Kosmos 1408
Kosmos 1408 adalah sebuah satelit electronic and signals intelligence (ELINT) yang dioperasikan oleh Uni Soviet. Satelit ini diluncurkan ke orbit Bumi rendah pada 16 September 1982 untuk menggantikan Kosmos 1378. Pada 15 November 2021, Kosmos 1408 dihancurkan dalam rangkaian uji senjata antisatelit Rusia. Penghancuran ini menyebabkan tersebarnya sampah antariksa dalam orbit antara 300 hingga 1.100 km di atas Bumi. Keberadaan sampah antariksa ini mampu menghantam Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kru kapal tersebut pun menyelamatkan diri ke dalam kapsul pelarian. Kegunaan dan peluncuranSatelit ini merupakan bagian dari sistem satelit surveilans militer ELINT, Tselina-D.[2][3] Ia dikembangkan oleh Yuzhnoye. Beratnya sekitar 2.200 kg[4] dan diperkirakan dapat melayani selama 6 bulan.[5] Dalam sistem Tselina, satelit ini menggantikan Kosmos 1378.[4] Kosmos 1408 diluncurkan melalui kapal luncur Tsyklon-3, pada 16 September 1982, dari Situs 32/2[6] di Kosmodrom Plesetsk.[4] Satelit ini kemudian ditempatkan di orbit Bumi rendah dengan periapsis 645 km dan apoapsis 679 km, serta inklinasi sebesar 82,5°. Periode orbitalnya sebesar 97,8 menit.[1] PenghancuranPada 15 November 2021, satelit ini dihancurkan. Penghancuran ini menciptakan awan sampah antariksa yang mengancam keamanan Stasiun Luar Angkasa Internasional (SLAI).[2] Ketujuh kru SLAI (4 orang Amerika, 2 orang Rusia, dan 1 orang Jerman)[7] pun menyelamatkan diri di dalam kapsul pelarian[8] agar mereka dapat segera kembali ke Bumi apabila stasiun tersebut terhantam sampah.[9] Kosmos 1408 mengorbit dalam ketinggian yang tidak terlalu jauh di atas ketinggian orbital SLAI[3] dan sampah penghancurannya melewati SLAI setiap 93 menit.[10] Kru SLAI hanya menyelamatkan diri pada perlintasan kedua dan ketiga SLAI melewati daerah sampah itu karena harus pertama-tama melakukan asesmen terhadap risiko hantaman sampah.[11] Sampah antariksa ini juga berisiko menghantam satelit-satelit orbit rendah lainnya.[9] Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pun kemudian menuduh bahwa Rusia menggunakan Kosmos 1408 sebagai target bidikan dalam uji senjata antisatelit, untuk mengukur kemampuan misil berbasis darat terhadap satelit rusak.[10] Kemenlu AS menilai bahwa aksi tersebut "berbahaya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan".[7] Keesokan harinya, Sergey Shoygu, menteri pertahanan Rusia, menyatakan bahwa sampah antariksa tersebut memang hasil dari sebuah uji misil Rusia, tetapi ia menyatakan bahwa sampah tersebut tidak mengancam aktivitas antariksa yang lain.[12] Misil A-235 ("Nudol")[6] diluncurkan dari Kosmodrom Plesetsk.[9] Sistem ini sudah diuji sejak tahun 2014, tetapi Kosmos 1408 adalah satelit pertama yang berhasil dihancurkan.[6] Traktat Luar Angkasa, yang diratifikasi oleh Rusia, melarang beberapa jenis aktivitas militer di luar angkasa, tetapi tidak misil antisatelit yang membawa misil konvensional.[13] Juru bicara AS, Ned Price, mengatakan bahwa insiden ini menghasilkan 1.500 buah sampah antariksa yang dapat dijejak melalui radar berbasis darat[10][14] serta ratusan ribu buah sampah lainnya yang lebih sulit dijejak.[9] Sampah ini diperkirakan akan terus mengorbit selama beberapa tahun, bahkan beberapa dekade.[15] Pada 16 November 2021, sampah antariksa tersebut mengorbit pada ketinggian antara 440 hingga 520 km.[9] Di 17 November angka ini sudah melebar menjadi 300 hingga 1.100 km.[16] Administrator Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, Bill Nelson, mengatakan bahwa "Dengan sejarahnya yang panjang dan berlapis dalam bidang penerbangan antariksa manusia, tidak terbayangkan bahwa Rusia akan menempatkan bukan hanya astronaut-astronaut Amerika dan internasional dalam bahaya, tetapi juga kosmonaut mereka sendiri"; merujuk pada dua kosmonaut Rusia yang berada di SLAI. "Aksi yang mereka lakukan itu amat berbahaya dan juga mengancam Stasiun luar angkasa Tiongkok."[17] Lihat pula
Referensi
|