Maria de' Medici
Marie de' Medici (bahasa Prancis: Marie de Médicis; 26 April 1575 – 3 Juli 1642) merupakan seorang Ratu Prancis sebagai istri kedua Raja Henry IV dari Prancis, dari Wangsa Bourbon. Ia sendiri adalah anggota kelaurga dari Wangsa Medici yang kaya raya dan berkuasa. Setelah pembunuhan suaminya pada tahun 1610, yang terjadi satu hari stelah ia dimahkotai, ia bertindak sebagai wali putranya, Raja Louis XIII dari Prancis, sampai ia beranjak dewasa.[1] Ia terkenal karena intrik-intrik politiknya di istana Prancis dan seorang patronase artistik yang besar.[2] Kehidupan AwalLahir di Firenze, Italia di Palazzo Pitti pada tanggal 26 April 1575, Marie merupakan putri keenam Francesco I de' Medici, Adipati yang Agung dari Toskana,[3] dan Johanna, putri Ferdinand I, Kaisar Romawi Suci, dan Anna Jagiellonka (1503-1547). Marie adalah putri dari tujuh anak, tetapi hanya dirinya dan saudarinya Eleanora yang selamat sampai dewasa. Sebuah potret Marie sebagai seorang wanita muda menunjukkannya dengan fitur reguler dan dahi yang tinggi. Rambutnya yang bergelombang denga warna coklat muda, dan ia memiliki mata berwarna coklat madu dan warna kulit terang. Pelukis itu berasal dari sekolah Santi di Tito. Ratu PrancisMaria de' Medici menikah dengan Henry IV dari Prancis sebagai istri yang kedua.[4] Pernikahan berlangsung pada tanggal 5 Oktober 1600 di Katedral Firenze.[5] Sebelumnya, Maria de' Medici mengadakan pembatalan atas pernikahan Henry IV dengan Marguerite dari Valois. Upacara pernikahan tersebut dilangsungkan di Lyon, Prancis yang dirayakan dengan 4,000 orang tamu dan penghibur yang mewah, termasuk contohnya sebuah genre opera musik yang baru diciptakan dari Jacopo Peri, Euridice. Ia membawa sebagai bagian dari mas kawinnya sejumlah 600,000 mahkota. Putra sulungnya, calon Raja Louis XIII, dilahirkan di Fontainebleau setahun kemudian. Pernikahan tersebut berhasil di dalam menghasilkan banyak keturunan, tetapi bukan merupakan sebuah pernikahan yang bahagia. Ratu berselisih dengan gundik-gundik Henri dengan bahasa-bahasa yang mengejutkan orang-orang istana Prancis. Ia sering bertengkar dengan kepala gundik suaminya yang bernama Catherine Henriette de Balzac d'Entragues, yang dijanjikan akan dinikahkan oleh suaminya setelah kematian mantan "gundik resminya", Gabrielle d'Estrées.[6] Ketika ia gagal dengan hal tersebut, dan sebaliknya menikahi Marie, hasilnya adalah perselisihan terus menerus di belakang layar. Meskipun raja dapat dengan mudah menyingkirkan gundiknya, mendukung ratunya, tetapi ia tidak pernah melakukannya. Sebagai balasannya ia menunjukkan simpati yang besar dan menentang suaminya atas pembuangan mantan istrinya Marguerite dari Valois, serta mendorong Henri untuk mengizinkannya kembali kedalam kerajaan. Marie dimahkotai sebagai Ratu Prancis pada tanggal 13 Mei 1610, sehari sebelum perisitiwa pembunuhan suaminya. Beberapa jam setelah kematian suaminya, ia ditetapkan sebagai wali oleh Parlemen Paris. Ia segera mengasingkan gundik suaminya Catherine Henriette de Balzac d'Entragues from the court.[7] Pelindung ArtistikPembangunan dan perabotan dari Palais du Luxembourg, yang disebutnya sebagai "Palais Médicis" miliknya, membentuk proyek artistik utamanya selama pemerintahannya. Situs itu dibeli pada tahun 1612 dan konstruksi dimulai pada tahun 1615, dengan desain dari Salomon de Brosse. Pelukis istananya adalah Peter Paul Rubens. Dokternya di Italia adalah Elijah Montalto. PolitikKetika suaminya masih hidup Marie menunjukkan sedikit tanda-tanda kecerdasan politik, dan kemampuannya membaik setelah ia menjalankan tugasnya sebagai wali. Sangat keras kepala dan memiliki kecerdasan yang terbatas, ia segera jatuh dibawah pengaruh pelayannya Leonora "Galigai" Dori. Dori bersekongkol dengan suaminya yang berkebangsaan Italia dan amoral, Concino Concini, yang dijadikan Markis d'Ancre dan Marsekal Prancis, meskipun ia tidak pernah pergi berperang. Concini memecat menteri Henri IV yang cakap, Adipati dari Sully, dan wakil Italia dari Gereja Katolik Roma yang bermaksud untuk mendesak penindasan Protestantisme di Prancis dengan segala kuasa yang mereka miliki. Dirinya yang setengah Habsburg, Marie membuang kebijakan luar negeri Prancis tradisional anti-Habsburg. Ia meminjamkan dukungan kepada Habsburg Spanyol dengan mengatur pernikahan putrinya Élisabeth de Bourbon kepada calon Felipe IV dari Spanyol. Marie memutar balikkan Perjanjian Bruzolo, sebuah aliansi yang ditandatangani di antara wakil Henri dan Charles Emmanuel I, Adipati Savoia. Dibawah perwalian yang lemah dan aturan pemerintah yang berubah-ubah, pangeran dari darah dan para bangsawan agung dari karajaan yang memberontak. Ratu terlalu lemah untuk melakukan otoritasnya, yang menyetujui persyaratan mereka pada tanggal 15 Mei 1614. Penentangan terhadap perwalian tersebut dipimpin oleh Henri de Bourbon, Adipati Enghien, yang mendesak Marie kedalam pertemuan Pernyataan Umum pada tahun 1614 dan 1615, terakhir kali mereka bertemu di Prancis sampai permulaan peristiwa Revolusi Prancis. Pada tahun 1616 pemerintahan Marie diperkuat oleh tambahan dewan-dewannya Armand Jean du Plessis (yang kemudian Kardinal Richelieu), yang menjadi tersohor pada pertemuan Pernyataan Umum. Namun putranya Louis XIII, yang telah beberapa tahun menjadi mayoritas hukumnya menegaskan kekuasaannya pada tahun berikutnya. Raja memutar balikkan kebijakan luar negeri pro-Habsburg, pro-Spanyol yang dikejar oleh ibunya, memerintahkan pembunuhan Concini, mengasingkan ratu ke Château de Blois dan menunjuk Richelieu kedalam keuskupannya. Setelah dua tahun dipenjara, Marie melarikan diri dari Blois suatu malam pada tanggal 21/22 Februari 1619 dan menjadi boneka dari pemberontakan aristokrat baru yang dipimpin oleh saudara Louis Gaston d'Orléans, di mana pasukan Louis dengan mudah dapat dikalahkan. Melalui penengah Richelieu raja berdamai dengan ibundanya, yang diijinkan untuk memegang sebuah istana kecil di Angers. Ia kembali ketempatnnya di dewan kerajaan pada tahun 1621. Potret oleh Rubens (atas kanan) yang dilukis pada masa itu. Marie membangun kembali Istana Luksemburg (Palais du Luxembourg) di Paris, dengan keindahan warna oleh Rubens sebagai bagian dari dekorasi yang mewah, yang disebut Siklus Marie de' Medici (perincian dari satu lukisan disebelah kiri). Setelah kematian Adipati kesayangannya, Luynes, Louis berbalik semakin mempercayai bimbingan Richelieu. Marie de' Medici berupaya untuk menyingkirkan Richelieu yang akhirnya menyebabkannya memberontak; selam satu hari yang disebut "Hari Dupes", pada bulan November 1630, ia tampaknya berhasil; namun kemenangan Richelieu menyebabkan pengasingannya ke Compiègne pada tahun 1630, di mana ia melarikan diri ke Brussel pada tahun 1631 dan Amsterdam pada tahun 1638. Kunjungannya ke Amsterdam dianggap sebagai kemenangan diplomatik oleh Belanda, karena kunjungannya menyebabkan pengakuan resmi pada Republik Belanda yang baru saja didirikan; ia diberikan sebuah upacara masuk ke kerajaan yang rumit, semacam itu publik terhindar dari penguasanya sendiri. Marie kemudian melakukan perjalanan ke Köln, di mana ia meninggal pada tahun 1642. Ia dimakamkan di dalam Basilika Saint Denis di Paris Utara. Keturunan
Yang saat ini berada digaris kedua takhta Britania Raya, Pangeran William, Adipati Cambridge, yang merupakan keturunan Marie melalui ibundanya, Diana Spencer, yang merupakan keturunan dari empat anak haram Raja Charles II dari Inggris dan putri haram Raja James II dari Inggris. Baik Charles II dan James II adalah cucu laki-laki Marie de' Medici melalui putrinya Henriette Marie. Melalui pernikahan cucu perempuannya Puteri Henriette Anne dari Inggris dengan cucu laki-lakinya yang lain Phillipe Duc d'Orleans, Marie de' Medici adalah nenek moyang dari kebanyakan keluarga kerajaan Eropa. Puteri Marie Christine von Reibnitz, juga merupakan keturunan melalui putri Marie, Christine Marie.[8] Gelar dan Gaya
LeluhurLihat PulaBibliografi
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Maria de' Medici.
Templat:Daftar Permaisuri Prancis Templat:Daftar Puteri Toskana |