Lactobacillus acidophilus
Lactobacillus acidophilus merupakan bakteri gram-positif,[1][2] tidak bergerak, tidak membentuk spora,[3]katalase negatif,[4] mampu bertahan pada pH asam (di bawah pH 4),[5] berbentuk batang, dapat menghasilkan senyawa anti bakteri yaitu bakteriosin,[2] dan menghasilkan produk utamanya asam laktat dari fermentasi karbohidrat.[3] L. acidophilus tumbuh optimal dari 37 hingga 42 °C dan dapat berkembang pada suhu setinggi 45 °C. Bakteri ini mencapai pertumbuhan tertinggi pada pH antara 5,5 dan 6,0, dan pertumbuhannya berhenti pada pH 4,0.[6] Bakteri ini merupakan organisme homofermentatif obligat yang memfermentasi karbohidrat untuk menghasilkan asam laktat, dan merupakan salah satu BAL yang paling toleran terhadap oksigen.[6] Lactobacillus acidophilus dapat tumbuh baik dengan oksigen ataupun tanpa oksigen.[7] HabitatIsolat L. acidophilus juga merupakan bagian dari mikrobiota alami manusia[6] dan banyak ditemukan di gastro intestinal manusia, hewan, saluran pencernaan, rongga mulut, vagina, dan berbagai makanan fermentasi.[1][7] Bakteri ini dapat melekat pada sel-sel epitel saluran pencernaan, ditemukan dalam usus orang dewasa dan asal mulanya diisolasi dari feses bayi sehat yang berusia 1-2 bulan, dan air susu ibu.[8] Fungsi dan ManfaatSejak diisolasi, telah dipelajari dan ditemukan bahwa Lactobacillus acidophilus dapat mengurangi penyakit radang usus melalui pengurangan sitokin, mengurangi kanker, mengatur kekebalan tubuh, mengurangi kolesterol, dan meredakan diare.[1]Lactobacillus acidophilus juga dapat secara langsung atau tidak langsung mengganggu mikrobiota usus atau metabolisme inang oleh beberapa zat aktif, seperti bakteriosin[4](dapat merangsang pembentukan antibodi tubuh),[8] polisakarida ekstraseluler (EPS), dan protein lapisan permukaan (SLP).[1] Namun, bakteri ini dapat menyebabkan karies gigi, karena asidogenik dan asidurik (hidup pada suasana asam) sehingga struktur gigi menjadi rusak akibat fermentasi bakteri.[5] Keistimewaan bakteri ini adalah dapat memecah ikatan azo dari sulfasalin yang menghasilkan azulfidin, yang dapat digunakan untuk pengobatan colitis.[8] L. acidophilus memiliki kemampuan bertahan hidup dalam garam empedu, kondisi asam, mampu menghambat bakteri patogen, tahan terhadap antibiotik dan dapat mengikat kolesterol dengan cara menempelkan diri pada epitel dinding saluran pencernaan. Semakin banyak bakteri yang menggunakan asam empedu maka semakin banyak memberikan manfaat yang besar untuk menekan zat kolesterol yang akan digunakan untuk menjaga konsentrasi asam empedu agar tetap konstan.[3] Referensi
Pranala luar
|