Luteolin merupakan salah satu senyawa kimia yang termasuk golongan flavonoid. Luteolin adalah tetrahidroksiflavon dengan keempat gugus hidroksi berada di posisi 3 ', 4' 5 dan 7. Senyawa ini memiliki potensi aktivitas anti-oksidan, anti-inflamasi, penginduksi apoptosis, dan kemopreventif. Luteolin mampu menghambat proliferasi sel tumor dan menekan metastasis dengan cara mengambil radikal bebas, melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif (ROS) dan menginduksi penangkapan siklus sel langsung serta apoptosis pada sel tumor.[1]
Luteolin sering ditemukan di berbagai tanaman obat yang tersedia secara komersial dan olahannya yang mengandung luteolin sering digunakan dalam pengobatan hipertensi, penyakit radang, dan bahkan kanker. Penentuan kuantitatif luteolin dan turunannya dengan metode analitik saat ini telah dikembangkan dan divalidasi. Beberapa diantaranya, yatu dengan teknik analitik kromatografi termasuk kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi lapis tipis kinerja tinggi (HPTLC), kromatografi cair (LC), kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), kromatografi cair (GC), dan kromatografi arus-berlawanan (CCC).[3]
Adapun beberapa tanaman yang mengandung salah satu flavon penting ini (luteolin) adalah seledri, bayam, lada, dan teh hijau.[4] Senyawa ini juga dapat ditemukan dalam tanaman jinten,[5] apel,[6] dan tempuyung.[7] Pada herbal tempuyung, senyawa luteolin-7-glukosida dapat melarutkan kalsium oksalat, kolesterol, dan asam urat batu ginjal.[8]
Referensi
^PubChem. "Luteolin". pubchem.ncbi.nlm.nih.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-29.