Minggu Pagi
Minggu Pagi adalah mingguan minat umum Indonesia yang diterbitkan oleh Grup Kedaulatan Rakyat yang berbasis di Yogyakarta. Ini dimulai pada tahun 1948 sebagai majalah, beralih ke format tabloid pada tahun 1980an. SejarahMinggu Pagi didirikan sebagai sebuah majalah pada bulan desember 1948.[1] Setelah itu, majalah ini tidak menerbitkan lagi sampai tahun 1950. Masalah yang diterbitkan melalui awal tahun 1951 yang terdaftar sebagai Volume 2. Pada bulan April 1953 Minggu Pagi melonjak dari Volume 4 Volume 6, sehingga membawa jumlah volume in-line dengan tahun-tahun sejak majalah ini didirikan.[2] Pada tahun 1950-an, Indonesia penulis Nasjah Djamin dijelaskan Minggu Pagi, yang telah menjadi media yang populer bagi penulis lokal untuk mempublikasikan karya-karya mereka, sebagai "limbah". Akademik Akan Derks ciri pernyataan ini sebagai "merangkul status rendah dan tidak penting [majalah] mungkin punya di mata ulama dan kritik".[3] namun Demikian, pada tahun 1988 lebih dari empat ratus penulis yang telah menyumbangkan karya-karya sastra mereka untuk majalah dan penggantinya. Ini termasuk Motinggo Busye, Satyagraha Hoerip, Rendra, Bakri Siregar, dan Djamin, yang menerbitkan novel Hilanglah Si Anak Hilang pada Minggu Pagi antara tahun 1960 dan 1961 berdasarkan permintaan dari para editor.[a][3][4] Pada tahun 1992 Badan Penerangan Amerika Serikat yang dijelaskan di Minggu Pagi, yang saat itu terdiri dari dua belas halaman, sebagai salah satu yang tertua yang masih ada penerbitan pers di Indonesia.[5] Pada tahun 1990-an itu memiliki kolom pada seksualitas, "Liku-Lika Seksualitas", dikelola oleh "Dr Rosi".[6] Hal ini juga secara teratur menampilkan informasi tentang penyembuhan ajaib, situs suci, dan kekebalan praktik.[7] Catatan penjelas
Referensi
Karya-karya yang dikutip
|