Ma'rang, Pangkajene dan Kepulauan
Ma'rang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kepulauan Pangkajene, Sulawesi Selatan, Indonesia. EtimologiKata Ma’rang berasal dari kata Merrang (Bugis), yang artinya berteriak. Namun ada pula yang mengatakan kata tersebut berasal dari kata Ma’rang (Makassar) yang berarti mengejan. (Makkulau, 2008). SejarahDistrik Ma’rang dikepala oleh seorang Karaeng yang mempunyai tujuh kepala Kampung, terdiri dari 1. PituE (Lokmo), 2. Ma’rang (Matowa), 3. Bontosunggu (Lokmo), 4. (Gallarang), 5. Tala (Mado), 6. Bonto – Bonto (Mado’), 7. Kassi (Jennang). Menurut riwayat kekaraengan Ma’rang mulai berdiri sejak 100 tahun lalu. Karaeng yang pertama bernama Daeng Mattola dari keturunan Lokmo di PituE. Dahulu PituE itu meliputi kampong – kampong PituE, Ma’rang dan Bontosunggu. Perkampungan itu didirikan oleh orang – orang Bugis. Arajangnya terdiri dari sebilah Bajak. Menurut riwayat Kampung Laikang tersebut didirikan oleh orang – orang yang berasal dari Lemo – lemo (Bira, Bulukumba). (Makkulau, 2007 ; 2008). Disamping Kekaraengan Ma’rang yang terdiri dari Kampung – kampong Ma’rang, PituE, Bontosunggu dan Laikang tercatat sebuah kekaraengan Tala yang meliputi Kampung – kampung seperti: Tala, Bonto – Bonto dan Kessi Kebo. Kampung – kampung itu didirikan oleh orang – orang Bone yang berasal dari Mampua (Bone). Orang – orang Mampua itu datang bersama – sama dengan rajanya (Arung Mampu) yang berslisih dengan Hadat Mampu. Sebelum meninggalkan Mampu dan tinggal di Tala pada permulaan abad ke-19, Arung Mampu mengangkat pemuka – pemuka atas Kampung – kampung tersebut. Arung Mampu dimaksud bernama La Makkulau. Arung Mampu La Makkulau ini kemudian mengangkat kemenakannya bernama Daeng Matutu menjadi Sullewatang di Tala. Pada Tahun 1868 kearungan Tala yang berdiri sendiri itu digabungkan, masuk pada kekaraengan Ma’rang, disekitar tahun 1920, Tawakkaln Daeng Marola diangkat sebagai Karaeng Ma’rang, kemudian dia digantikan oleh Andi Pintara’, turunan dari Arung Mampu, La Makkulau, kemudian dia digantikan lagi oleh puteranya yang bernama Andi Makin. Setelah meninggal dunia, dia digantikan oleh puteranya yang bernama Andi Sadda’. (Makkulau, 2008). Catatan kakiRujukan yang disebut dalam artikel
Pranala luar
|