Mas adalah kata sapaan hormat untuk laki-laki Jawa.[1] Mas juga merupakan salah satu gelar depan informal paling umum dalam masyarakat Jawa hari ini.[2]
Penggunaan dalam gelar
Mas sebelumnya merupakan gelar depan bangsawan umum di Jawa.[3] Dalam lingkup gelar kebangsawanan Jawa, pujangga Ranggawarsita dari Kasunanan Surakarta pernah mendapatkan gelar ini sebelum ia mendapatkan gelar Mas Ngabehi dan Raden Ngabehi.[4][5] Selain itu, kalangan trah Ampel seperti diketahui dari nama tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama, Mas Alwi bin Abdul Aziz Azmatkhan atau saudaranya, Mas Mansoer yang berafiliasi pada Muhammadiyah. Atau banyak lainnya termasuk penamaan gelar Raden Mas yang merupakan penggabungan dari Raden dan Mas.
Lihat pula
Referensi
- ^ "Arti kata mas". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 29 November 2020.
- ^ "Penganugerahan Gelar Kebangsawanan". Historia.id. 24 November 2020. Diakses tanggal 29 November 2020.
- ^ Mulyanto, R. I. (1990). Biografi pujangga Ranggawarsita. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 40.
- ^ Kholidah, Nikmatul (2014). "Konsep keadilan dalam Serat Kalatidha karya Raden Ngabehi Ranggawarsita" (PDF). Semarang: Walisongo Institutional Repository: 67–68. Archived from the original on 2020-03-27. Diakses tanggal 2021-08-27.
Bagus Burham berganti nama menjadi Rangga Pujangganom ketika menjabat sebagai Abdi Dalem Carik Kepatihan. Jabatan tersebut dikukuhkan pada tanggal 28 Oktober 1819. '...Oleh karena menjabat sebagai Abdi Dalem, ia kemudian diberi sebutan Mas,...'. Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1821 M Bagus Burham diangkat menjadi Mantri Carik Kadipaten Anom dengan gelar Mas Ngabehi Sarataka.
- ^ Basuki, Untung Joko (2014). "Konsepsi pendidikan Raden Ngabehi Ranggawarsita". Yogyakarta: Fakultas Teknologi Industri Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta: 20.
Pada tahun 1819, menjadi Carik (juru tulis) Kadipaten Anom dengan gelar Mas Rangga Pajang Anom