Krisis hipotek subprimaKrisis hipotek subprima Amerika Serikat adalah salah satu indikator pertama krisis finansial 2007–2010. Dalam krisis ini, pelanggaran dan penyitaan hipotek subprima meningkat, sehingga jaminan hipotek mengalami penurunan. Rasio hipotek subprima berkualitas rendah yang awalnya 8% atau lebih rendah meningkat menjadi sekitar 20% dari tahun 2004–2006. Bahkan di beberapa daerah di Amerika Serikat, rasionya jauh lebih tinggi.[1][2] Sebagian besar dari hipotek tersebut (lebih dari 90% pada tahun 2006) merupakan adjustable-rate mortgage[3] (ARM, pinjaman hipotek dengan tingkat bunga yang dapat ditingkatkan secara periodik berdasarkan indeks[4]). Dua perubahan tersebut merupakan bagian dari tren penurunan standar peminjaman dan hipotek berisiko tinggi.[3][5] Lebih lagi, utang rumah-rumah tangga di Amerika Serikat semakin menumpuk, dengan rasio utang dengan pendapatan pribadi yang dapat dibelanjakan meningkat dari 77% pada tahun 1990 menjadi 127% pada akhir 2007; sebagian besar peningkatan tersebut diakibatkan oleh hipotek.[6] Setelah harga penjualan rumah di AS memuncak pada pertengahan tahun 2006 dan mulai menurun, pengembalian uang menjadi lebih sulit. Dengan melonjaknya tingkat bunga ARM, pelanggaran hipotek meningkat. Jaminan hipotek, termasuk hipotek subprima, yang sebagian besar dipegang oleh firma-firma keuangan, kehilangan nilainya. Investor global juga mengurangi pembelian utang hipotek dan jaminan lainnya, sehingga kapasitas dan kemauan sistem keuangan swasta untuk membantu peminjaman menurun.[1] Keprihatinan akan pasar kredit dan finansial AS mengakibatkan pengetatan kredit di seluruh dunia dan pelambatan pertumbuhan ekonomi di AS dan Eropa. Referensi
|