Letnan Merpati Anumerta
Merpati ini yang digunakan oleh tentara Indonesia pada zaman penjajahan sebagai alat komunikasi, terutama dari area Lamongan ke Surabaya yang berjarak kurang lebih sejauh 50 km. Ia dianggap sangat cerdas dan tidak pernah meleset dari tujuan, sehingga ia berperan penting dalam mengintai pergerakan penjajah dan komunikasi antar pejuang kemerdekaan.[1] Pada tahun 1946, pasukan penjajah mencurigai merpati tersebut adalah bukan merpati biasa. Pada akhirnya, penjajah menyuruh penembak jitu untuk menembak merpati tersebut. Merpati itu tertembak di saat menjalankan tugasnya mengantarkan pesan, ia tertembak tepat di sayap dan menembus lehernya. Kemudian sang merpati berlumuran darah, namun dengan sisa tenaganya ia tetap berusaha terbang hingga sampai tujuannya di Surabaya Sesampainya di Surabaya, ia mendarat membawakan sepucuk surat dan tewas di hadapan komandannya, kemudian dianugerahi pangkat Letnan Anumerta dan diawetkan serta disimpan di Museum Brawijaya Malang.[2] Karena mengenang jasa-jasa merpati yang sangat berjasa ini, Pos Indonesia mengabadikannya sebagai logo resmi hingga 26 Agustus 2023.
|