Lizard Squad
Lizard Squad adalah sebuah kelompok peretas topi hitam, yang terkenal dengan serangan distributed denial-of-service (DDoS)[1] yang menargetkan jasa permainan video. Anggota dari Lizard Squad sebagian besar masih remaja rata-rata berusia 17-18 tahun atau seusia anak SMA. Meski sangat muda, kemampuan mereka dalam meretas sangatlah hebat, entah ada yang belajar sendiri atau ada yang menjadi gurunya. Jumlah anggota kelompok peretas ini hanya ada 7 orang saja. Mereka bekerja bersama-sama untuk meretas banyak sekali perusahaan besar tanpa takut. Pada 3 September 3 2014, Lizard Squad mengumumkan bahwa mereka sudah bubar secara tak langsung.[2] Walau mereka akhirnya kembali beraksi lag dan mengaku bertanggungjawab atas serangan terhadap situs web terkenal. Organisasi ini pernah ikut dalam forum peretas Darkode dan berbagi jasa penyedia host dengan mereka.[3][4] Pada 30 April 30, CloudFlare mempublikasikan sebuah pos blog mengenai kriminal siber yang menggunakan nama kelompok ini dalam ancaman secara acak pada sebuah serangan DDOS; dan CloudFlare mengklaim tidak bisa melakukan serangan tunggal.[5][6] Hasilnya, Kepolisian Kota London menyebarkan peringatan agar para pengusaha bisnis tidak meladeni ancaman mengenai serangan DDOS.[7][8] Lizard Squad sekarang sudah tidak aktif semenjak anggota kunci mereka ditangkap sehingga sekarang ada yang ngaku-ngaku saja, tetapi kemampuan mereka tidaklah sama. Aksi terkenalMeski bukan kelompok peretas besar selayaknya Anonymous, Lizard Squad kerap melakukan serangan mematikan dan sangat berang. Serangan paling terkenal dari kelompok hacker ini dilakukan kepada PlayStation Network dan Xbox Live.[9] Pada Desember 2014, kelompok peretas ini pernah melumpuhkan dua jaringan perusahaan konsol permainan selama beberapa saat. Motif dari mereka adalah untuk memberikan hadiah Natal. Mereka ingin anak-anak lebih fokus dengan keluar daripada bermain permainan video. Pada tanggal 22 Desember 2014, mereka membuat jaringan internet di Korea Utara lumpuh selama sehari sebelum akhirnya dibenahi oleh provider internet disana.[10][11] Yang terakhir, mereka juga meretas situs web Malaysia Airlines.[12] Referensi
|