Mausoleum Afaq KhojaMasjid & Makam Afaq Khoja (آفاق خواجه مزار) (Uyghur: Апақ Хоҗа Мазар Apakh Khoja Mazar) adalah sebuah masjid sekaligus situs Islam tersuci di Xinjiang, Cina. Bangunan ini terletak di sekitar 5 km sebelah timur laut dari pusat kota Kashgar di Desa Haohan (浩罕村 Hào Hǎn Cūn; Ayziret di Uyghur[1]), yang juga dikenal sebagai Yaghdu.[2] kuil ini sangat dilindungi oleh pengunjung.[3][4] SejarahMazar (monumen makam) ini pada awalnya dibangun di sekitar tahun 1640 sebagai makam Muhammad Yusuf, seorang ahli Sufi Naqshbandiyah yang datang ke wilayah Altishahr (kini selatan Xinjiang) pada awal abad ke-17, dan mungkin juga aktif dalam menyebarkan ajaran Sufi di China sebenarnya.[5] Kemudian, anak sekaligus penerus Muhammad Yusuf, Afāq Khoja, dimakamkan di sana juga. Seperti yang diceritakan, makam yang berkeramik indah ini merupakan makam lima generasi keluarga Afāqi, menyediakan tempat istirahat bagi 72 anggotanya. Monumen ini juga dikenal sebagai makam Selir Harum, karena itu adalah tempat pemakaman salah satu keturunan Afaq Khoja, Iparhan, yang diyakini adalah tokoh legenda, Selir Harum. Dia adalah istri dari pemimpin nakal yang ditangkap oleh pasukan Kaisar Qianlong, dan dibawa ke Beijing untuk menjadi kaisar untuk kekaisaran selir.[6] Menolak untuk melayani sang kaisar, sebuah kisah Uyghur mengatakan dia dipaksa untuk melakukan bunuh diri atau dibunuh oleh ibu Kaisar. DeskripsiMakam ini mungkin contoh terbaik dari arsitektur Islam di Xinjiang. Kubah besar dari 17 m terletak di tengah dan dikelilingi oleh empat menara sudut dengan pola garis-garis dan bunga arabesque.[6] Masing-masing dari jendela menara memiliki berbagai pola geometris yang berbeda, sedangkan puncak menara berkubah lotus terbalik dan tepi bergigi. Pintu masuk ke makam cukup megah dengan ubin gaya iwan-niche khas dari masjid-masjid Asia Tengah.[6] Makam dihiasi dengan ubin biru mengkilap dan terbungkus sutra berwarna-warni. Di dalam ruang makam terdapat Peti Ikparhan yang seharusnya berasal dari Beijing. Di dalam gedung ada sebuah makam, empat ruang doa yang didukung oleh balok-balok kayu dengan muqarnas di tengah, ruang ceramah, dan kuburan yang masih di gunakan oleh penduduk Ugyhur yang dibuat dari lumpur dan batu bata makam yang khas.[6] Sebuah jalan masuk juga dihiasi ubin biru mengkilap dan ada sebuah kolam di halaman bagi orang-orang untuk membersihkan diri sebelum masuk.[6]
Referensi
|