Menara Siloam

James Tissot, The Tower of Siloam ("Menara Siloam")

Menara Siloam adalah suatu menara kuno di Siloam, suatu daerah di bagian selatan kota Yerusalem, yang disebut dalam Alkitab Kristen.[1] Menara ini hanya disebut dalam Lukas 13#Ayat 4 di dalam bagian perikop kotbah Yesus Kristus mengenai pertobatan dosa secara pribadi yang tercatat dalam Lukas 13:1–5. Yesus merujuk kepada 18 orang yang meninggal ketika Menara Siloam runtuh menimpa mereka, di mana orang-orang itu adalah korban dari suatu malapetaka, bukan merupakan hukuman atas dosa-dosa mereka

Catatan Alkitab

Penggalian arkeologi pada bekas-bekas Menara Siloam.
Reruntuhan kolam Siloam dari zaman Yesus (abad pertama Masehi). Bekas-bekas Menara Siloam ditemukan dekat kolam ini.

Dalam Injil Lukas pasal 13:1-5 dicatat demikian:

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."[2]

Analisis

Orang-orang membawa kabar kepada Yesus dengan harapan diberi penjelasan mengapa hal-hal buruk dapat terjadi pada "orang baik-baik", dalam hal ini ketika mereka mempersembahkan korban kepada Allah.[3] Persoalan "dosa dan bencana" melibatkan anggapan bahwa suatu malapetaka luar biasa pasti terkait dengan dosa atau kesalahan yang luar biasa. Diyakini bahwa para korban itu tentu telah melakukan hal-hal yang membuat Allah marah sehingga menimpakan bencana kepada mereka.[4]

Yesus menjawab dengan mengalihkan fokus pertanyaan kepada hal-hal yang lebih mendesak daripada mengetahui "mengapa" Allah membiarkan hal itu terjadi. Yesus ingin mereka memusatkan diri pada jiwa mereka sendiri, kalau mereka tidak bertobat, mereka akan binasa dengan cara yang serupa.[4] Penyebutan jatuhnya "menara dekat Siloam" menekankan pernyataannya, bahwa bencana dapat saja datang sewaktu-waktu, tanpa tergantung pada keadaan saleh atau berdoa. Yesus menekankan bahwa waktu yang diberikan Allah untuk bertobat itu terbatas lamanya.[3]

Hanya satu generasi kemudian kata-kata Tuhan Yesus digenapi dengan mengerikan. Orang Yahudi yang tidak mau bertobat dihancurkan oleh pedang tentara Romawi, sebagaimana orang-orang Galilea itu.[5]

Arkeologi

Penggalian arkeologi menemukan reruntuhan menara dekat kolam Siloam yang diduga merupakan bangunan yang didirikan di atas suatu menara yang lebih kuno. Reruntuhan ini mempunyai landasan berbentuk bulat dengan garis tengah kurang lebih 6 meter.[6]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "of siloam". Dictionary.reference.com. Diakses tanggal 2014-02-19. 
  2. ^ Lukas 13:1–5
  3. ^ a b "» A magnifying glass on the Galileans, the Blood, the Tower of Siloam, and the Vineyard of Luke 13:1-9One Faith, One Church". Onefaithonechurch.com. Diakses tanggal 2014-02-19. 
  4. ^ a b Piper, John (1988-06-05). "Unless You Repent You Will All Likewise Perish". Desiring God. Diakses tanggal 2014-02-19. 
  5. ^ Barton Warren Johnson. The People's New Testament. Vol. I. The Four Gospels and Acts of Apostles. St. Louis, MO: Christian Board of Publications, 1891.
  6. ^ "The Tower of Siloam". Associates for Scriptural Knowledge. 2003. Diakses tanggal 2008-02-10. 
Kembali kehalaman sebelumnya