Mak Rabuak merupakan sastra lisan yang menyampaikan cerita kaba, terdapat di daerah Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Penamaan sastra lisan ini berasal dari nama orang yang pertama kali memperkenalkannya. Cerita atau kaba yang disampaikan dalam pertunjukan Mak Rabuak, satu-satunya, adalah "Kaba Unggeh Layang". Cerita ini disampaikan oleh tukang Mak Rabuak kepada khalayak disertai iringan instrumen rebana. Menurut tukang Mak Rabuak, kaba yang disampaikannya baru selesai dalam tiga malam, artinya, tiga kali pertunjukan. Pertunjukan baru dianggap tamat kalau didarahi dengan cara menyembelih seekor kambing, kemudian, dagingnya dimakan bersama-sama dengan masyarakat. Jika, syarat terakhir itu tidak dipenuhi, mereka percaya bahwa akan terjadi musibah. Sudah hampir dua puluh tahun ini tidak pernah ada pertunjukan Mak Rabuak sampai selesai, dalam arti, pertunjukan itu diakhiri dengan upacara menyembelih kambing. Dengan kata lain, Mak Rabuak sudah lama sekali tidak dipertunjukkan hingga tamat. Tukang Mak Rabuak pun hanya tinggal satu orang dan tidak mempunyai 'pewaris' ataupun murid lagi. Mak Rabuak ini sarna dengan Bataram yang terdapat di Pesisir Selatan. Keduanya bersumber dari cerita yang sama, yaitu "Kaba Sutan Pangaduan". Hanya saja, judul kaba pada Mak Rabuak berdasarkan nama tokoh antagonis dalam cerita itu, sedangkan judul Bataram berdasarkan nama tokoh protagonis dalam cerita yang sama. Oleh karena itu, deskripsi mak rabuak lebih jauh dapat dilihat pada deskripsi tentang bataram.[1]
Referensi
- ^ Amir, Adriyetti. Dkk (2006). Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau. Padang: Andalas University Press. hlm. 125 – 126. ISBN 979-1097-08-9.