Kontsérn Kaláshnikov
JSC Kalashnikov Concern (bahasa Rusia: Конце́рн Кала́шников, translit. Kontsérn Kaláshnikov), hingga tahun 2013 dikenal sebagai Izhevsk Machine-Building Plant (bahasa Rusia: Иже́вский машинострои́тельный Заво́д (ИЖМАШ), translit. Izhévsky mashinostroítelny Zavod (IZhMASh)),[1][2] adalah perusahaan manufaktur pertahanan Rusia dan perusahaan saham gabungan yang berkantor pusat di kota Izhevsk di Republik Udmurtia serta ibu kota Moskwa. Perusahaan ini merancang dan memproduksi berbagai macam senjata sipil dan militer termasuk senapan serbu, senapan runduk, senapan penembak jitu, senapan mesin, senjata otomatis regu, senapan berburu, senapan gentel, proyektil artileri berpandu, dan berbagai jenis senjata presisi lainnya termasuk sistem senjata jarak jauh, kendaraan nirawak, dan robot militer.[3][4][5] Kalashnikov Concern memproduksi sekitar 95% dari semua senjata api di Rusia dan memasok ke lebih dari 27 negara di seluruh dunia, menjadikannya produsen senjata api terbesar di Rusia. Produk terkenalnya seperti seri senapan serbu Kalashnikov (AK), seri senapan mesin ringan RPK, senapan sniper semi-otomatis Dragunov SVD, karabin semi-otomatis SKS, pistol PM Makarov, senapan Saiga-12, dan pistol mitraliur Vityaz-SN dan PP-19 Bizon. Senjata api ini (kecuali SVD, SKS, dan PM) didasarkan pada seri AK yang terkenal, karena keandalannya untuk bertahan dalam kondisi yang keras, biaya produksinya yang rendah, ketersediaannya di hampir setiap wilayah geografis, dan kemudahan penggunaannya.[1][5] Pada tahun 2018, 26% saham perusahaan ini dimiliki oleh Rostec, sedangkan 74% sisanya dimiliki oleh investor swasta.[6] Perusahaan ini memiliki tiga merk senjata api: "Kalashnikov" (senjata tempur dan sipil), "Baikal" (senjata berburu dan sipil), dan "Izhmash" (senjata olahraga). Perusahaan ini juga mengembangkan lini bisnis baru yang mencakup sistem kendali senjata jarak jauh, kendaraan udara dan darat nirawak, dan kapal khusus multifungsi.[6] SejarahTahun-tahun awalSebuah gudang senjata di kota Izhevsk didirikan atas perintah Tsar Rusia Aleksandr I pada tanggal 10 Juni 1807, dan Andrey Deryabin, kepala insinyur pertambangan di pabrik besi kota ditugaskan untuk konstruksi dan pengoperasian. Gudang senjata ini ditempatkan di tepi Sungai Izh, karena kedekatannya dengan pabrik besi yang bisa menyelesaikan permasalahan pasokan bahan mentah.[5][7] Pada tahun 1807, gudang senjata ini menghasilkan 7 senapan panjang, 5 pasang pistol, dan 6 pedang belakang.[5] Senjata pertama yang dikembangkan oleh gudang senjata adalah senapan musket No. 15 17.7mm pada musim gugur 1807, dan setahun kemudian mulai diproduksi massal. Pabrik tersebut memasok lebih dari 6.000 senapan 17,7 mm No. 15 kepada Tentara Kekaisaran Rusia. Gudang senjata juga memproduksi senapan, musket, karabin, dan blunderbuss untuk kavaleri pada tahun 1809. Meskipun pembangunan gudang senjata belum selesai, produksi senjata dipercepat karena invasi Prancis ke Rusia. Pada tahun 1830, gudang senjata mencapai produksi tahunan yang ditargetkan sebanyak 25.000 senjata panjang dan 5.000 pedang belakang.[5][7] Pada tahun 1817, pembangunan gedung gudang senjata utama telah selesai. Gedung ini memiliki 4 lantai dan merupakan salah satu bangunan industri bertingkat pertama di Rusia. Pertengahan hingga akhir 1800-anMulai tahun 1830-an, gudang senjata mulai memproduksi senapan pendek "Gartung", senapan breechloader "Phalis", dan senjata kapal untuk Armada Baltik Angkatan Laut Kekaisaran Rusia. Selama Perang Krimea, Izhevsk memasok Tentara Kekaisaran Rusia dengan 130.000 senapan, dengan sepertiganya beralur. Pada tahun 1857, gudang senjata memproduksi lebih dari 670.000 senjata flintlock, lebih dari 220.000 senapan perkusi, lebih dari 58 ribu senapan, serta sejumlah besar pedang dan tombak.[7] Pada tahun 1867, gudang senjata direorganisasi menjadi penyewaan dan perusahaan komersial swasta. Di masa itu, gudang senjata dipasang kembali dan dilengkapi dengan mesin uap, mesin baru, dan tungku perapian terbuka. Hal ini memungkinkan gudang senjata untuk memproduksi lebih banyak senjata breechloader untuk Tentara Kekaisaran Rusia, terutama senapan jenis "Krnk" dan "Berdan". Senapan Berdan juga merupakan senapan yang paling banyak diproduksi di pabrik tersebut saat itu, secara tidak langsung memungkinkan Rusia mendekati statusnya sebagai penguasa industri persenjataan Eropa.[7] Ketika metode pembuatan baja berkualitas tinggi berkembang, Izhevsk menjadi sumber laras senapan dan penerima laras untuk pabrik Rusia. Pada tahun 1884, pabrik tersebut kemudian dikembalikan ke negara dan menjadi Pabrik Senjata dan Baja Izhevsk (IGSF). Pada tahun 1885, IGSF mulai memproduksi senjata dan peralatan berburu. Pada tahun 1891, IGSF mulai memproduksi senapan Mosin-Nagant secara massal. IGSF juga mulai menggunakan generator DC untuk untuk menerangi pabrik dan menyalakan mesin. IGSF adalah satu-satunya perusahaan Rusia yang memproduksi senjata api untuk semua cabang militer Rusia. Berkat IGSF, Izhevsk menjadi pusat industri besar di Rusia.[7] Perang Dunia I dan periode antar perangSelama Perang Dunia I, IGSF memasok Tentara Kekaisaran Rusia dengan lebih dari 1,4 juta senapan baru dan sekitar 188.000 senjata bahu yang dilebur. Sebelum Revolusi Rusia pecah, IGSF adalah pemimpin industri pertahanan di Rusia dalam hal kapasitas produksi dan tenaga kerja. Pada tahun 1917, sekitar 34.000 orang bekerja di IGSF. Pada tahun 1918, sebuah biro desain didirikan di IGSF.[8] Setelah pembentukan Uni Soviet pada tahun 1922, perubahan besar terjadi pada IGSF. Pabrik senjata berburu pertama dibuka di lokasi perusahaan pada tahun yang sama. IGSF membutuhkan personel yang lebih terlatih untuk mengakomodasi produksi baru dan mengerjakan mesin yang lebih baru. Jadi, pada tahun 1929, personel yang terikat IGSF harus dilatih di Sekolah Teknik Izhevsk. Reorganisasi kembali terjadi pada tahun 1930-an, termasuk konversi IGSF menjadi Kepala Biro Perancang, serta adopsi dan produksi beberapa model senjata api baru: seperti senapan Mosin-Nagant 1891/1930 yang dimodifikasi, senapan tempur AVS-36, senapan SVT-38, dan pistol TT. Pada tahun 1938, ban berjalan diimplementasikan ke dalam produksi senapan, sehingga secara signifikan meningkatkan tingkat produksi senjata api untuk Angkatan Darat Soviet. Pada tahun 1939, pabrik utama IGSF, Pabrik No. 180, dipecah menjadi dua perusahaan independen: Pabrik Metalurgi No. 71 dan Pabrik Teknik No. 74 yang memproduksi senjata. Pabrik Teknik No. 74 kemudian berganti nama menjadi Pabrik Pembuatan Mesin Izhevsk, atau sederhananya, Izhmash.[7] Perang Dunia IISelama Perang Dunia II, Pabrik Teknik No. 74 berfungsi sebagai produsen senjata api utama untuk Angkatan Bersenjata Soviet. Karena Operasi Barbarossa membuat Uni Soviet berada di posisi terdesak, pabrik tersebut memproduksi senjata api sebanyak-banyaknya, Dari tahun 1941 hingga 1942, pabrik tersebut memproduksi massal senjata anti-tank PTRD dan PTRS-41, senapan mesin anti-pesawat Berezin UB, senjata pesawat Shpitalny Sh-37 dan Nudelman-Suranov NS-37, serta senapan runduk dengan pemandang optik, bersama dengan pistol TT dan revolver Nagant M1895. Sebanyak 11.450.000 senapan dan karabin diproduksi di pabrik, melebihi semua produksi gabungan senjata api Jerman yang sebesar 10,3 juta. Selain senjata api, pabrik ini juga memproduksi lebih dari 15.000 senjata pesawat dan lebih dari 130.000 senjata anti-tank.[7][8] Pada tanggal 20 Juli 1942, Pabrik No. 622 memisahkan diri dari Pabrik No. 74. Pabrik No. 622 kemudian berganti nama menjadi Pabrik Mekanik Izhevsk, atau sederhananya, Izhmekh.[7] Pasca Perang Dunia IISetelah Perang Dunia II, Pabrik Pembuatan Mesin Izhevsk kemudian memulihkan produksi senjata dan transportasi sipilnya. Pabrik itu juga mempekerjakan veteran perang, salah satunya Mikhail Kalashnikov, yang pada tahun 1947 berhasil menciptakan senapan serbunya, AK-47 dengan selongsong 7,62×39mm. AK-47 menjadi senapan standar Angkatan Darat Soviet pada tahun yang sama, dan kemudian menjadi populer di seluruh dunia. Pabrik tersebut juga membuat senjata berburu terbaru yang didasarkan dari senapan Mosin-Nagant serta senjata olahraga. Senjata olahraga ini membantu tim Uni Soviet memenangkan kompetisi menembak di kejuaraan Eropa dan Olimpiade Musim Panas berkali-kali.[7][8][9] Kalashnikov kemudian merancang senapan serbu AKM dan AK-74 yang lebih baru, senapan mesin ringan RPK, dan senapan mesin sabuk PK. Senjata ini membantu memberikan daya tembak yang lebih besar bagi Angkatan Darat Soviet serta banyak negara yang mengimpornya. Perancang senjata Yevgeny Dragunov berkontribusi dengan menciptakan senapan runduk SVD miliknya. Dirancang pada tahun 1963 dan didasarkan pada senapan olahraga, SVD menjadi senjata pendukung pasukan untuk Angkatan Darat Soviet pada tahun yang sama, serta memulai tren baru senapan runduk semi-otomatis.[7][9] Pada tahun 1975, Pabrik Pembuatan Mesin Izhevsk mengubah namanya menjadi Asosiasi Industri Izhmash.[1] Masa kontemporerSetelah runtuhnya Uni Soviet, Izhmash mengalami penurunan permintaan dan bersaing dengan produsen senjata api luar negeri. Sehingga, Izhmash menciptakan senapan semi-otomatis Saiga, dan secara bertahap mulai memproduksi Tigr, versi sipil dari SVD yang dibuat pada tahun 1970-an. Izhmash juga melakukan ekspansi ke pasar Barat, yang sangat sukses dengan produk Saiga-nya. Izhmash juga menciptakan dua senapan runduk baru, SV-98 dan SV-99, yang memiliki tingkat presisi lebih tinggi daripada SVD, untuk unit khusus Angkatan Bersenjata Rusia.[7][9] Di balik kesuksesannya, Izhmash masuk ke dalam beberapa perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan pada tahun 2008. Rostekhnologii (sekarang Rostec) mengungkapkan keadaan buruk Izhmash pada tahun 2010, di mana liabilitas gabungan Izhmash mencapai ₽19 miliar pada awal 2011.[9] Akibatnya, Rostec mengambil alih Izhmash dan mulai melakukan restrukturisasi dan konsolidasi pada tahun 2011. Izhmash kemudian dibangun kembali melalui konsolidasi aset pada tahun 2012. Kalashnikov ConcernPada 13 Agustus 2013, Izhmash dan Izhmekh (sebelumnya Izhevsk Mechanical Plant) melakukan merger, sebagai perusahaan baru bernama Kalashnikov Concern. Berkat merger tersebut, Kalashnikov Concern menjadi produsen senjata terbesar dan terpenting Rusia.[10] Pada Juli 2014, Kalashnikov Concern dijatuhi sanksi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa sebagai akibat aneksasi Krimea oleh Rusia dan intervensi militer Rusia di Ukraina.[11] Karena Eropa dan Amerika Serikat adalah pelanggan terbesar produk senjata api sipilnya, Kalashnikov terpaksa memikirkan kembali strategi pemasarannya. Sehingga mereka membuka lima pasar baru dan mulai menjual senjata api sipil ke 10 negara baru untuk membantu menutupi kerugiannya.[12] Pada tahun yang sama, Kalashnikov Concern mempresentasikan "Strategi 2020", yang mencakup pemasangan ulang peralatan dan modernisasi produksi. Saat diimplementasikan, proyek ini akan meningkatkan teknologi produksi secara kualitatif, mengurangi biaya operasi, dan konsumsi energi, sekaligus meningkatkan kondisi kerja dan produktivitas secara keseluruhan.[13] Pada 9 Februari 2017, manajemen Rostec memberikan izin untuk mengalihkan Kalashnikov Concern kepada investor swasta. Saat ini, Rostec memegang 26% saham perusahaan, sementara investor swasta memegang 74%.[6] Pada tahun 2022, perusahaan ini dilaporkan mencapai rekor peningkatan produksi senjata tahunan sebesar 40% untuk kebutuhan domestik dan ekspor, dan juga menyelesaikan satu perjanjian produksi berlisensi.[14] Pada Mei 2023, perusahaan ini mencapai rekor 10 tahun dalam pengiriman senjata selama kuartal pertama tahun tersebut.[15] ProdukPistol
Senapan serbu
KarabinSenapan mesin
Pistol mitraliur
Senapan semi otomatis
Senapan runduk
Senapan Bolt Action
Shotgun
Senjata beratLihat pula
Referensi
|