Kriopreservasi atau pengawetan kriogenik adalah proses di mana organel, sel, jaringan, matriks ekstraseluler, organ, atau struktur biologis lainnya yang rentan terhadap kerusakan akibat kinetika kimia yang tak teratur dipertahankan dengan pendinginan hingga suhu yang sangat rendah[1] (biasanya −80 °C menggunakan karbon dioksida padat atau −196 °C menggunakan nitrogen cair). Pada suhu yang sangat rendah, aktivitas enzimatik atau kimia apa pun yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan biologis akan dihentikan secara efektif. Metode kriopreservasi berusaha mencapai suhu rendah tanpa menyebabkan kerusakan tambahan yang disebabkan oleh pembentukan kristales selama proses pembekuan. Kriopreservasi tradisional mengandalkan pelapisan bahan yang akan dibekukan dengan kelas molekul yang disebut krioprotektan. Metode baru yang lebih efektif sedang diselidiki karena adanya toksisitas pada banyak bahan krioprotektan.[2]
Engelmann F, Dulloo ME, Astorga C, Dussert S, Anthony F, ed. (2007). Conserving coffee genetic resources. Bioversity International, CATIE, IRD. hlm. 61. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-04. Diakses tanggal 2007-12-12.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
ReproTech Limited (2012). "Fertility Preservation". ReproTech Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-04.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Perry SF (1995). "Freeze-drying and cryopreservation of bacteria". Cryopreservation and Freeze-Drying Protocols. Methods in Molecular Biology. 38. Clifton, N.J. hlm. 21–30. doi:10.1385/0-89603-296-5:21. ISBN0-89603-296-5. PMID7647859.