Masyarakat keamananMasyarakat keamanan adalah tempat yang sudah tidak meminimalkan kemungkinan adanya kekerasan berskala besar (perang).[1] Istilah ini diciptakan oleh ilmuwan politik Karl Deutsch pada tahun 1957. Dalam bukunya, Political Community and the North Atlantic Area: International Organization in the Light of Historical Experience, Deutsch dan rekan-rekannya mendefinisikan masyarakat keamanan sebagai "sekumpulan manusia" yang meyakini "bahwa mereka telah menyepakati satu hal: permasalahan sosial bersama harus dan dapat diselesaikan dengan cara 'perubahan damai'".[2] Perubahan damai diartikan sebagai "penyelesaian masalah-masalah sosial, biasanya dengan prosedur terlembagakan, tanpa menggunakan paksaan fisik berskala besar".[2] Orang-orang di dalam masyarakat keamanan juga memiliki "rasa kemasyarakatan", simpati bersama, saling percaya, dan kepentingan bersama.[2] Konsep ini belum menjadi istilah arus utama dalam keamanan internasional meski memiliki sejarah yang panjang. Setelah Perang Dunia berakhir, konsep masyarakat keamanan diadaptasi oleh kaum konstruktivis. Pengaruh utamanya berasal dari buku Security Communities (1998) karya Emanuel Adler dan Michael Barnett. Mereka mendefinisikan ulang masyarakat keamanan berdasarkan identitas, nilai, dan makna bersama; interaksi langsung dari berbagai sisi; dan kepentingan jangka panjang timbal balik.[3] Beberapa kawasan dunia telah dipelajari dalam kerangka masyarakat keamanan, contohnya Uni Eropa, duo Kanada–A.S. dan Meksiko–A.S., Mercosur, dan Association of South East Asian Nations (ASEAN).[1] Michael Haas membanding-bandingkan Asian and Pacific Council, Asian-Pacific Parliamentarians Union, ASEAN, Indochinese Foreign Ministers Conference, South Asian Association for Regional Cooperation, Southeast Asia Treaty Organization, dan South Pacific Forum (berubah nama menjadi Pacific Islands Forum). Referensi
|