Litokwa Tomeing
Iroij Litokwa Tomeing (lahir 14 Oktober 1939) adalah Presiden Kepulauan Marshall selama periode Januari 2008 hingga Oktober 2009. BiografiAwal dan Kehidupan PribadiLitokwa Tomeing ladir di Wotje Atoll, Kepulauan Marshall dikelola Jepang, pada 14 Oktober 1939.[1] Selama periode 1950-1954, Tomeing belajar di Sekolah Dasar Katolik, pertama di Likiep dan kemudian di Jaluit.[1] Pada tahun 1961, dia lulus dari Sekolah Tinggi Tomeing PIC di Pohnpei.[1] Ia belajar di Universitas Hawaii dari 1970 sampai 1972 pada program ekstensi.[1] Tomeing menikah dengan mantan Ibu Negara Marshall Arlin Tomeing.[1] Pasangan ini memiliki tujuh anak dan beberapa cucu.[1] KarierTomeing adalah seorang Kepala suku.[2] Ia menjadi terutama dan guru di Sekolah Dasar Ebon pada tahun 1961 dan tetap dengan sekolah itu sampai tahun 1964.[1] Dia kemudian pindah ke Majuro untuk mengajar di Sekolah Dasar Rita selama periode 1965-1968.[1] Tomeing terpilih sebagai Wali kota Atoll Wotje. Ini adalah jabatan publik[1] pertamanya. Dia tetap menjabat sebagai Wali kota Wotje selama periode 1965-1969. Dia mengajar di Sekolah Dasar Wotje dari tahun 1968 sampai 1973, sambil terus menjabat sebagai wali kota.[1] Pada tahun 1974, dia kembali ke Majuro untuk mengajar di Sekolah Tinggi Kepulauan Marshall sebagai guru ahli Media dan Kurikulum.[1] Tomeing berkampanye untuk memenangkan kursi di Nitijela, mewakili konstituensi yang mencakup Ebon Atol, Namdrik Atol, Kili, dan atol Jaluit. Dia mempertahankan raihan kursi tersebut selama periode 1974-1978.[1] Pada tahun 1976, Tomeing diangkat sebagai salah satu delegasi Marshall di Serikat Federasi Konvensi Konstitusi Mikronesia yang diselenggarakan di Saipan, Kepulauan Mariana Utara.[1] Pada tahun 1978, Tomeing menjadi delegasi dan anggota umum di Konvensi Konstitusi Kepulauan Marshall yang diselenggarakan di Majuro.[1] Pada tahun 1979, Tomeing kembali terpilih sebagai salah satu dari 33 anggota Nitijela, tak lama setelah pemisahan politik Kepulauan Marshall dari Federasi Serikat Mikronesia. Dia memepertahankan kursi di Nitijela secara terus menerus sejak tahun 1979 hingga September 2010. Selama periode 1992-1995, Tomeing menjabat sebagai Wakil Ketua Nitijela.[1] Kemudian, dia menjadi anggota kabinet sebagai Pembantu Menteri untuk Presiden (1996-1998). Tomeing melakukan "peran pengawasan" selama periode Ratak Rantai sebagai bagian di posisi kabinet.[1] Tomeing menjabat Jurubicara pada tahun 2000.[1] Dia menjabat Ketua Nitijela selama delapan tahun sebelum keluar dari pemerintahan Partai Demokrat Bersatu (UDP) ke pihak oposisi pada November 2007, sesaat sebelum pemilu parlemen November 2007.[3] Presiden Kepulauan MarshallSetelah pemilihan parlemen, ia dicalonkan pada pemilihan presiden Januari 2008 dari koalisi Partai UPP/AKA.[4] Pada 7 Januari 2008, dia terpilih menjadi Presiden melalui pemilihan di Parlemen dengan mendapatkan 18 suara, sementara 15 suara lainnya diperoleh incumbent Kessai Note.[2][5] Bersama Kabinet dengan 10 menteri, dia disumpah pada tanggal 14 Januari oleh Carl Ingram selaku Ketua Mahkamah Agung.[6] Pemilihannya diyakini mengalami pergeseran dari yang sebelumnya kebijakan pemerintahan Kepulauan Marshall pro-Taiwan dan memungkinkan menandai berakhirnya hubungan diplomatik Kepulauan Marshall dengan Taiwan.[7] Namun, selama menjabat, Tomeing menyatakan melanjutkan hubungan diplomatik Taiwan ketika bertemu dengan Wakil Presiden Taiwan, Annette Lu ketika mengunjungi Kepulauan Marshall pada 29 Januari 2008.[8] Pada 29 September 2009, Presiden Tomeing meresmikan konsulat di Springdale, Arkansas.[9] Hingga saaat ini, Kepulauan Marshall memiliki kedutaan di Washington DC dan New York. Pembukaan konsulat tersebut menandai yang pertama dilakukan di Benua Amerika Serikat.[9] Komunitas Marshall yang tinggal di daerah Springdale semula datang bekerja di perkebunan pengolahan makanan pada tahun 1970[10] merupakan jumlah terbesar di luar Kepulauan Marshall.[9] Cucu Tomeing lulus di Sekolah Tinggi Springdale pada 2008.[9] Pada 21 Oktober 2009, Tomeing meletakkan jabatan setelah pemilih menentukan untuk tidak memilihnya kembali.[11] Tomeing lolos dari mosi tidak percaya setelah sebelumnya hampir tidak lolos.[11] Anggota Legislatif memberikan dukungan suara 17:15 untuk memilih presiden baru pada tanggal 23 Oktober. Ketua Parlemen, Jurelang Zedkaia kemudian menunjuk Ruben Zackhras sebagai presiden sementara.[11] Zackhras sebelumnya menjabat Pembantu Menteri Tomeing.[12] Referensi
Pranala luas
|