Mebel antikMebel antik merupakan bagian dari barang antik berupa perabotan kuno yang masih memiliki nilai. Mebel (dari bahasa Belanda: meubel, bahasa Prancis: meubles, bahasa Jerman: mobler, bahasa Italia: mobilia) berfungsi sebagai sarana yang membantu manusia melakukan berbagai kegiatan. Selain bernilai praktis, mebel juga biasanya memiliki nilai estetika dan makna.[1] Sedangkan antik merujuk pada benda-benda berusia tua yang bercirikan suatu budaya atau merupakan hasil karya seni, sehingga memiliki nilai sejarah maupun artistik yang membuatnya berharga untuk disimpan atau dikoleksi. Mebel antik dapat berupa bangku, kabiner, lemari buku, partisi, meja, bingkai, maupun ukiran-ukiran hiasan.[2] KarakteristikTerdapat beberapa karakteristik mebel antik yang membedakannya dengan perabotan modern. Terutama dari segi usia, mebel antik berusia lebih dari 100 tahun.[3] Dari segi desain, bentuk mebel antik seringnya merepresentasikan model arsitektur dan gaya seni pada masanya, seperti Rococo, Victorian, Empire, maupun Beidermeir.[4] Selain itu, desain mebel antik biasanya dilengkapi dengan keunikan estetis berupa detail ukiran dan ornamen yang rumit.[1] Mebel antik seringkali difungsikan sebagai keperluan dekorasi maupun sebagai koleksi ketimbang untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Meskipun demikian, mebel antik umumnya dibuat dengan kayu solid tanpa sambungan yang memberikan daya tahan cukup baik, sehingga mebel antik dapat berusia tua hingga ratusan tahun. Tanda-tanda penuaan pada mebel antik biasanya ditunjukkan dari goresan atau perubahan pada warna kayu.[5] Karena memiliki nilai estetis dan historis, mebel antik dianggap sebagai investasi jangka panjang karena nilainya yang cenderung meningkat seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu pula, mebel antik dikoleksi dan menjadi salah satu perwujudan simbol status sosial.[6] Referensi
|