Lat-lat

Lat-lat adalah sebuah hidangan khas masyarakat kepulauan Kei (Maluku Tenggara dan Kota Tual, Provinsi Maluku). Hidangan ini berupa sayur dan sudah menjadi warisan leluhur dengan cita dan rasanya yang lezat. Sayur ini dibuat dari anggur laut serta memiliki keunikan tersendiri karena diolah menjadi urap tanpa dimasak. Bahan baku utama lat-lat memiliki penyebutan yang berbeda di tiap daerah. Seperti di Sulawesi yang menyebutnya Lawi-lawi sedangkan di Lombok menyebutnya Latoh.[1]

Perairan kepulauan Kei

Wilayah pesisir dari kepulauan Kei Kecil secara geomorfologi merupakan pantai berpasir dan berkarang (coral reef coast) dengan beberapa laguna dan teluk-teluk semi tertutup (estuary). Perairan nya ditumbuhi hutan mangrove, lalang laut dan beberapa jenis rumput laut dan tergolong sebagai perairan yang subur dengan nilai klorofil-a fitoplankton antara 1,5–5 mg/m3. Perairan Kei Kecil merupakan perairan teluk dengan kondisi oseanografi perairan didominasi oleh perairan dengan kedalaman dangkal kurang dari 200 meter. Kelandaian perairan berkisar antara 2 hingga 6% sehingga dapat dikategorikan sebagai perairan landai. Kecerahan perairan bervariasi antara 4 hingga 13 meter dengan nilai rerata 9,5 meter. Kandungan padatan tersuspensi (TSS) berkisar antara 0,38-0,89 mg/L dengan nilai rata-rata 0,63 mg/L. Nilai TSS yang diperoleh masih dapat digolongkan rendah dan memungkinkan bagi penetrasi cahaya matahari masuk jauh ke dalam kolom perairan sehingga proses fotosintesis tumbuhan akuatik yang terdapat di dalam perairan dapat berlangsung dengan baik.[2]

Bahan-bahan

Bahan baku dari hidangan lat-lat ini ialah jenis rumput laut yang juga disebut oleh masyarakat setempat dengan anggur laut. Anggur laut atau seaweed merupakan jenis tumbuhan laut yang tergolong makro alga yang hidup melekat di dasar perairan. Rumput laut ini tidak bisa dibedakan antara akar, batang, dan daun. Seluruh bagian tumbuhan disebut tallus sehingga dimasukkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah.[3] Rumput laut tersebut diambil oleh masyarakat dari dasar laut atau dari pinggiran-pinggiran pantai yang agak dalam. Rumput laut yang diambil tersebut merupakan rumput laut yang tumbuh alami di dasar laut. Selain bahan dasarnya rumput laut, lat-lat tersebut juga di tambahkan dengan dengan parutan kelapa.[4] Untuk membuat sebuah hidangan lat-lat maka diperlukan berbagai bahan-bahan termasuk bahan utamanya yaitunya rumput laut tadi. Untuk lebih rincinya Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitunya 500 gram rumput laut atau anggur laut, setengah buah kelapa yang sudah diparut, 4 siung bawang merah, 4 buah cabe rawit, 1 buah jeruk nipis, dan kemudian garam secukupnya.[1]

Proses pembuatan

Langkah pertama dalam proses pembuatan hidangan lat-lat ini ialah mencuci bersih lat atau rumput laut tersebut. Rumput laut yang baru didapat bisa langsung dicuci untuk menghilangkan pasir serta sedikit lendir yang tertempel di tumbuhan tersebut. Selanjutnya kupas halus-halus bawang merah beserta cabe rawit. Kemudian, campurkan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan tadi, campurkan juga kelapa yang sudah diparut beserta garam secukupnya dan selanjtyna di aduk. Bahan-bahan atau bumbu yang telah di aduk tadi kemudian dikukus selama lebih kurang 15 menit. Setelah dikukus lebih kurang 15 menit, hilangkan uap panas yang terdapat pada kukusan tersebut. Setelah itu, campurkan lat segar yang sudah dicuci tadi lalu beri perasan jeruk nipis dan kemudian aduk hingga bumbu tersebar merata. Terakhir lat-lat siap dihidangkan. Rasanya sangat segar dan cocok dijadikan lalapan.[1]

Manfaat

Hidangan khas Maluku ini memiliki beberapa manfaat kalau di konsumsi. Hidangan yang berbahan baku anggur laut tersebut memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan tubuh. Pertama, Menkonsumsi lat-lat dapat menjaga kecantikan rambut dan kulit. Antioksidan, vitamin, dan kolagen yang terkandung dalam anggur laut juga sangat baik untuk kecantikan kulit dan rambut. Kedua, dapat mengurasi risiko depresi. Vitamin B dan B5 yang terkandung dalam anggur laut tersebut berfungsi sebagai pengatur kelenjar adrenal supaya tidak cepat kehabisan tenaga dan terhindar dari rasa lelah serta depresi. Ketiga, dapat menjegah obesitas. Kandungan kadar gula dalam tanaman laut ini sangat rendah namun tinggi akan kandungan protein nabati, vitamin C, seng, kalsium dan asam lemak tidak jenuh. Tidak heran, jika makanan ini berguna sebagai pencegah obesitas. Keempat, dapat meningkatkan kinerja mata dan jantung. Asam lemak yang terkandung dalam tanaman ini seperti AA, LA, DHA, EPA dan juga ALA sangat berguna meningkatkan kinerja penglihatan, menurunkan kadar kolesterol, menjaga struktur kolagen dan mencegah penyakit jantung seperti infark, miokard, stroke dan aterosklerosis.[5]

Warisan masyarakat

Hidangan lat-lat atau disebut juga dengan sayur khas masyarakat Kepulauan Kei ini menjadi warisan turun temurun dan merupakan pengikat keharmonisan keluarga karena sering dihidangkan untuk makan siang, malam, bahkan untuk acara-acara besar seperti upacara adat, upacara penyambutan dan lain-lain. Kini, Lat-lat telah terdaftar menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2011 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[6]

Referensi

  1. ^ a b c Widiarini, Anisa (2018-01-31). "Mencicip Urap Lat, Anggur Laut Khas Maluku Tenggara". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2019-03-03. 
  2. ^ Tapotubun, Alfonsina (2018). [journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi "KOMPOSISI KIMIA RUMPUT LAUT Caulerpa lentillifera DARI PERAIRAN KEI MALUKU DENGAN METODE PENGERINGAN BERBEDA"] Periksa nilai |url= (bantuan). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 1: 13 – 23. doi:DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21257 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  3. ^ "KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRUBUSI ANGGUR LAUT (Caulerpa sp) DI DESA LETMAN KECAMATANKEI KECIL KABUPATEN MALUKU TENGGARA". webcache.googleusercontent.com. Diakses tanggal 2020-07-15. 
  4. ^ Bernadus, Tommy. "Lat dan Mbal, Wisata Kuliner Khas Pulau Kei". detikcom. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  5. ^ "Manfaat Anggur Laut Untuk Kesehatan TubuhPortalMadura.com". PortalMadura.com. 2020-01-30. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  6. ^ [1] Lat-lat: Warisan Budaya Tak benda Indonesia (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Kembali kehalaman sebelumnya