Mardigu Wowiek Prasantyo
Mardigu Wowiek Prasantyo atau lebih dikenal sebagai Bossman Mardigu (lahir 1960-an) adalah pengusaha asal Indonesia yang aktif di media sosial Instagram dan YouTube. Mardigu merupakan pendukung konsep MMT (Modern Monetary Theory) yang menurutnya dapat mengurangi ketergantungan negara terhadap dolar AS. Ia mengusulkan menciptakan mata uang baru "Dinar" dengan underlaying emas, sehingga nilainya lebih stabil.[1] Selain menjadi pengusaha, Mardigu Wowiek juga seorang pengamat terorisme, ia mengklaim telah mewawancarai sekitar 400-an orang anggota teroris. Di pemerintahan Indonesia, ia juga sempat "mengaku" menjadi pembantu staf ahli kementerian dari tahun 2014 hingga tahun 2019. Ia juga memperkenalkan dirinya sebagai seorang filantropi dengan program Rumah Yatim Indonesia yang memiliki 1000 santri.[2] Kehidupan pribadiMardigu merupakan seorang anak perwira militer di Angkatan Udara. Pada masa kecil dan Remaja. Mardigu terpaksa berpindah-pindah sekolah. Karena harus mengikuti orang tuanya yang dinas militernya dipindahkan dari satu kota ke kota lainnya. Panggilan Sontoloyo sendiri berasal dari sebutan kakeknya yang memiliki sebuah pesantren. Dari kecil Mardigu sudah dikenal sebagai sosok yang kritis. Sampai-sampai dia menanyakan hal yang tidak bisa dijawab oleh kakeknya yang memiliki pesantren tersebut. Dan kakeknya memberi nama Sontoloyo kepada mardigu, karena pertanyaannya yang dianggap aneh. Pada saat SD orang tua mardigu ditempatkan di Palembang, Sumatera Selatan. Kemudian pada saat kelas lima SD, orang tua Mardigu kembali dipindahtugaskan ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Kemudian saat SMA, Mardigu pindah ke DKI Jakarta. Saat kuliah, Mardigu kuliah dengan jurusan Psikologi Bisnis di San Fransisco State University, California, Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan S1 selama kurang lebih 4 tahun, Mardigu kembali melanjutkan pendidikannya dengan jurusan Criminal Minds and Forensic Investigation atau jurusan yang mempelajari tentang para penjahat dan penyelidikan kasusnya. Kemudian pada tahun 2001, Mardigu kembali ke Indonesia dan sempat berdinas di Salah satu institusi militer tinggi di Indonesia. Tidak lama berdinas disalah satu Dinas Rahasia Militer Indonesia, Mardigu terpaksa dicopot dari ikatan dinasnya karena bidang dan jurusan yang ia tekuni. Kemudian Mardigu terjun ke dunia bisnis. Pada awal kariernya, dia sempat bekerja sebagai seorang bangkir di salah satu bank ternama. Pada tahun 1996, Mardigu diketahui telah memiliki beberapa badan usaha. Salah satunya yaitu Money Changer, kapal angkut barang tambang di Kalimantan. Referensi
Pranala luar |