar-besarkan oleh orang Mesir sebenarnya terjadi sebelum "Air bah", dan bahwa mereka benar-benar diturunkan dari Misraim, yang pertama kali menetap di sana. Cerita serupa dicatat oleh sejarawan Islam abad pertengahan seperti Sibt ibn al-Jauzi, Ibn 'Abd al-Hakam dari Mesir, serta ath-Thabari dan Muhammad Khwandamir (keduanya dari Persia), yang menyatakan bahwa piramida, dan lain-lain telah dibangun oleh orang-orang fasik sebelum air bah, tetapi bahwa keturunan Misraim (Masar atau Mesr) dipercayai untuk menempati lagi wilayah itu sesudah air bah. Catatan Islam juga menempatkan Masar sebagai anak Bansar atau Beisar dan cucu dari Ham, bukannya anak langsung dari Ham, dan menambahkan bahwa ia hidup sampai usia 700 tahun. Beberapa ahli berpikir itu bahwa Misraim mungkin adalah bentuk ganda dari kata Misr yang berarti "tanah", dan diterjemahkan secara harfiah ke Mesir Kuno sebagai Ta-Wy (Dua Tanah) oleh para firaun awal di Thebes, yang kemudian mendirikan Kerajaan Pertengahan.

Tapi menurut George Syncellus, Kitab Sothis, yang dikatakan adalah tulisan Manetho, telah mengidentifikasi Misraim dengan Firaun legendaris pertama, Menes, yang dikatakan telah menyatukan Kerajaan Lama dan membangun Memphis. Misraim juga tampaknya sesuai dengan Misor, yang dalam mitologi Fenisia adalah ayah Taautus yang diberi tanah Mesir, dan para sarjana kemudian melihat bahwa ini juga mengingatkan pada Menes, yang anak atau penerusnya dikatakan adalah Athothis (=Djer).

Dalam Yudaisme, Mitzrayim telah terhubung dengan kata meitzar (מיצר), yang berarti "laut selat", mungkin meruuk kepada teluk terjal sempit pada kedua sisi Semenanjung Sinai. Istilah ini juga dapat berarti "batas-batas, limit, pembatasan" atau "tempat yang sempit."

Penulis David Rohl telah menyarankan interpretasi yang berbeda: "di antara para pengikut Meskiagkasher (penguasa Sumeria) ada 'adik'nya – yang secara terpisah merupakan seorang pemimpin yang kuat dan karismatik. Dia adalah kepala suku falcon – keturunan Horus 'Yang Jauh' (Far Distant). Alkitab menyebut raja-Horus baru ini 'Misraim' tapi nama ini, pada kenyataannya, tidak lebih dari sebuah julukan ("epitet"), yang berarti 'pengikut Asr' atau 'Asar' (bahasa Arab Mesir m-asr dengan kata depan Mesir "m-" yang bermakna "dari"). "Misraim" hanyalah "m-Izra" dengan akhiran majestic plural "-im". Demikian juga, suku berbahasa Semit lain – orang Asyur – menyebut negeri para firaun 'Musri' (m-Usri)." [6]

Referensi

  1. ^ Ciprut, J.V. (2009). Freedom: reassessments and rephrasings. MIT Press. ISBN 9780262033879. Diakses tanggal 2015-09-13. 
  2. ^ Gregorio del Olmo Lete; Joaquín Sanmartín (12 February 2015). A Dictionary of the Ugaritic Language in the Alphabetic Tradition (2 vols): Third Revised Edition. BRILL. hlm. 580–581. ISBN 978-90-04-28865-2. 
  3. ^ Daniel I. Block (19 June 1998). The Book of Ezekiel, Chapters 25 48. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 166. ISBN 978-0-8028-2536-0. 
  4. ^ George Evans (1883). An Essay on Assyriology. Williams and Norgate : pub. by the Hibbert trustees. hlm. 49. 
  5. ^ Bullinger, 2000, p. 6.
  6. ^ Legend: Genesis of Civilisation Arrow Books Ltd, London, 1999, pp. 451–452

Pustaka

Kembali kehalaman sebelumnya