Mayon SoetrisnoMayon Soetrisno lahir di Kenalan, Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah 25 Maret 1958 dan meninggal di Jakarta 25 Juli 2005. Walaupun dilahirkan di Temanggung, dia menghabiskan waktunya di Klaten dan Yogyakarta.[1] Ia memulai karier kepengarangannya sejak SMP di Klaten, dilanjutkan ketika duduk di Sekolah Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta. Tahun 1977 Mayon kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta, tahun berikutnya merangkap kuliah di ASDRAFI. Pada tahun-tahun inilah ia tergabung dalam Bengkel Teater Rendra. Mayon seorang penulis produktif. Karya-karya monumentalnya, antara lain, novel Kabut Kiriman dari Vietnam, Nyai Wonokromo, Cermin Kaca Soekarno, Arus Pusaran Soekarno, Andanera, Bumi Tanpa Nama, Hidupku Sesudah Max HavelaaT, Mengikuti Jejak Luka, Luka Seorang Bidadari, dan Perampok — sebuah novel yang didasarkan pada naskah drama dengan judul yang sama karya Rendra, ditulis pada tahun 1984. Selain novel-novel tersebut, ratusan karyanya bertebaran, ditulis antara 1980 sampai 2000-an, sebagian mempergunakan nama samaran Syalandra. Dia juga sering mempergunakan nama samaran lain, untuk buku-buku, misalnya Ramalan Politik, Seri Buku Pintar, Seri Shio, Seri Cerita Kriminal, bahkan juga ada buku-buku tebal tentang gosip Hollywood dan semacamnya. Melalui perusahaan penerbitan yang dibangun pada tahun-tahun terakhir hidupnya, pada masa kejayaan perusahaan itu, satu bulan bisa menerbitkan 40 judul buku, sebagian besar karya tulisannya. Menjelang 1985, memasuki dunia teater, melalui kelompok yang dia bentuk bernama Teater Suku Naga, yang berkiblat kepada Bengkel Teater Rendra. Pernah pula memasuki bidang film. Tahun 1980-an, sebelum Indonesia marak dengan sinetron, ia pernah membuat sinetron, dengan pemeran utama Butet Kartarajasa. Beberapa naskah skenarionya juga dialihkan ke dalam film. Salah satu penulis fiksi produktif yang pernah Indonesia miliki. Cathetan suku
Pranala Njaba |