Linguistik kognitif

Linguistik kognitif mengacu pada cabang linguistik yang menafsirkan bahasa dalam hal konsep, kadang universal, kadang khusus, bagi lidah tertentu, yang mendasari bentuk.

Definisi linguistika kognitif yaitu cabang linguistik yang mempelajari bahasa, pikiran, dan pengalaman sosiokultural dengan pendekatan interdisipliner.

Linguistik kognitif menggabungkan pengetahuan dan penelitian dari ilmu kognitif, psikologi kognitif, neuropsikologi, dan linguistik. Linguistik kognitif berfokus pada penjelasan kognitif untuk struktur tata bahasa. Linguistik kognitif memandang bahwa makna suatu kata, terutama dalam polisemi, tidak muncul begitu saja, melainkan pasti ada yang memotivasi dan melatarbelakangi. Hal demikian terkait erat dengan semantik tetapi berbeda dari psikolinguistik, yang mengacu pada temuan empiris dari psikologi kognitif untuk menjelaskan proses mental yang mendasari akuisisi, penyimpanan, produksi dan pemahaman berbicara dan menulis.

Linguistik kognitif ditandai dengan kepatuhan terhadap tiga posisi sentral. Pertama, menyangkal bahwa ada fakultas linguistik otonom dalam pikiran; kedua, memahami tata bahasa dalam hal konseptualisasi, dan, ketiga, mengklaim bahwa pengetahuan tentang bahasa muncul dari penggunaan bahasa.[1] Ciri-ciri linguistik kognitif yaitu dalam paradigma ini semua unsur gramatikal dipandang secara semantis; gramatika dianggap sebagai kompunen-komponen yang terjadi dari:[2]

  1. ungkapan bahasa yang merupakan struktur simbolis yang memadukan unsur fonologi dan unsur semantik; dan
  2. skema bagi struktur itu berupa pola-pola yang dikuasai penutur bahasa melalui pengenalan tetap sepanjang hidupnya.

Referensi

  1. ^ Croft, William and D. Alan Cruse (2004). Cognitive Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press. p. 1.
  2. ^ K., Sarumpaet, Riris (2011). Ilmu pengetahuan budaya dan tanggung jawabnya : analekta pemikiran guru besar FIB UI (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. ISBN 9789794564684. OCLC 780414987. 
Kembali kehalaman sebelumnya