Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Lorazepam atau ativan merupakan obat dalam kelas benzodiazepin yang digunakan untuk mengatasi kecemasan, yang bekerja pada otak dan saraf (sistem saraf pusat) untuk menghasilkan efek menenangkan. Obat ini sering disebut ansiolitik atau obat sedatif-hipnotik.
Lorazepam digunakan untuk mengobati gejala kecemasan, sulit tidur , dan status epilepticus (sejenis kejang yang parah). Lorazepam juga dapat digunakan pada pasien yang akan menjalani operasi untuk membuatnya tertidur.[6][7]
Bentuk Obat
Lorazepam tersedia dalam bentuk tablet ativan dan ativan untuk injeksi intravena (IV). Obat tersebut diberikan oleh penyedia layanan kesehatan yang berwenang.[6]
Penggunaan Lorazepam
Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui penggunaan obat ini untuk mengobati kondisi tertentu. Lorazepam atau ativan kadang juga digunakan di luar label untuk tujuan yang tidak disetujui oleh FDA.[6][8]
Dosis penggunaan lorazepam
Dalam penggunaan obat lorazepam sebaiknya sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, dosis yang dianjurka sesuai kebutuhan pasien terkait. Dosis untuk mengobati kecemasan adalah 2-6 mg oral setiap 8 jam hingga 12 jam sesuai kebutuhan pasien. Selain itu, dosis bagi penderita insomnia sebesar 2-4 mg yang diberikan sebelum penderita tidur.[8]
Tidak semua penggunaan obat lorazepam disetujui oleh FDA(Food and Drug Administration), ada beberapa jenis penggunaan yang dilarang oleh FDA, misalnya penggunaan lorazepam yang digunakan untuk mengatasi mual akibat vertigo, digunakan untuk depresi dalam kondisi tertentu, dan diberikan untuk orang yang sakit parah sering dirawat dengan obat nyeri opioid. Sedangkan penggunaan yang disetujui oleh FDA antara lain avtivan untuk kecemasan, untuk orang yang mengalami insomnia atau susah tidur, diberikan pada orang yang menderita kejang parah, dan digunakan pada pasien yang akan menjalani operasi.[6]
Adapula pengunaan luar label lainnya untuk lorazepam, atara lain agitasi, penarikan alkohol, mual dan muntah yang berhubungan dengan kemoterapi, dan kecemasan pada saat terbang.
Efek samping penggunaan
Gejala overdosis yang ditunjukkan pengguna karena terlalu banyak menggunakan lorazepam atau ativan:
Kantuk, kebingungan, kondisi lesu, mengalami tekanan darah rendah, kesulitan bernafas, sakit kepala, dapat menambah atau mengurangi libido (dorongan seksual), sembelit, apabila sudah serius maka dapat menyebabkan ketergantungan psikologis dan fisik. Selain itu juga dapat mengancam jiwa ketika digunakan dengan obat opioid.[9][10][6]
Referensi
^"Lorazepam". The Druge Gene Interaction Database. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-05. Diakses tanggal 2016-05-18.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Greenblatt DJ, Shader RI, Franke K, Maclaughlin DS, Harmatz JS, Allen MD, Werner A, Woo E (1991). "Pharmacokinetics and bioavailability of intravenous, intramuscular, and oral lorazepam in humans". Journal of Pharmaceutical Sciences. 68 (1): 57–63. doi:10.1002/jps.2600680119. PMID31453.
^Greenblatt DJ, von Moltke LL, Ehrenberg BL, Harmatz JS, Corbett KE, Wallace DW, Shader RI (2000). "Kinetics and dynamics of lorazepam during and after continuous intravenous infusion". Critical Care Medicine. 28 (8): 2750–2757. doi:10.1097/00003246-200008000-00011. PMID10966246.
^Papini O, da Cunha SP, da Silva Mathes Ado C, Bertucci C, Moisés EC, de Barros Duarte L, de Carvalho Cavalli R, Lanchote VL (2006). "Kinetic disposition of lorazepam with a focus on the glucuronidation capacity, transplacental transfer in parturients and racemization in biological samples". Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis. 40 (2): 397–403. doi:10.1016/j.jpba.2005.07.021. PMID16143486.