Lingkaran berbakti kepada Allat
Lingkaran berbakti kepada ALLAT (bahasa Rusia: Круг преданных АЛЛАТ; bahasa Inggris: ALLAT Devotees Circle) adalah aliran dualistis dari agama Burkhanisme (Tengrisme)[1][2] atau gerakan agama baru mandiri yang berdekatan dengan Goddess movement. Asal usul"Lingkaran berbakti kepada Allat" berasal dari Altai, Rusia, di mana pada th. 2005, yang dipercayakan, kepada Dr. Igor Popov, LLM telah diturunkan wahyu Sang Dewi dengan kitab suci berupa sajak Allat (diterbitkan pada 2006)[3] , di mana, teristimewa, beliau diberitahu tentang awatara Dewi baru di Bumi. Misi ini diberkati oleh salah satu tokoh Burkhanisme, pawang (yarlikci), K. M. Kypchakova dari desa Kyrlyk (di sekitar tempat suci Burkhanist utama). Pada th. 2012, karena buku-buku keagamaan yang diterbitkan dengan biaya sendiri, Dr. Igor Popov dipaksa untuk keluar dari studi universitas pascadoktoral (habilitasi) dan meninggalkan Rusia.[2] Saat ini, pusat perhimpunan sedang berlangsung di Bali, Indonesia.[4] Kitab sucinya, dilengkapi dengan beberapa himne baru yang tercatat di Bali, telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada th. 2017 dan 2020 berjudul Allat: Sang Dewi.[5][6] Tidak mungkin pergerakan ini bagi kebanyakan orang sebab filsafat, asana-asana yoga bersama kata (bela diri) mereka cukup sulit. AjaranTeologi apofatis serta metafisika dualistis (dwaita) yang terkandung dalam kitab suci Allat dan karya-karya filsafati, yaini buku Metafisika dualisme absolut (2010)[7][8] dan risalah Bukti dari segalanya dan kemungkinan adanya yang lain (2024)[9] oleh Dr. Igor Popov. Ditolak baik gabungan panteis Tuhan dengan materi maupun pemahaman monoteis terhadap Tuhan pencipta. Ajaran ini sendiri — alterteisme — dianggap sebagai "penyelesaian" lain agama dan metafisika apa pun.[9][10] "Liyan dari segalanya" atau "Dewi Yang Lain" berarti realitas di luar dunia (transenden) yang sepenuhnya independen dari alam dunia material. Aku bukan tunggal dan banyak, — Dalam Mahamantra Ale Lete Lalita Allat,[12][6][13] empat nama Dewi melambangkan secara dialektik empat tahap pandangan dunia dan macam orang. Ale adalah dewi pertiwi dan keinginan, agama peringkat ini hanya untuk mengdoakan sesuatu dari dewa-dewi. Lete adalah dewi pelalaian, agama pengikut ialah meditasi kekosongan. Lalita merupakan dewi persatuan dunia, tingkat pandangan Tuhan Yang Maha Esa. Dan Allat adalah dewi perang untuk pembebasan rohani, tingkat Yang Lain dari segalanya. Tesis (Ale, keinginan) → antitesis (Lete, pelalaian) → sintesis (Lalita, keesaan) → Allat, moksa.[4][13] Salah satu pendiri Burkhanisme, seorang perempuan Chugul Sorokova, didewakan seperti awatara terakhir dari Sang Dewi[7] (yang dulu: Hawa, Sati, Alcmene, Maryam, Khodijah, Tian Hou (Bek Niu), dll). Pemrakarsa gerakan ini memposisikan diri selaku "pendamping Dewi". Manusia, menurut ajaran ini, merupakan bagian dari dunia hewan, dapat diangkat oleh Dewi dan menjadi abadi. Tiang kuda (bahasa Altai: чакы — caky) adalah tanda pertumbuhan rohani, dan angkasa biru (Altai: теҥри — tengri) adalah simbol wajah dewata. Dalam seni
Lihat pulaCatatan kaki
KepustakaanSumber sekunder
Sumber primer
Pranala luar
|