Miruku Munari
Miruku Munari (ミルクムナリ) adalah nama lagu eisa Okinawa yang populer di Jepang maupun di komunitas-komunitas seni tari Okinawa di berbagai negara.[2] Nama lagu ini secara harafiah berarti "Miruku yang Menari", berasal dari paduan kata bahasa Okinawa Miruku (Maitreya) dan kata bahasa Indonesia Menari.[2][3] Liriknya berasal dari bahasa Okinawa dialek Pulau Kohama, Kepulauan Yaeyama yang aslinya adalah doa memohon kelimpahan pertanian dan hasil panen lewat berkah sang dewa.[2] Jadi Miruku Munari dapat berarti pula "Dewa Yang Menari". Makna dan komposisi laguKomposisi lagu ini dikerjakan oleh musisi asal Pulau Taketomi bernama Hidekatsu Kamei atau yang lebih dikenal dengan nama Hidekatsu (日出克).[4] Hidekatsu merilis lagu Miruku Munari pada tahun 1993 yang kemudian populer digunakan sebagai lagu Eisa.[4] Hidekatsu menjelaskan pada awalnya lagu Miruku Munari memasukkan elemen genderang bambu Andes asal Amerika Selatan sehingga ia menyebutnya sebagai "musik dunia".[5] Suara genderang yang digunakan dalam versi asli kemudian dikira oleh teman-teman Okinawanya sebagai suara genderang khas Okinawa seperti dalam pertunjukkan Eisa.[5] Lagu ini kemudian dijadikan latar tari Eisa oleh Ryukoku Matsuri Daiko dan menjadi salah satu lagu tentang Okinawa yang terkenal.[5] Dengan bantuan Daiichi Hirata (平田大一), teman asal Pulau Kohama, Hidekatasu memutuskan untuk memasukkan unsur budaya Okinawa ke dalam lagu berupa syair-syair ritual Kohama Kuduchi yang biasanya dinyanyikan di Perayaan Ketsugan-sai, Kohama.[5] Lagu ini sempat menjadi kontroversi karena ditentang oleh orang-orang Kohama yang menganggap syair ritual sakral tidak pantas dijadikan lagu yang didengar masyarakat luas.[5] Hal ini mengakibatkan Hidekatsu tidak dapat mengunjungi Kohama selama beberapa tahun.[5] Walaupun lirik syair itu memang diciptakan penduduk Pulau Kohama, berbagai pulau dan desa lain di Okinawa juga mempunyai syair serupa (syair kuduchi) yang nyatanya berasal dari pulau utama Jepang.[5] Namun begitu, penggunaan lirik itu dalam lagu pop Miruku Munari menimbulkan penolakan keras masyarakat Kohama, karena kehidupan sosial masyarakat pulau itu masih lebih tertutup dibandingkan daerah lainnya di Okinawa.[5] LirikSyair : Kohama Kuduchi.[5] Romanisasi bahasa Yaeyama : Matt Gillan.[5]
Versi Tari Miruku MunariGrup Tari Ryukyu Budan Shoryu Matsuri Daiko asal Okinawa memadukan permainan taiko (genderang), unsur-unsur karate Okinawa, serta Bo-jutsu (seni senjata tradisional Okinawa) untuk menciptakan berbagai perpaduan unsur-unsur budaya Okinawa.[3] Lihat jugaPranala luarReferensi
|