Kuoka
Kuoka (Setonix brachyurus), satu-satunya anggota genus Setonix, adalah seekor makropoda kecil yang berukuran sama seperti seekor kucing peliharaan.[1] Sama seperti hewan-hewan makropoda yang lain, seperti kanguru dan walabi, kuoka juga pemakan tumbuhan dan umumnya merupakan hewan nokturnal. Kuoka dapat ditemukan di beberapa pulau kecil di lepas pantai Australia Barat, tepatnya di Pulau Rottnest lepas pantai Perth serta Pulau Bald dekat Albany. Sebuah koloni kecil juga terdapat di daratan Australia, tepatnya di kawasan Suaka Alam Two Peoples Bay, bersama-sama dengan Potooro Gilbert yang terancam punah. CiriBerat kuoka 2,5 hingga 5 kilogram dan panjangnya 40 sampai 54 sentimeter, yang lumayan pendek untuk jenis makropoda. Kuoka memiliki tubuh yang padat, telinga bulat, dan kepala kecil yang lebar. Meskipun terlihat seperti kangguru kecil, kuoka mampu memanjat pohon kecil dan perdu. Setelah sebulan masa kandungan, kuoka betina melahirkan bayi yang disebut "joey". Kuoka betina dapat melahirkan dua kali setahun. Anak kuoka atau joey tinggal di kantung induknya selama 6 bulan. Ketika ia meninggalkan kantung, anak kuoka bergantung pada ibunya untuk menyusui selama 2 bulan. Ketika sudah berumur 1,5 tahun, kuoka sudah cukup dewasa untuk memiliki anak sendiri.[2] PenemuanKuoka adalah salah satu mamalia Australia pertama yang ditemukan oleh bangsa Eropa. Samuel Volckertzoon, pelaut Belanda, menulis bahwa ia melihat "seekor kucing hutan" di Pulau Rottnest pada tahun 1658. Pada tahun 1696, Willem de Vlamingh mengira kuoka adalah tikus raksasa dan menamakan pulau tersebut sebagai rattennest, bahasa Belanda untuk "sarang tikus" yang kemudian menjadi "rottenest".[3] Nama kuoka diambil dari sebuah kata dalam bahasa Nyungar, yang kemungkinan adalah gwaga.[4] Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
|